Waskita Bereskan 7 Ruas Tol Pakai PMN Rp 7,9 Triliun, Ini Daftarnya

Waskita Karya akan mendapat dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,9 triliun yang bakal digunakan untuk merampungkan proyek jalan tol.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2021, 11:30 WIB
Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung
Pekerja memasang tiang penyangga untuk proyek pembangunan jalan tol Cimanggis-Cibitung (Cimaci) di Jalan Alternatif Cibubur, Jatikarya, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jumat (23/11). Jalan tol ini diharapkan rampung selesai pada 2019. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya akan mendapat dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,9 triliun. Perusahaan menyebut dana itu akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan tujuh ruas tol.

Penyelesaian tujuh ruas tersebut digadang akan meningkatkan arus pergerakan barang dan manusia, sehingga menciptakan dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian di daerah.

PMN sebesar Rp7,9 Triliun yang rencananya diberikan kepada Waskita akan sepenuhnya digunakan untuk melanjutkan pembangunan pada 6 ruas tol di Pulau Jawa dan 1 ruas di Pulau Sumatera,” kata President Director Waskita, Destiawan Soewardjono, dalam keterangan tertulis, Senin (23/8/2021).

Tujuh ruas tol tersebut diantaranya Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu, Tol Cimanggis – Cibitung, Tol Ciawi – Sukabumi, Tol Pejagan – Pemalang, Tol Pasuruan–Probolinggo, Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar, dan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung.

Dengan terselesaikannya ruas-ruas tersebut akan meningkatkan konektivitas dari kawasan produksi ke kawasan distribusi, memudahkan akses ke daerah pariwisata, dan membuka akses ke kawasan ekonomi baru.

Selain itu, proyek pembangunan ruas tol juga akan membawa dampak langsung dengan penyerapan tenaga kerja konstruksi dan pemberdayaan pemasok lokal serta UMKM.

Selain itu, Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Waskita sepanjang semester I tahun ini, setiap harinya terdapat sekitar 97.000 kendaraan yang memanfaatkan 7 ruas tol tersebut.

Jumlah kendaraan yang menggunakan 7 ruas tol tersebut diperkirakan akan meningkat signifikan setelah diselesaikannya seluruh seksi tol dan seiring dengan pemulihan perekonomian pascapandemi Covid-19.

“Saat ini kebutuhan infrastruktur semakin besar, terutama untuk mendorong pemulihan ekonominasional yang terdampak pandemi.” Kata Destiawan.

Destiawan menjelaskan bahwa model bisnis investasi infrastruktur Waskita telah sejalan dengan tujuan pembangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah. Sejak 2014, Waskita berinvestasi pada 19 ruas tol dengan total panjang lebih dari 1.000 km.

“Model bisnis Waskita sebagai pengembang jalan tol tidak hanya menghasilkankeuntungan bagi perusahaan dan pemegang saham, tetapi juga menciptakan manfaat jangkapanjang bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” lanjutnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Selesai pada 2025

Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung
Suasana proyek jalan tol Cimaci di Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi (23/11). Jalan tol ini terdiri dua seksi pekerjaan,yaitu seksi 1 dengan ruas Cimanggis-Transyogi sepanjang 3,5 km dan Transyogi-Cibitung sepanjang 22,8 km. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Destiawan mengatakan bahwa penyerapan dana PMN ditargetkan untuk dilakukan secepat mungkin guna memastikan proyek diselesaikan secara tepat waktu. “Waskita telah mulai mengerahkan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ruas-ruas tersebut,” ujar Destiawan.

Waskita memperkirakan penyelesaian seluruh ruas membutuhkan waktu hingga 2025, tergantung pada kecepatan progress pembebasan lahan dari masing-masing ruas.

Lebih lanjut, Destiawan menegaskan bahwa Waskita juga berkomitmen untuk terus memenuhi asasasas tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dalam menggunakan dana PMN yang dipercayakan oleh Pemerintah.

Sebagai perusahaan publik yang sahamnya tercatat di bursa efek, Penerimaan PMN Waskita akan dilakukan melalui penerbitan saham baru dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Lewat proses HMETD, Waskita berharap untuk mendapatkan tambahan dana dari pemegang saham publik dengan nilai sekitar Rp4 Triliun.

Kini, Waskita tengah mempertimbangkan jumlah saham baru yang akan diterbitkan dalam prosesHMETD ini. Manajemen Waskita berharap HMETD dapat dilakukan dengan harga pelaksanaan yang melebihi atau setidaknya sama dengan nilai buku ekuitas perusahaan saat ini.

Waskita menargetkan seluruh dana dari penerbitan saham baru dengan HMETD dapat diperoleh pada bulan Desember tahun ini.

“Tambahan permodalan ini akan memperkuat kapasitas keuangan Waskita, untuk mendongkrak kinerja di tahun 2022,” tutup Destiawan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya