Tak Sembarang Beri Kredit, Begini Cara BRI Pilih Sektor Prioritas

Direktur Utama BRI, Sunarso menuturkan mendorong pertumbuhan kredit dan pemilihan sektor prioritas itu sangat penting.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 25 Mar 2021, 17:21 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 17:20 WIB
UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu cara mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan kredit coba dilakukan sejumlah bank, tak terkecuali PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Meski demikian, pemilihan sektor prioritas terkait kredit sangatlah penting. Terdapat sejumlah kriteria yang harus diperhatikan, seperti yang diungkapkan Direktur Utama BRI, Sunarso.

"Mendorong pertumbuhan kredit dan pemilihan sektor prioritas itu sangat penting. Salah satu yang kami dukung penuh itu UMKM. Ada lima kriteria saat melakukan pemilihan sektor prioritas," katanya secara virtual, Kamis, (25/3/2021).

Berikut lima kriteria yang harus dipenuhi :

1. Kontribusi yang besar dalam PDB

2. Penyerapan tenaga kerja yang tinggi

3. Tenaga kerja yang upahnya murah

4. Analisis tabel input-output backward linkage index

5. Analisis tabel input-output forward linkage index.

Dari kelima kriteria tersebut terdapat lima tujuan yang hendak dicapai, yakni:

1. Untuk mempercepat pemulihan ekonomi

2. Untuk mengatasi kenaikan pengangguran dan mempertahankan pendapatan

3. Untuk mempertahankan daya beli masyarakat level bawah yang paling rentan konsumsinya jatuh

4. Mencari sektor yang keterkaitannya tinggi dengan sektor lain dalam penggunaan input/bahan baku produksinya.

5. Mencari sektor yang keterkaitannya tinggi dengan sektor lain dalam penggunaan hasil outputnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Mendorong Kredit

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Perlambatan ekonomi terjadi seiring dengan pandemi COVID-19 yang terjadi. Melihat hal ini, beragam upaya dilakukan agar peningkatan kembali terjadi di Indonesia.

Salah satu langkah yang ditempuh ialah mencoba menumbuhkan kredit di masyarakat, seperti yang diungkapkan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso.

"Kreditnya ditumbuhkan, dengan cara apa, beragam kebijakan diberikan, salah satunya suku bunga kredit di turunkan. Namun hal ini tak membuat kredit naik signifikan," ujar dia secara virtual, Kamis (25/3/2021).

Sunarso menjelaskan, tahun lalu pertumbuhan kredit nasional mengalami perlambatan hingga 2,24 persen. Untuk bank-bank swasta minus 4 persen dan bank swasta asing minus hingga 20 persen.

"Yang paling elastis mendorong pertumbuhan kredit ialah satu mendorong kebutuhan rumah tangga, dua meningkatkan daya beli masyarakat," ujarnya.

Oleh karena itu, pemerintah fokus memberikan pekerjaan kepada masyarakat agar pendapatan mengalir ke bawah melalui proyek padat karya, serta memberikan uang agar bisa meningkatkann daya beli.  

"Jangan khawatir terlalu berlebihan, perbankan saat ini kondisinya masih relatif kuat dan solid. Car (capital adequacy ratio) itu masih 24,25 persen, lalu NPL (Non Performing Loan) 3,18 persen di tahun 2020. Jadi masih terkelola dengan baik," tuturnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya