Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Le Minerale melaksanakan standarisasi nasional bank sampah untuk meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme bank sampah. Hal ini bertujuan untuk memastikan sistem pengelolaan sampah secara kolektif berjalan dengan visi untuk tumbuhkan sirkular ekonomi masyarakat.
Melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale, Bank Sampah Induk Bersinar (BSB) terpilih menjadi proyek percontohan standarisasi Bank Sampah pertama karena dinilai mempunya infrastruktur dan tim kerja yang memadai.
Baca Juga
Adapun BSB berada di Jalan Terusan Bojongsoang, Baleendah, Bandung, Jawa Barat. Dalam upaya memantau aktivitas Bank Sampah binaan dari KLHK, jajaran petinggi Kementerian KLHK bersama Le Minerale dan ADUPI menyaksikan langsung operasional perdana penambahan peralatan penunjang produktivitas pengelolaan sampah di Bandung.
Advertisement
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati mengatakan setelah melihat secara langsung, Dirjen KLHK memberikan apresiasi kepada Bank Sampah Bersinar yang telah memiliki fasilitas dan telah mampu mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi.
“Bank Sampah Bersinar adalah contoh bank sampah yang mampu mengedukasi masyarakat terhadap pemilahan sampah, memberikan pelajaran sirkular ekonomi, dan meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga masyarakat dapat keuntungan dan meningkatkan perekonomian,” jelas Rosa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (21/10/2021).
Sekedar informasi, Bank Sampah Bersinar mendapatkan penghargaan sebagai Bank Sampah Terbaik se-Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bank Sampah ke-VI tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan DR. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc.
Adapun Bank Sampah Bersinar merupakan salah satu dari 7 bank sampah di Indonesia yang terpilih menerima penghargaan ini karena dianggap berhasil mengedukasi lebih dari 300 unit bank sampah dan memiliki lebih dari 11.000 register nasabah serta menciptakan berbagai inovasi pengelolaan sampah dengan penerapan sirkular ekonomi.
Bank Sampah terbaik yang memenangkan penghargaan pada Rakornas Bank Sampah ke-VI dinilai telah berkontribusi dalam pengelolaan sampah di Indonesia serta meningkatkan ekonomi nasabahnya.
“KLHK ingin bank sampah lain bisa hidup seperti Bank Sampah Bersinar. Dengan kehadiran Bank Sampah maka masyarakat terbantu untuk bisa mengolah sampah. Selain itu dengan kehadiran BSB menjadi contoh bahwa bank sampah harus terkoneksi dengan perusahaan daur ulang agar perusahaan tersebut bisa mengolah sampah sehingga sampah tidak dibuang langsung ke tempat pembuangan sampah (TPS),” jelasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Optimalkan Peran Bank Sampah
Program Manager ADUPI dan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale Hery Yusamandra mengatakan konsep pengelolaan melalui Bank Sampah yang mengatasi sampah sejak dari sumbernya yaitu di rumah tangga yang dimulai dari tingkat RT/RW melalui Bank Sampah Unit (BSU) sampai ke tingkat kewilayahan di tingkat kota/kabupaten melalui Bank Sampah Induk (BSI).
“Artinya akivitas pengelolaan sampah oleh BSI Bersinar menjadi cerminan pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis sumber di tingkat komunitas, maka harus kita dukung,” kata Hery.
Hery menambahkan untuk mengoptimalkan peran bank sampah, Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale berkerjasama dengan KLHK memformulasikan standarisasi operasional bank sampah induk. Diantaranya dengan penambahan mesin press, pembantuan modal kerja, membangun supply chain penjualan, pembinaan tata kelola area kerja dan administrasi, serta melakukan edukasi kepada bank sampah unit, komunitas dan member.
“Kami berharap gerakan seperti ini dapat membentuk suatu ekosistem yang sirkular dari hulu ke hilir. Kemitraan dengan Bank Sampah Bersinar ini juga menjadi program percontohan bagi tata kelola sampah yang lebih baik sesuai regulasi dan dapat di aplikasi oleh bank sampah lainnya di seluruh Indonesia. Untuk itu kami melakukan seremonial serah terima bantuan peralatan kepada BSI Bersinar hari ini,” paparnya.
Adapun Bank Sampah juga memiliki peran penting dalam penyediaan bahan baku untuk industri daur ulang khususnya plastik dan kertas. Terlebih industri daur ulang memerlukan sampah plastik PET dalam jumlah besar. Dalam catatan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), setiap tahunnya permintaan PET meningkat rata-rata 7 persen.
Sementara itu, CEO Bank Sampah Bersinar (BSB), Fei Febrianti memberi apresiasi atas dukungan dari KLHK, Le Minerale dan ADUPI bagi Bank Sampah Bersinar. Dia berharap dukungan peralatan dan pembinaan tersebut semakin meningkatkan kinerja dan edukasi pengelolaan sampah di lingkungan Bank Sampah Bersinar.
"Pembinaan standarisasi akan menambah ilmu kami dan meningkatkan efektifitas kerja lebih cepat. Kami sangat bangga untuk bisa menjadi contoh untuk bank sampah induk Indonesia dan memberikan manfaat sekaligus menginspirasi bank sampah induk lainnya," ujarnya
Fei juga memberi apresiasi atas dukungan dari KLHK dan Le Minerale bagi Bank Sampah Bersinar. Dia berharap dukungan peralatan tersebut semakin meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di Bank Sampah Bersinar.
Terlebih, antusiasme pemgelolaan sampah melalui Bank Sampah Bersinar seringkali berfluktuasi sehingga membutuhkan kolaborasi dengan berbagai stakeholder terutama komunitas lingkungan untuk edukasi kepada masyarakat.
Advertisement
Tingkatkan Kualitas Bank Sampah
Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja mengatakan Le Minerale terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan standar Bank Sampah. Selain itu, edukasi terkait pengelolaan sampah terus dilakukan sebagai bentuk komitmen Le Minerale di bidang lingkungan.
"Kami sangat apresiasi kerjasama dengan KLHK untuk melakukan pembuatan standarisasi nasional bank sampah. Bank sampah adalah pengelolaan sampah berbasis RT/RW yang menjadi solusi untuk negara indonesia yang sangat besar. Le Minerale berharap standarisasi nasional bank sampah akan memperkuat daya bersaing dan menjadikan bank sampah permeran besar dalam pengelolaan sampah Indonesia,” jelas Ronald.
Ronald menyebut bahwa komitmen Le Minerale untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan, dimana memberi manfaat bagi semua pihak yang tetap mengedepankan segala aspek, baik dari lini keamanan, kesehatan dan lingkungan.
Demi menunjang pengembangan dan keberlangsungan Bank Sampah Bersinar, Le Minerale Bersama ADUPI telah mendukung dengan penambahan peralatan berupa mesin press, mesin konveyor dan juga dana bergulir. Ronald mengatakan, langkah tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah dengan berkontribusi sebesar-besarnya mengelola sampah plastik.
“Kami mengamati manfaat yang luar biasa dari keberadaan bank sampah. Kami harapkan bantuan ini dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk memilah sampah dari sumber dan mendorong ekonomi sirkular,” pungkasnya.