Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir kembali menekankan pentingnya fungsi perusahaan-perusahaan pelat merah dalam memberikan intervensi pelayanan publik, yang tidak sepenuhnya berorientasi pada nilai rupiah semata.
Sebagai contoh, Erick kembali menyinggung temuan soal adanya fasilitas umum (fasum) berupa toilet di SPBU Pertamina yang menerapkan tarif Rp 2.000 untuk sekali buang air kecil.
Baca Juga
"Sama lucu-lucuan tiga hari terakhir, yang menurut saya sebenarnya bukan lucu-lucuan. Ini serius. Sudah jelas yang namanya fasilitas umum di toilet, ada musalanya juga, ya harus bersih, harus terawat," tegas Erick Thohir dalam Orasi Ilmiahnya di Universitas Brawijaya secara virtual, Sabtu (27/11/2021).
Advertisement
Menurutnya, sudah jadi kewajiban bagi Pertamina untuk menyediakan kamar kecil gratis di area SPBU miliknya. Toilet bersih tak berbayar dan bensin jadi satu paket pembelian penting yang tidak boleh dipisahkan dalam pelayanan SPBU Pertamina.
"Toh, SPBU-nya sudah jualan bensin. Toh juga semua beli bensin. Dan kebetulan, saya melihat dengan sendirinya, ini merupakan fasum yang memang harus jadi intervensi (pemerintah melalui BUMN) di pelayanan publik," imbuhnya.
"Sama seperti kereta api (ketika awal-awal Covid-19) penumpangnya 15 persen tidak boleh setop. Harus tetap jalan," sambung Erick.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korporasi
Di sisi lain, perusahaan BUMN pun tetap ada yang mengutamakan kepentingan korporasinya agar bisnis tetap berjalan. Seperti dilakukan bank-bank yang berdiri di bawah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
"Tetapi ada BUMN lain yang sangat harus korporasi, contohnya Himbara. Mandiri sangat korporasi, tapi BRI beda, dia perbankan yang korporasi tapi fokusnya UMKM," pungkas Erick Thohir.
Advertisement