Dukung Transisi Energi, Facebook Beli Pembangkit Listrik Tenaga Angin di India

Ini adalah proyek kedua Facebook di sektor energi terbarukan setelah proyeknya di Singapura beberapa tahun silam.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2021, 04:24 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2021, 04:21 WIB
Facebook, Logo Facebook
Facebok, Logo Facebook. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Liputan6.com, Jakarta Raksasa media sosial Facebook tampaknya kian melebarkan sayap bisnisnya. Belum lama ini, Facebook diketahui berencana meneken kontrak perjanjian untuk membeli pembangkit listrik lokal India, bekerjasama dengan salah satu perusahaan energi terbarukan, CleanMax.
 
Seperti dikutip dari Hindustan Times, Sabtu (17/4/2021) pembangkit ini memasok daya listrik yang bersumber dari tenaga bayu atau angin, sehingga tergolong energi terbarukan. Pembangkit ini diprediksi mampu menghasilkam daya listrik mencapai 32 MW.
 
Jaringan turbin angin yang dibeli Facebook ini berlokasi di negara bagian Karnataka, selatan Mumbai. Dalam rencananya, Facebook akan berperan sebagai pembeli daya listrik, sementara CleanMax akan menjadi operator PLTB.
 
Langkah Facebook ini sebagai bagian dari janji perusahaan untuk mendukung transisi energi bersih. Dalam keterangannya, Facebook juga menyebut pembelian listrik dilakukan dengan sertifikat kredit karbon.
 
Facebook menyebut transaksi ini merupakan langkah pertama perusahaan untuk membeli jaringan listrik, dan memulai dengan membeli listrik dari energi terbarukan.
 
Meski begitu, ini sebenarnya bukanlah proyek pertama Facebook di sektor energi terbarukan. Di Singapura, mereka juga telah bekerjasama dengan tiga perusahaan energi, untuk menyediakan 160 MW listrik yang dihasilkan dari panel surya.
 
Bedanya, pasokan listrik terbarukan yang dibeli Facebook di Singapura dipakai untuk mengaliri daya bagi pusat data pertama mereka di Asia. Pusat data ini dibangun di Singapura beberapa tahun silam.
 
Sementara itu, secara terpisah bos Facebook, Mark Zuckerberg mengumumkan, semua kantor cabang Facebook telah mengadopsi sumber energi terbarukan untuk operasionalnya. Mereka juga berambisi untuk mencapai nol karbon.
 
Raksasa teknologi lainnya juga telah melakukan hal serupa. Amazon dan Microsoft telah berjanji untuk melakukan transisi ke energi terbarukan pada aktivitas bisnisnya. Terlebih kedua perusahaan ini adalah pemain besar dalam penyediaan cloud yang membutuhkan daya listrik besar bagi bisnis pusat data mereka.
 

Langkah Amazon di India

Logo Amazon
(Doc:Laura Muriel)
Amazon juga telah jalan lebih dulu. Perusahaan besutan miliarder Jeff Bezos ini telah memiliki pasokan energi listrik terbarukan dengan kapasitas 8 MW di India dari pembangkit tenaga surya. Sumber pembangkit ini tersebar di empat wilayah di India, seperti dikutip dari laman resmi perusahaan.
 
Dalam skala global, perusahaan melaporkan telah mencapai 42 persen bauran energi bersih pada operasional bisnisnya di seluruh negara. Dan menargetkan untuk mencapai bebas karbon empat tahun mendatang.
 
Selain itu, secara keseluruhan Amazon telah memiliki sekitar 127 proyek pembangkit listrik terbarukan, yang sebagian besar berada di Amerika Utara dan Eropa. Dari jumlah ini menghasilkan 6.500 MW listrik. 
 
Microsoft juga mengambil langkah serupa. Tahun lalu perusahaan merilis janji mereka untuk bisa mencapai bebas karbon dalam lima tahun hingga 2025 mendatang.
 
Setelahnya, pada bulan November di tahun yang sama, Microsoft diketahui bekerjasama denan perusahaan energi listrik asal Swedia, Vattenfall untuk menyediakan layanan pelacak konsumsi energi. Ini dipakai untuk mendukung transparansi penggunaan energi di pusat data terbaru Microsoft di negara itu.
 
 
Reporter: Abdul Azis Said
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya