Indonesia Ekspor 150 Juta Alat Suntik ke Ukraina dan UNICEF

PT Oneject Indonesia (Oneject) mengekspor alat suntik sekali pakai atau ADS, guna memenuhi kebutuhan United Nations Children's Fund (UNICEF) serta ke Ukraina.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Agu 2021, 19:40 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2021, 19:40 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyaksikan pelepasan ekspor alat suntik sekali pakai PT Oneject Indonesia (Oneject).

Liputan6.com, Jakarta - PT Oneject Indonesia (Oneject) mengekspor alat suntik sekali pakai atau ADS, guna memenuhi kebutuhan United Nations Children's Fund (UNICEF) serta ke Ukraina. Total volume ekspor seluruhnya mencapai 200 kontainer atau 150 juta pieces alat suntik ADS.

Pelepasan secara seremonial dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di pabrik kedua PT Oneject Indonesia, kawasan Industri KITIC, Delta Mas, Cikarang, Kamis (26/8/2021).

Dalam kesempatan tersebut Luhut mengapresiasi Oneject dan menyampaikan bahwa ekspor ini merupakan langkah yang saat baik, di tengah upaya pemerintah untuk mengkampanyekan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) serta mendorong ekspor produksi jadi.

“P3DN penting untuk dilakukan dan harus didukung oleh semua pihak guna meningkatkan kesempatan lapangan kerja di sektor ini dan mampu menghemat devisa bahkan meningkatkan ekspor yang berdampak bagi perekonomian nasional seperti yang dilakukan Oneject Indonesia ini,” ungkap Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengapresiasi PT Oneject Indonesia yang telah berhasil mengekspor ADS ke UNICEF. Di lain sisi pemerintah berkomitmen mendukung perusahaan dalam negeri yang berorientasi ekspor.

“Saya bangga Oneject bisa menjual produknya ke UNICEF, hal tersebut membuktikan perusahaan ini pasti memiliki tata kelola perusahaan yang bagus dan harga yang kompetitif,” demikian kata Menkes.

Direktur Utama PT Oneject Indonesia Jahja Tear Tjahjana menjelaskan, ekspor kali ini untuk memenuhi permintaan UNICEF sebanyak 120 juta pieces. Sementara untuk memenuhi permintaan Kementerian Kesehatan Ukraina, perusahaan mengekspor 30 juta ADS, sehingga total ekspor mencapai 150 juta ADS atau 200 kontainer dengan total nilai penjualan senilai USD 10,5 juta.

“Sejak 2008, perusahaan melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Italia, Jerman, Nepal, Kuba, Pakistan, Algeria, Kenya, Tanzania, Sri Lanka dan juga ke lembaga internasional lainnya. Dengan target kapasitas produksi ADS dan safety needle mencapai 1,2 miliar per tahun, 50 persen untuk mengisi kebutuhan dalam negeri, dan sisanya diekspor,” papar Jahja.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

TKDN

Ilustrasi Vaksinasi (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi Vaksinasi (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Sebagai produsen alat suntik pintar atau smart syringe, yang merupakan gabungan dari safety needle dan Auto Disable Syringe (ADS), TKDN (Tingkat Kandungan produk Dalam Negeri)-nya sudah mencapai 60 persen. Adapun jenis produk jarum suntik produksi kami adalah ADS, smart syringe, safety needle, disposable syringe, dan disposable needle.

Produk-produk alat suntik Oneject telah mendapat sertifikasi dari World Health Organization (WHO). Sejak 2020, WHO mulai mencanangkan penggunaan alat suntik yang aman di seluruh dunia. Di Indonesia, penggunaan jarum suntik ADS dan safety needle di kalangan medis baru berkisar di bawah 20 persen, sisanya masih berupa produk jarum suntik non-ADS.

Jahja menekankan pembelian oleh UNICEF ini merupakan momentum penting bagi Oneject, dimana produk jarum suntik Indonesia memperoleh kepercayaan untuk menjadi bagian program vaksinasi UNICEF dan negara global. Sampai 2022, perusahaan telah berkomitmen memenuhi kontrak kerjasama dengan UNICEF untuk pengadaan 850 juta jarum suntik ADS dan safety needle, di mana 300 juta akan dikirim tahun ini.

Menurut Jahja pemberian vaksinasi menjadi upaya untuk mengurangi penularan, menurunkan angka kematian dan tercapainya herd immunity, yang dilakukan oleh seluruh negara, sehingga kebutuhan atau permintaan alat suntik mengalami kenaikan yang ekstrem.

Sebelum adanya pandemi Covid-19, data WHO mengatakan kurang lebih 16 miliar suntikan diberikan setiap tahun, dimana 5% – 10% digunakan untuk vaksinasi dan imunisasi. Sementara dengan adanya pandemi ini, dunia membutuhkan antara 8 - 10 miliar jarum suntik, hanya untuk vaksin Covid-19 saja.

“Produsen alat suntik global saat ini menghadapi tantangan untuk dapat memenuhi kenaikan permintaan yang lebih cepat dari peningkatan produksi. Hal tersebut mendorong Oneject menyelesaikan pembangunan pabrik barunya yang berkapasitas terpasang 900 juta, sehingga total kapasitas keseluruhan yang dimiliki mencapai 1,2 miliar jarum suntik ADS dan safety needle per tahun,” ungkap Jahja.

Dengan kapasitas tersebut, Oneject memastikan kebutuhan alat suntik untuk vaksinasi Covid-19 di Indonesia dan untuk kebutuhan lainnya dapat terpenuhi. Bahkan porsi ekspor akan meningkat sampai 50% dari produksi, sehingga kontribusi ekspor dari alat kesehatan akan mengalami peningkatan.

Semakin meningkatnya porsi penjualan ekspor yang disertai dengan meluasnya penyebaran basis demografi pembeli, menjadi dasar pertimbangan Oneject, guna melakukan kembali peningkatan kapasitas produksi di tahun depan. Terkait dengan sumber pendanaan, manajemen akan memprioritaskan opsi ekuitas, agar bisa menjaga struktur modal yang optimal.

"Tahun depan kami berencana untuk menambah kapasitas secara bertahap menjadi 2 miliar alat suntik per tahun. Bangunan pabrik baru saat ini sudah mengakomodasi rencana penambahan kapasitas produksi tersebut, termasuk untuk produksi alat kesehatan lainnya, sehingga kami tinggal menambahkan jumlah line mesin saja,” jelas Jahja.

 

Kerja Sama dengan PMI

Ilustrasi sedang divaksinasi (unsplash)
Ilustrasi sedang divaksinasi (unsplash)

PT Oneject Indonesia bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), juga tengah mempersiapkan produksi kantung darah, untuk memenuhi kebutuhan kantung darah di Unit Transfusi Darah (UTD) milik PMI, yang selama ini masih berasal dari import.

Diharapkan, dengan adanya produksi lokal kantung darah ini, maka PMI dan rumah sakit /Unit Transfusi Darah-nya, bisa menggunakan kantung darah produksi lokal atau tidak tergantung dari produk impor lagi, sesuai dengan rencana dan kebijakan pemerintah, meningkatkan sebanyak mungkin produksi dalam negeri, terutama pada produk-produk alat kesehatan (Alkes).

Pabrik baru Cikarang dengan luas bangunan mencapai 15.000 m2, selain digunakan sebagai pusat produksi alat suntik, juga memiliki konsep sebagai area produksi Original Equipment Manufacturer (OEM), yang dipersiapkan bagi produksi lokal Abbott Bioquick, alat Swab Antigent Test Covid -19 milik produsen alat kesehatan Global Abbott Laboratories, yang bekerja sama dengan PT Itama Ranoraya Tbk. 

“Pabrik Oneject, baik yang ada di Cikarang dan juga di Sentul akan menjadi pusat produksi alat kesehatan yang memiliki orientasi pemenuhan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan di sektor kesehatan domestik, namun juga untuk mengisi pasar global. Kami berharap kontribusi ini dapat mendukung program kemandirian alat kesehatan nasional yang sedang dilakukan pemerintah,” tutup Jahja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya