Kementerian BUMN Ajak Swasta Angkat Perempuan Jadi Bos

Kementerian BUMN mengajak pihak swasta untuk memberdayakan perempuan mengisi posisi petinggi di level manajemen

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Okt 2021, 16:10 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2021, 16:10 WIB
Program Girls Take Over 2021 dari Kementerian BUMN
Program Girls Take Over 2021 dari Kementerian BUMN (dok: Maul)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN mengajak pihak swasta untuk memberdayakan perempuan mengisi posisi petinggi di level manajemen. Program Girls Take Over 2021 diharapkan bisa menularkan semangat untuk membina kaum perempuan jadi seorang calon pemimpin, baik di tingkat perusahaan maupun nasional.

Dalam program ini, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk enam perempuan untuk mengisi posisinya dan 5 direktur utama perusahaan pelat merah selama sehari.

"Sehingga harapannya tidak hanya BUMN yang merasakan, tapi sektor lain di swasta juga," kata Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata dalam konferensi pers #GirlsTakeOver2021 di Jakarta, Senin (11/10/2021).

Namun, Tedi menggarisbawahi, BUMN tidak akan sembarang pilih dalam menjadikan perempuan sebagai seorang pemimpin. Perusahaan tetap akan mencari kaum hawa dengan kompetensi terbaik di bidangnya untuk mengisi suatu jabatan tertinggi.

"Yang harus kita garis bawahi, yang kita majukan tidak hanya sekadar perempuan atau muda, tapi memang punya kompetensi di bidangnya," tegasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Diperpanjang

Menteri BUMN Erick Thohir dalam konferensi pers GirlsTakeOver di Kementerian BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam konferensi pers GirlsTakeOver di Kementerian BUMN.

Tedi mengatakan, Kementerian BUMN akan melihat dampak dari kehadiran perempuan pada jajaran pemimpin suatu perusahaan secara jangka panjang. Sehingga pihak instansi bertekad untuk terus memperpanjang program Girls Take Over untuk beberapa tahun ke depan.

"Langkah kita tidak boleh berhenti. Bukan cuman 1-2 tahun. Ini program jangka panjang. Jadi bukan hanya dari sisi internal, termasuk edukasi itu penting," ujar dia.

"Jadi nanti kalau pilih calon pemimpin boleh dari kinerjanya, tapi bukan gendernya," tandas Tedi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya