Apindo: Cuma 33 Persen Usaha Mampu Bertahan Jika Pandemi Covid-19 Berlanjut

Saat ini, hanya ada 33,3 persen usaha kelas menengah yang mampu mempertahankan bisnis lebih dari 1 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Apr 2021, 13:20 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 13:20 WIB
Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. (dok: Pramita)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani mengatakan, saat ini, hanya ada 33,3 persen usaha kelas menengah yang mampu mempertahankan bisnis lebih dari 1 tahun. Dengan catatan jika pandemi Covid-19 terus berlanjut hingga akhir 2021 mendatang.

"kalau kondisinya (pandemi) seperti ini tidak ada perubahan sampai (akhir 2021) sepertiga (usaha menengah) bisa bertahan lebih dari 1 tahun," ungkap dia dalam webinar bertajuk Indonesia Macroeconomic Update 2021, Kamis (8/4).

Sedangkan untuk menjaga kelangsungan bisnisnya, mayoritas pelaku usaha menengah melakukan efisiensi biaya operasional. Salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan.

"Jadi, menyusutkan jumlah tenaga kerja itu yang paling besar," ucap dia menekankan.

Selain itu, pelaku usaha menengah juga terpaksa mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan selama pandemi berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan demi mengurangi biaya produksi perusahaan.

"Lalu, cara lainnya melakukan penyesuaian kuantitas dan kualitas (produk)," bebernya.

Sebagai informasi, survei oleh Apindo ini dilakukan pada Januari 2021. Survei sendiri melibatkan 600 usaha menengah dari anggota Apindo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bagi Bisnis Hotel dan Restoran, Dampak Pandemi Lebih Seram dari Teror Bom

Ilustrasi hotel
Ilustrasi hotel (dok.unsplash/ reisetopia)

Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono menegaskan dampak pandemi Covid-19 jauh lebih berat ketimbang sejumlah teror bom bagi kelangsungan bisnis hotel dan restoran.

"Saya kira kalau pengaruhnya itu jauh lebih berat Covid-19 daripada bom itu ya. Ini saya kira, kalau bom ini ada (dampak) tapi tidak seberat Covid-19," ujarnya dalam video conference, Senin (5/4).

Serta Sistem Seleksi Sutrisno mengungkapkan, begitu beratnya dampak yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19 lantaran hal ini berkaitan langsung dengan persoalan kesehatan. Sehingga turut membatasi mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat karena takut terpapar virus corona jenis baru itu.

"Jadi, Kita lebih konsentrasi agar masalah Covid-19 itu selesai," ucapnya.

Sedangkan dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah teror bom dinilai tidak terlalu mengancam serius geliat bisnis hotel dan restoran. Mengingat persoalan keamanan ini masih sanggup ditangani oleh pihak Kepolisian.

Kendati demikian, dia meminta, pihak Kepolisian untuk tetap proaktif untuk melakukan tindak pencegahan. Langkah preventif tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya insiden teror bom di seluruh wilayah Indonesia.

"Jadi, saya kira untuk penanganan (teror bom) ini kita berharap agar pemerintah khususnya dari Kepolisian bisa lebih dari proaktif ya," tegasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya