Selain Senjata, Ini Daftar Barang yang Diimpor Indonesia dari Israel pada 2020

Meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, Indonesia dan Israel memiliki transaksi perdagangan dengan nilai cukup besar.

oleh Andina Librianty diperbarui 22 Mei 2021, 12:33 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2021, 11:00 WIB
Sebut Israel Negara yang Tak Diakui, Majalah Prancis Ditarik
Bendera Israel di Mal di Yerusalem dalam rangka 50 tahun berdirinya negara itu. Foto diambil pada 27 April 1998. (MENAHEM KAHANA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, Indonesia dan Israel memiliki transaksi perdagangan dengan nilai cukup besar.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama 5 tahun terakhir atau dari tahun 2016 hingga 2020, ekspor Indonesia ke Israel meningkat 8,6 persen.

Selain ekspor, Indonesia juga melakukan impor sejumlah barang dari Israel, salah satunya yaitu senjata. Pada 2020 misalnya, Indonesia melakukan impor senjata dari Israel senilai USD1,32 juta atau setara Rp 18,61 miliar.

Selain senjata, Indonesia juga tercatat melakukan impor barang kelompok Pengolah Data Otomatis Peralatan dan suku cadang berat 2,2 ton dengan nilai mencapai USD 39 juta.

Kemudian, peralatan Telekomunikasi 2,6 ton mencapai USD 3,9 juta, Alat untuk digunakan di tangan atau mesin 25 ton nilai USD 3,7 juta, serta Mesin Jilid Buku Percetakan dan suku cadangnya 43 ton dan nilai USD 1,4 juta.

Untuk senjata, secara volume, total impor senjata dari Israel mencapai 2.674 kilogram (kg) atau 2,67 ton. impor senjata dari Israel meliputi tiga kode Harmonized System (HS). Pertama, kode HS 93011000, yakni senjata artileri, meliputi senapan, mortir, dan meriam howitzer. Nilai impornya mencapai USD 1,28 juta atau mayoritas dari total impor senjata dari Israel.

Kedua, kode HS 93051000 yakni suku cadang dan aksesori revolver serta pistol. Nilainya mencapai USD 3.756. Ketiga, kode HS 93059999 yakni suku cadang dan aksesori revolver serta pistol heading 9302 dari kulit atau tekstil lainnya. Nilainya, mencapai USD 41.091.

Di mana impor senjata dari Israel paling banyak masuk pada Oktober 2020 yakni USD 1,28 juta. Pada bulan tersebut Indonesia mendatangkan senjata dengan kode HS 93011000, yakni senjata artileri, meliputi senapan, mortir, dan meriam howitzer dan kode HS 93059999 yakni suku cadang dan aksesori revolver serta pistol heading 9302 dari kulit/tekstil lainnya.

Secara total, nilai impor senjata Indonesia sepanjang 2020 sebesar USD 404,61 miliar. Itu berarti, impor senjata dari Israel hanya setara dengan 0,32 persen dari total impor senjata Indonesia sepanjang tahun lalu.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Data BPS: Ekspor Indonesia ke Israel Naik 8,6 Persen dalam 5 Tahun Terakhir

Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)

Indonesia dan Israel memiliki transaksi perdagangan dengan nilai cukup besar meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, selama 5 tahun terakhir atau dari tahun 2016 hingga 2020, ekspor Indonesia ke Israel meningkat 8,6 persen.

Secara rinci, pada tahun 2016, ekspor Indonesia mencapai USD 103,1. Jumlahnya naik menjadi USD 125,9 juta pada 2017, USD 123 juta pada 2018, USD 120,6 pada 2019 dan USD 157,5 juta pada 2020.

Adapun pada periode Januari-Maret 2021, ekspor Indonesia ke Israel mencapai USD 47,5 juta.

Lalu dari sisi impor, jumlahnya fluktuatif namun cenderung menurun. Pada tahun 2016, impor Indonesia ke Israel mencapai USD 109,9 juta.

Jumlahnya turun pada 2017 yaitu USD 106,9 juta, lalu turun drastis menjadi USD 46,6 juta, USD 25,3 juta pada 2019 dan kembali meningkat pada 2020 yaitu USD 56,5 juta.

Sementara, periode Januari-Maret 2021, nilainya USD 3,1 juta.

Pada periode Januari-Maret 2021, neraca dagang Indonesia-Israel masih surplus USD 44,3 juta. 

Terjalin Sejak Lama, Intip Kemitraan Dagang Indonesia-Palestina

Aksi Warga Malaysia Konvoi Bela Palestina
Seorang wanita Muslim memberi hormat dengan bendera Palestina saat konvoi protes menentang serangan Israel di Gaza di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (21/5/2021). (AP Photo / Vincent Thian)

Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina. Ketegasan Indonesia menolak hubungan diplomatik dengan Israel telah dimulai sejak republik ini masih seumur jagung. Penolakan tersebut semakin jelas seiring dengan menguatnya paham anti-imperialisme pemerintahan Soekarno.

Dalam pidatonya pada tahun 1962, Presiden Soekarno dengan lantang mengatakan bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.

Di balik itu, hubungan dagang Indonesia dan Palestina rupanya juga sudah terjalin cukup lama. Hal ini tercermin dari perdagangan kedua negara yang mencatatkan nilai surplus mencapai USD7,6 juta sejak lima tahun terakhir yakni 2016 sampai 2020.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia ke Palestina mencapai USD11,96 juta sejak 2016-2020. Adapun ekspor pada 2016 sebesar USD2,23 juta, 2017 sebesar USD2,05 juta, 2018 sebesar USD 2,80 juta.

Kemudian total ekspor Indonesia ke Palestina pada 2019 sebesar USD2,91 juta, dan 2020 sebesar USD1,95 juta.

Sementara nilai impor Indonesia ke Palestina totalnya mencapai USD4,36 juta yang terdiri dari tahun 2016 sebesar USD283.970, 2017 sebesar USD341.030, 2018 sebesar USD727.052, 2019 sebesar USD1,35 juta, dan tahun 2020 sebesar USD1,64 juta.

Adapun jika melihat lebih jauh impor Indonesia pada 2020 mencakup buah dan kacang segar atau dikeringkan mencapai USD1,35 juta dengan total berat bersih mencapai 147 ton.

Kemudian minyak nabati tetap dan minyak lunak, mentah, dimurnikan atau difraksinasi sebesar USD305.483 dengan berat bersih mencapai 18 ton.

Selain itu kelompok barang lainnya adalah manufaktur kayu sebesar USD3.237 dengan total berat 188 kg, artikel dan plastik USD2.290 dengan berat 314 kg, dan barang cetakan USD1.000 dengan berat 186 kg, serta lain-lain USD2.551 dengan berat total 207 kg.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya