Liputan6.com, Jakarta Pendapatan negara naik 26,1 persen menjadi Rp 2003,1 triliun sepanjang tahun 2021 dibandingkan 2020. Capaian ini melampaui 114,9 persen dari target APBN 2021 yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku jika sungguh sulit mengumpulkan pendapatan negara tersebut. Ini mengingat kondisi perekonomian nasional dalam kondisi naik turun pada tahun lalu.
Baca Juga
"Tahun lalu kita mengumpulkan Rp 2.003 triliun, mungkin dikira gampang, tapi ini susah, ekonomi kita nyungsep naik, nyungsep naik," ungkap Sri Mulyani dalam acara Penandatanganan Prasasti Penanda Aset (SBSN) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (5/1/2021).
Advertisement
Apalagi, upaya pencapaian target terkendala banyak hal. Seperti hampir 16 ribu pegawai Kementerian Keuangan terpapar Covid-19, bahkan 130 orang di antaranya meninggal dunia. Kondisi ini membuat proses pengumpulan pendapatan negara dan pengelolaanya berjalan tidak mudah.
Meski begitu, kondisi menantang tersebut tidak membuat dirinya patah semangat. Kementerian Keuangan mampu membelanjakan dana Rp 2.786,8 triliun.
"Dalam kondisi itu belanjanya Rp 2.700-an triliun, belanja saja belum tentu gampang," kata dia.
Â
Melampaui Target APBN
Realisasi belanja negara ini juga telah melampaui target APBN yakni Rp 2.750 triliun. Rata-rata setiap kementerian/lembaga telah menyerap anggaran hingga 94-95 persen. "Ini ngabisin duit aja susah, apalagi ngumpulin duit," ungkapnya.
Berbagai belanja tersebut kata dia mayoritas dibelanjakan untuk penanganan pandemi Covid-19. Mulai dari memberikan bantuan sosial, subsidi, membeli vaksin, melakukan 3T, membayar insentif tenaga kesehatan dan lain-lain.
"Ini memang masih defisit tapi hasilnya begini, hasil nolongin rakyat ketika varian delta naik. Itu hasilnya," kata dia.
Â
Reporter: Anisyah Alfaqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement