Arus Logistik Tumbuh 40 Persen saat Pandemi, Kesiapan Armada Jadi Tantangan

Arus pengiriman barang di Indonesia selama pandemi bertumbuh hingga 40 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi kargo
Bisnis logistik Indonesia masih sering menghadapi banyak kendala. Apa yang harus dilakukan?

Liputan6.com, Jakarta - Upaya perbaikan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah dalam sedekade terakhir, membawa dampak positif terhadap berbagai industri di tanah air. Tidak terkecuali industri logistik.

Tercatat, berdasarkan data Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), arus pengiriman barang di Indonesia selama pandemi bertumbuh hingga 40 persen.

CEO AGROS Arman menyatakan meski demikian, bukan berarti industri logistik bebas dari tantangan. Selain kebutuhan pendistribusian produk yang meningkat, permintaan armada berat untuk mengangkut raw material (bahan baku) yang dibutuhkan di berbagai industri juga ikut naik.

Tidak heran, banyak pemain baru bermunculan di industri ini. Namun, tren menggeliatnya industri logistik raw material ini belum dibarengi dengan upaya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang ada di industri ini sejak sebelumnya.

Mulai dari yang klasik seperti rumitnya pengelolaan armada, transparansi dan standarisasi biaya. Hingga kebutuhan akan penyederhanaan sistem transaksi dan kemudahan pengawasan yang lahir di era digital seperti sekarang.

“Melihat potensi pertumbuhan industri logistik yang masih besar di masa mendatang dengan berbagai tantangannya, kami melahirkan AGROS untuk menjawab satu per satu tantangan yang ada. Kami menyediakan segala kebutuhan dari hulu ke hilir agar semua pihak dalam industri ini dapat menikmati benefitnya,” jelas CEO AGROS, Arman, Jumat (24/9/2021)

Berdasarkan riset yang dilakukan, lanjut dia, masalah yang terjadi di industri logistik muncul karena para pelaku industri ini masih bertahan menggunakan sistem konvensional dan tidak terintegrasi.

Sebagai contoh, shipper masih kesulitan menemukan armada untuk mengangkut barang dan sebaliknya, transporter yang bingung mencari muatan.

Kemudian masalah lain, yaitu kebutuhan akan tenaga pengemudi terpercaya dan berpengalaman, sistem pencatatan tagihan tidak transparan, administrasi surat jalan berantakan dan lain-lain.

“Ini merupakan sebagian kecil problem yang telah kami hadirkan solusinya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Selebihnya, kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan kami sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan industri logistik muatan berat di lapangan,” ujar Arman.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Layanan Satu Pintu Berbasis Teknologi

Ilustrasi logistik.
Ilustrasi logistik.

Berangkat dari permasalahan tersebut, AGROS pun membentuk sistem layanan terpadu satu pintu (one-stop service) berbasis teknologi yang berfokus hadirkan solusi terintegrasi untuk optimalkan layanan jasa logistik muatan berat (raw material).

“Di AGROS, kami memandang setiap pihak yang terlibat dalam industri logistik ini sebagai kerabat yang seharusnya dapat saling memberikan manfaat satu sama lainnya,” ujar Arman.

Terhitung sejak muncul di awal 2020, hingga saat ini, AGROS berhasil menyelesaikan sebanyak 102.306 transaksi logistik dengan total angkut mencapai 2.183.156 tonase.

AGROS juga sukses mendapatkan kepercayaan dari 55 perusahaan shipper, 218 fleet armada dari 7 transporter, dan 252 kerabat pengemudi terpercaya.

“Kami memiliki visi dapat menjadi perusahaan teknologi logistik terkemuka di kancah internasional. Tapi kami juga memahami, bahwa untuk mencapai visi tersebut AGROS terlebih dulu wajib memenangkan pasar industri logistik Indonesia,” beber Arman.

“Langkah awal yang sudah kami mulai dengan menarget kawasan Indonesia Timur. Ke depannya, kami berharap dapat bekerjasama dengan lebih banyak lagi kerabat logistik di sini,” tutup dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya