Harga Emas Naik Tipis, Imbal Hasil Obligasi AS Turun

Harga emas bergerak lebih tinggi pada hari Kamis

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Jul 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2021, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas bergerak lebih tinggi pada hari Kamis karena saham dan imbal hasil obligasi AS mundur untuk mengimbangi dolar yang lebih kuat dan mengembalikan beberapa daya tarik emas batangan sebagai tempat yang aman.

Dikutip dari CNBC, Jumat (23/7/2021), harga emas di pasar spot telah naik 0,1 persen menjadi USD 1,804,45 per ounce pada 13:33. ET. Harga emas berjangka AS 0,1 persen lebih tinggi pada USD 1,805,40.

Benchmark Imbal hasil Treasury AS turun setelah mencapai hampir satu minggu tertinggi dan saham memasangkan kenaikan awal karena sentimen risiko dibatasi oleh data yang menunjukkan klaim pengangguran AS naik secara tak terduga ke tertinggi dua bulan, menyalurkan beberapa arus masuk ke emas batangan.

"Suku bunga riil sangat negatif, yang menunjukkan bahwa inflasi sedang memanas, dan tidak ada kemungkinan Federal Reserve AS dapat membuat suku bunga riil positif dalam jangka pendek, sehingga Anda memiliki orang-orang yang menyadari bahwa Anda perlu memiliki emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di US Global Investors.

Harga emas juga mendapat dukungan dari janji Bank Sentral Eropa untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah lebih lama lagi.

"Baik Fed AS dan ECB cukup sinkron dalam memberikan lingkungan suku bunga yang lebih rendah lebih lama dan itu akan positif untuk harga emas dalam jangka panjang," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertemuan The Fed

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pertemuan kebijakan The Fed minggu depan mengikuti komentar dari Ketua Jerome Powell yang menyarankan bahwa bank sentral akan tetap akomodatif meskipun lonjakan baru-baru ini dalam pembacaan inflasi.

"Tetapo kelemahan emas yang terus-menerus terhadap imbal hasil riil menunjukkan struktur mikro yang rentan dan ketidakmampuannya untuk reli meskipun sorotan risiko yang sedang berlangsung bahwa aliran spekulatif tetap sangat lemah, memperkuat potensi kemunduran yang lebih dalam," tulis sekuritas TD dalam sebuah catatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya