Pertumbuhan Kredit Membaik di Tengah Pandemi, Ini Datanya

Pertumbuhan kredit berangsur mengalami perbaikan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia.

oleh Athika Rahma diperbarui 02 Jul 2021, 13:50 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2021, 13:50 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memaparkan, pertumbuhan kredit berangsur mengalami perbaikan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia.

Dalam laporan bulanan umum (LBU) BI per Mei 2021, pertumbuhan kredit yang membaik terjadi di beberapa segmen meski masih terkontraksi minus 1,28 persen secara agregat.

"Secara agregat memang pertumbuhan kredit ini masih terkontraksi minus 1,28 persen secara yoy per Maret, namun beberapa segmen sudah membaik," jelas Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung dalam taklimat media, Jumat (2/7/2021).

Juda mengatakan, kredit kelompok bank Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan BUMN sudah tumbuh positif. Hingga Mei 2021, pertumbuhan bank BPD tercatat berada di angka 6,17 persen. Lalu, pertumbuhan bank BUMN sebesar 3,57 persen.

Kendati, pertumbuhan bank umum swasta nasional (BUSN) masih terkontraksi -5,08 persen, sementara kantor cabang bank asing (KCBA) amasih minus 25,9 persen.

"Lalu berdasarkan segmennya, segmen konsumsi sudah tumbuh 1,39 persen dan segmen UMKM tumbuh 1,7 persen," jelas Juda.

Adapun untuk segmen korporasi masih mengalami minus 4,06 persen, demikian pula segmen komersial yang masih minus 3,07 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertumbuhan Bisnis Kartu Kredit Lesu, Bank Mandiri Siapkan Strategi Khusus

Kartu Kredit
Ilustrasi Foto Kartu Kredit (iStockphoto)

Pandemi Covid-19 telah menekan laju pertumbuhan berbagai lini bisnis di Indonesia, tak terkecuali bisnis kartu kredit. Data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menunjukkan penjualan kartu kredit mengalami kontraksi sebesar 30 persen dengan penurunan jumlah transaksi yang mencapai 28,73 persen secara year-on-year (YoY) dari posisi Januari 2020 sebesar 29,98 juta kali transaksi1.

Penurunan transaksi kartu kredit ditengarai disebabkan oleh penutupan berbagai gerai ritel di berbagai kota serta kecenderungan masyarakat untuk mengurangi pengeluaran di tengah pandemi.

Melihat kondisi tersebut, penerbit kartu kredit mulai menyusun strategi agar pertumbuhan bisnis kartu kredit dapat terjaga. Bank Mandiri misalnya, memfasilitasi pengguna kartu kredit Mandiri untuk melakukan pembayaran berbagai transaksi tagihan secara otomatis lewat fitur Mandiri Power Bill.

Fitur yang diberdayakan oleh solusi Autobilling API Ayoconnect ini memberikan berbagai keuntungan baik bagi pengguna kartu kredit Mandiri maupun Bank Mandiri.

"Kerjasama kami dengan Ayoconnect berhasil memperluas cakupan layanan Mandiri Power Bill. Kini, layanan Mandiri Power Bill juga menjangkau pembayaran PDAM ke lebih dari 60 kota dan 100 kabupaten di Indonesia. Jumlah merchant pun bertambah dari yang sebelumnya 20 menjadi lebih dari 200," jelas Vice President Bank Mandiri Noorman Andrianto di Jakarta, Selasa (29/6/2021).

Lebih lanjut, Noorman menambahkan kerjasama ini tentunya memudahkan pengguna kartu kredit Mandiri lantaran tidak perlu lagi mengantre atau mengingat berbagai tanggal jatuh tempo untuk melunasi tagihan bulanan.

Implementasi fitur pembayaran tagihan otomatis ini menurut Bank Mandiri telah berhasil mendorong tingkat kepuasan nasabah sekaligus menjadi salah satu upaya strategis Perseroan untuk meningkatkan loyalitas nasabah kartu kredit Mandiri.

Pasalnya, integrasi Autobilling API Ayoconnect ke fitur Mandiri telah menghasilkan pertumbuhan volume penjualan sebesar 19 persen dan pertumbuhan transaksi mencapai 23 persen pada akhir 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya