Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri menolak rencana impor beras 1 juta ton tahun ini. Mengingat adanya sejumlah tren perbaikan dari kinerja maupun infrastruktur penunjang pertanian dalam negeri.
Dia bilang, setidaknya ada tiga alasan kuat untuk tidak membuka keran impor beras saat ini. Pertama, di tengah pandemi covid-19, sektor pertanian justru mencatatkan pertumbuhan positif. Dimana, subsektor tanaman pangan tumbuh positif 3,54 persen atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Baca Juga
Kedua, keberhasilan pemerintah untuk terus meningkatkan ketersediaan lahan untuk komoditas beras. Sebagaimana yang dihimpun dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA).
Advertisement
"Lahan baku kita naik untuk beras dari 7,1 juta hektare (ha) menjadi 7,46 juta ha dari hasil pendekatan baru untuk mengestimasi lewat KSA misalnya," ungkapnya dalam webinar bertajuk Reformulasi Kebijakan Perberasan, Senin (22/3).
Ketiga, telah mantapnya infrastruktur penunjang sektor pertanian padi saat ini. Menyusul aksi jor-joran pemerintah dalam membangun infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia.
"Seperti saluran irigasi sudah banyak yang selesai, juga bendungan sudah banyak selesai. Jadi, sebetulnya sudah banyak nyata hasilnya," terangnya.
Oleh karena itu, dia menyebut, ironi jika pemerintah ngotot untuk tetap membuka keran impor beras pada saat ini. Sebab, kondisi sektor pertanian dalam negeri saat ini tengah berada dalam tren yang positif.
"Jadi, ini momentum sekali lagi untuk mematri agar (pertanian) kita lebih kuat lagi. Saya kok terkejut dengan rencana impor pangan di tengah tren seperti ini," ucap dia menekankan.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mendag Lutfi Pasang Badan Soal Impor Beras 1 Juta Ton: Salahkan Saja Saya
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi pasang badan terkait polemik impor beras. Menurutnya, jika ada pihak yang harus disalahkan, itu adalah dirinya.
"Saya tidak melihat perbedaan antara Kemendag, Kementan, Bulog, atau Kemenko Perekonomian. Saya minta kalau salah, salahkan saja saya," ujarnya seperti dikutip dari akun Youtube Kementerian Perdagangan, ditulis Sabtu (20/3).
Selain itu, dia juga memastikan akan selalu berkoordinasi dengan komisi IV sebagai mitra kerja di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Saya terima kasih komisi IV yang memberikan pandangan politiknya. Pasti kita perhatikan," tuturnya.
Mendag Lutfi menegaskan bahwa rencana impor beras ini adalah langkah antisipasi. Di mana sudah menjadi tugasnya lah untuk mempersiapkan yang terburuk.
Dia turut menjamin impor beras akan dilakukan tanpa menghancurkan harga beras lokal. "Saya jamin tidak ada impor beras untuk menghancurkan harga beras rakyat. Pasti. Ini komitmen," tegasnya.
"Tapi memang tugas saya sebagai Mendag, memikirkan yang tak terpikirkan, memikirkan yang terburuk sesuai tugas dan tanggung jawab saya," tutupnya.
Reporter : Harwanto Bimo Pratomo
Sumber: Merdeka.comÂ
Advertisement