Rating Kredit Indonesia Tetap Stabil, Sri Mulyani Bersyukur

Lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan peringkat (rating) kredit Indonesia pada posisi BBB, dengan tetap mempertahankan juga outlook yang stable

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2021, 12:44 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 12:38 WIB
20170208-Mandiri Investment Forum-Jakarta
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan pada pembukaan Mandiri Investment Forum (MIF) 2017 di Jakarta, Rabu (8/2). MIF 2017 memperkenalkan peluang investasi sektor riil di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan peringkat (rating) kredit Indonesia pada posisi BBB, dengan tetap mempertahankan juga outlook yang stable. Dengan performa ini, Fitch mengkonfirmasi bahwa langkah penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi di Indonesia berjalan on-track.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia masih diposisi stabil dan ratingnya tidak di down grade seperti negara-negara lain. Menurutnya hal ini merupakan pencapaian yang patut disyukuri meskipun harus tetap waspada dan terus memperbaiki faktor-faktor struktural

"Posisi rating indonesia dari kelima rating agencey internasional terlihat menggambarkan relatively bisa disebut ratingnya tetap dijaga dan outlooknya relatif stabil," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Edisi Maret, Selasa (23/3/2021).

Dalam laporannya, Indonesia dianggap mampu menahan guncangan (shock) akibat pandemi tanpa dampak negatif bagi arah perekonomian jangka menengah.

Indonesia dinilai mampu menciptakan prospek pertumbuhan jangka menengah dengan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang relatif terjaga. Reformasi struktural yang dijalankan juga memberi harapan bahwa Indonesia akan beranjak mencapai level yang semakin kompetitif dibanding negara peers – kategori 'BBB' – baik dalam indikator tata kelola maupun dalam tingkat PDB per kapita.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, Fitch optimis terhadap proses pemulihan ekonomi Indonesia. Fitch memproyeksikan pertumbuhan PDB sebesar 5,3 persen di tahun 2021 dan 6,0 persen di tahun 2022. Pemulihan ekonomi didukung belanja stimulus pemerintah dan peningkatan ekspor.

Fitch berharap momentum pertumbuhan ekonomi didukung dengan langkah-langkah reformasi untuk peningkatan efektivitas kebijakan fiskal. Sementara reformasi struktural melalui implementasi Omnibus Law Cipta Kerja diharapkan akan meningkatkan iklim bisnis dan menarik investasi. Fitch juga melihat bahwa pengeluaran pemerintah tetap fokus pada penanganan gangguan kesehatan, menjaga konsumsi rumah tangga miskin dan rentan serta memberi dukungan bagi dunia usaha.

Fitch memandang bahwa pembangunan infrastruktur menjadi kunci prioritas jangka menengah. Pembentukan “Sovereign Wealth Fund”, Otoritas Investasi Indonesia, akan membantu membiayai pembangunan infrastruktur ke depan dengan memberi alternatif pendanaan tidak hanya mengandalkan dari pemerintah tetapi juga dari sektor swasta.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Defisit Fiskal

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Fitch memproyeksikan konsolidasi fiskal akan berjalan secara gradual, defisit fiskal akan menyempit di 2021 menjadi 5,6 persen dari 6,1 persen di 2020. Konsolidasi fiskal harus diteruskan di tahun 2022, setelah dampak pandemi mereda. Dengan dukungan luas di seluruh spektrum politik dan rekam jejak akumulasi utang yang rendah dibandingkan negara peers, rencana pemerintah kembali ke pagu defisit 3 persen pada tahun 2023 menjadi sangat rasional.

Dampak pandemi pada kondisi fiskal Indonesia tidak separah negara peers. Pelebaran defisit fiskal pada 2020 lebih kecil dibanding median ‘BBB’. Otoritas tetap perlu menjaga kesinambungan fiskal jangka panjang.

Langkah Fitch mempertahankan rating kredit Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stable merupakan pengakuan atas stabilitas makroekonomi dan prospek jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga di tengah situasi pandemi Covid-19. Hal ini tentunya didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang tetap kuat antara Otoritas Moneter dan Pemerintah.

Pemerintah akan terus berusaha memperhatikan perkembangan yang ada baik di domestik maupun global, mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Pemerintah juga mengharapkan partisipasi masyarakat untuk tetap patuh dalam menjalankan protokol kesehatan agar pandemik Covid-19 ini dapat dikendalikan dan segera dilalui sehingga Indonesia dapat segera bangkit kembali.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya