Biaya Umrah Naik hingga Rp 40 Juta per Jemaah di 2022

Wajib karantina ternyata jadi alasan meningkatnya biaya umrah di tahun ini.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 10 Jan 2022, 15:07 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 15:07 WIB
Jemaah Umrah
Sejumlah jemaah umrah saat akan berangkat melalui Bandara Soekarno-Hatta. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta Pembukaan kembali membuka gerbang bagi jemaah umrah Indonesia ke Arab Saudi diikuti dengan sejumlah syarat protokol kesehatan di tengah keberadaan pandemi Covid-19.

Salah satunya, wajib karantina yang ternyata jadi alasan meningkatnya harga atau biaya umroh di tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inboud Indonesia (Asphurindo), Syam Resfiadi mengungkapkan jika biaya umrah naik hingga Rp 40 juta per orang. Alasannya karena tingginya biaya karantina yang diwajibkan bagi jemaah umroh.

"Kita pertimbangkan terkait harga, karena harga jadi ada kenaikan karena ada karantina 5 hari di Saudi dan 7 hari di sini. Itu luar biasa, kenaikannya bisa sampai dengan 30-40 juta per orang," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (10/1/2022).

Dia mengatakan biaya umrah sangat terkait dengan lokasi hotel karantina yang dipilih di Arab Saudi. Di mana, Indpnesia harus bersaing dengan jemaah dari negara lain.

"Tergantung hotel yang dipilih untuk karantina, karena kita tak selalu dapat hotel karantina yang sesuai dengan keinginan harga terendah," imbuhnya.

Syam menyebut sejumlah hotel dengan harga termurah itu turut jadi pilihan negara lain. Diantaranya India, Pakistan, Turki, dan Mesir yang satu kloter umrah dengan Indonesia.

Dari sisi pelaku usaha travel umrah, dikatakan sudah mengambil langkah untuk menurunkan harga tertinggi paket umrah itu. Namun harga ini belum jadi harga pasti, mengacu biaya karantina di Indonesia.

"Dari travel kami akali dengan adanya paket 12 hari pulang-pergi termasuk karantina di Arab Saudi berkisar Rp 28-30 jutaan dan Insya Allah plus di Indonesia masuk karantina yang mana. Kalau memang bisa wisma haji dan wisma atlet ya Insya Allah gratis," katanya.

Namun, karantina di dalam negeri juga menjadi pertimbangan. Pasalnya, kata dia, pemerintah memberi sindiran terkait karantina gratis dan berbayar.

"Tapi pemerintah tak inginkan orang bisa umrah tapi maunya gratis, itu juga jadi sindiran dari pemerintah. Kecuali kita terpapar positif di airport cengkareng Soekarno-Hatta hasilnya positif ya kita diarahkan ke wisma atlet," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mulai Terima Paket Umrah

FOTO: Melihat Lebih Dekat Pelaksanaan Umrah di Masa Pandemi COVID-19
Umat muslim mengelilingi Kakbah mengenakan masker dan menjaga jarak untuk membantu menghentikan penyebaran virus corona COVID-19 saat pelaksanaan umrah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Minggu (30/5/2021). (AP Photo/Amr Nabil)

Terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Azhar Gazali mengonfirmasi telah ada jemaah yang diberangkatkan.

"Pengusaha travel sudah mulai terima pesanan, sudah ada 414 jemaah yang terbang, mereka saat ini sedang berada di madinah," katanya.

Tak berbeda jauh dengan Syam, ia pun menyebut harga yang dipatok sesuai dengan rekomendasi pemerintah. Namun itu tak termasuk biaya tes Covid-19 seperti PCR dan karantina.

"Paket yang disediakan sesuai dengan refernesi dengan harga Rp 28 juta minimal. Itu belum termasuk pcr karantina dan segala macam," jelas dia.

"Jadi kenaikan harga itu disebabkan karena adanya penyesuaian terhadap prokes dan karantina," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya