Harga CPO Membaik, Industri Sawit Pede Pendapatan Tumbuh 2 Digit di 2021

Kinerja industri sawit diyakini akan semakin membaik pada 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi CPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi CPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja industri sawit diyakini akan semakin membaik pada 2021. Hal ini mengingat tingginya kebutuhan pasar ekspor ditambah permintaan minyak sawit untuk konsumsi energi.

Direktur PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) Henderi Djunaidi mengatakan, peningkatan kebutuhan minyak sawit turut didorong penerapan kebijakan pemerintah dengan program B30. Optimisme ini juga ditunjang dengan nilai aset tanaman yang memasuki usia prima dengan rata-rata berusia 11 tahun.

Melihat peluang tersebut, perseroan optimis neraca keuangan akan membaik dan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar double digit di 2021.

Henderi menjelaskan hal ini akan tercapai melalui strategi perusahaan dengan pengelolaan operasional yang lebih efisien dan peningkatan produksi serta didukung dengan harga CPO yang membaik, peningkatan curah hujan di tahun 2020, dan nilai aset tanaman yang memasuki usia prima,  

“Perseroan juga berkomitmen melanjutkan program keberlanjutan sesuai dengan road map yang telah ditetapkan. Sepanjang tahun 2020, Perseroan terus melanjutkan proses verifikasi data menuju penambahan perolehan sertifikat RSPO. Dengan adanya sertifikasi ini, Perseroan akan mendapatkan tambahan harga CPO premium,” kata Henderi, Kamis (12/8/2021).

Pada 2020, BWPT berhasil mencatat arus kas operasi positif Rp 171 miliar pada 2020, berbalik dari tahun sebelumnya yang negatif Rp759 miliar.

Dengan adanya pandemi Covid-19, 2020 adalah tahun yang penuh tantangan. Namun Perseroan membuktikan ketahanan dan keberlangsungan usaha yang kuat dimana hal ini akan menjadi modal berharga dalam memanfaatkan momentum titik balik kebangkitan kinerja Perseroan.

“Perseroan berupaya secara konsisten melakukan efisiensi. Hal ini dapat terlihat dari turunnya biaya umum dan administrasi sebesar 23 persen dibandingkan tahun lalu sehingga Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,1 triliun atau lebih baik 5,1 persen dibandingkan rugi bersih tahun lalu,” ungkap Henderi Djunaidi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Strategi Perseroan

Paparan publik PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT).
Paparan publik PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT).

Dampak dari langkah strategis Perseroan mengatur arus kas operasi positif ditambahkan upaya efisiensi yang konsisten, maka utang bank perusahaan akan berkurang dan laba usaha akan bertambah baik.

Langkah strategis ini diharapkan dapat menunjang operational excellence, mencakup capex yang dibutuhkan untuk proses peremajaan mesin, kendaraan angkut dan alat-alat berat demi menunjang produktivitas.

Selain itu, pengelolaan operasional kebun dengan praktik agronomi terbaik dikombinasikan dengan penerapan sistem inovasi teknologi akan terus menghasilkan efektivitas serta penghematan biaya.

Perseroan juga telah selesai menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 12 Agustus 2021, antara lain memutuskan perubahan pengurus Perseroan dengan susunan Dewan Komisaris adalah Nicolaas B Tirtadinata sebagai Komisaris Utama, Deddy Setiadi sebagai Komisaris dan Yohanes Wahyu Saronto sebagai Komisaris Independen.

Adapun susunan Direksi yang baru adalah Ramesh Veloo sebagai Direktur Utama, Henderi Djunaidi, Andrew Haryono dan Yeoh Lean Khai sebagai Direktur. Perseroan juga mengumumkan pengangkatan Melanie Tantri sebagai Sekretaris Perusahaan menggantikan Satrija Budi Wibawa.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya