Liputan6.com, Jakarta - Selama pandemi Covid-19 berlangsung, virus tersebut dikatakan akan terus melakukan mutasi. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono mengatakan saat ini telah terdeteksi virus varian Mu yang kebal vaksin.
Ia mengatakan varian yang ditemukan di Kolombia tersebut memiliki retensi terhadap vaksin. Kendati demikian, ia mengatakan hal tersebut masih sebatas pada penelitian di ranah laboratorium dan tidak secara epidemiologi.
“Salah satu yang terjadi ini misalnya Delta, ini ada varian Mu, di Kolombia, bahwa varian ini secara laboratorium itu punya retensi terhadap kondisi vaksin, tidak dalam konteks epidemiologis, dan penyebarannya tak seperti Delta,” tuturnya dalam Konferensi Pers PPKM, Senin (6/9/2021).
Advertisement
Terkait deteksi varian baru ini di Indonesia, ia mengatakan menurut deteksi genome yang telah dilakukan di Indonesia, tidak terdeteksi adanya varian Mu. Ia berharap varian ini akan bernasib sama seperti Lambda yang sebelum menyebar luas sudah lebih dulu menghilang.
Kendati demikian, ia meminta pihak rumah sakit mau untuk berbenah diri dengan memperbaiki kualitas pelayanan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus atau kasus dari varian baru tersebut.
“Saat ini jumlah BOR (Bed Occupancy Rate) menurun, maka rs harus berbenah diri untuk perbaiki kualitas (pelayanan), efisienkan vaksin, evaluasi pengobatan covid, kedepannya kalau menangani kasus berat kita akan memiliki protokol yang lebih baik,” tegasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ketersediaan Obat
Di sisi lain, Wamenkes Dante juga menyoroti tentang ketersediaan obat di rumah sakit, pelayanan kesehatan, dan apotek secara umum. Ia berharap ketersediaan obat bisa dipantau secara online dan kondisinya baik.
Guna memastikan pemerataan stok obat di daerah, Wamenkes menjalankan tiga strategi. Pertama, pemerintah pusat, daerah, dan pedagang besar farmasi, serta apotek perlu melakukan pemantauan ketersediaan obat secar periodik.
Kedua, mendorong pemerintah daerah dan fasyankes untuk melakukan pembelian obat melalui APBD. Dan pemantauan obat secara online melalui situs yang disediakan.
“Kami evaluasi memang ketersediaan obat secara nasional sudah mencukupi, untuk pembelian rumah sakit bisa melakukan pembelian melalui situs ini (pbf.binfar.kemkes.go.id/data_stok) dan apotek dalam melalui farmaplus.kemkes.go.id,” tuturnya.
Selain obat, yang menjadi perhatian Wamenkes Dante juga terkait ketersediaan oksigen. Ia mengatakan, sebelum adanya pandemi kebutuhan oksigen sebesar 400 ton sehari, sementara saat tinggi kasus covid-19 tercatat dibutuhkan sebanyak 2.725 ton dalam sehari, padahal produksi oksigen kapasitas nasional hanya 1.700 ton per hari.
“artinya kita kita membutuhkan oksigen, yang (saat itu) kondisinya sangat kurang sekali, karena itu kita melakukan berbagai macam modifikasi di saat sekarang,” katanya.
Advertisement
Oksigen Konsentrator
Antara lain, dengan mengadakan oksigen konsentrator di beberapa rumah sakit dan dengan melakukan pemasangan oksigen generator. Targetnya Wamenkes Dante mengatakan alat yang bisa produksi oksigen tersebut untuk bisa terpasang di seluruh provinsi di indonesia.
“Saat ini sudah terpasang 133 generator oksigen, dan kita harapkan 50 lagi akan terpasang di akhir tahun 2021, sehingga semua provinsi di Indonesia memiliki oksigen generator, sehingga terjadi peningkatan kasus yang membutuhkan oksigen lebih banyak maka akan tidak tergantung suplai dari pusat lagi,” terangnya.