Pemerintah Pede Pertumbuhan 2022 Capai 5,2 Persen

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 mencapai 5,2 persen

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2022, 12:20 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2022, 12:20 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 mencapai 5,2 persen. Laporan Global Economic Prospect menyebutkan, pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh permintaan yang kuat dari dalam negeri dan kenaikan harga komoditas.

"Pemerintah optimistis bisa mewujudkannya," tegas Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Edy Priyono, di Gedung Bina Graha Jakarta, Senin (17/1).

Edy mengatakan, kunci utama mencapai pertumbuhan tahun ini tetap di pengendalian Covid-19. Sejauh ini pengendalian Covid-19 sudah berjalan dengan sangat bagus, baik dari sisi kasusnya, hospitalisasi, maupun angkan kematian.

"Ini yang harus dipertahankan dan tetap waspada, termasuk di dalamnya pelaksanaan vaksinasi, testing, tracing dan treatment , serta mendorong perilaku masyarakat agar patuh pada protokol kesehatan," tutur Edy.

Strategi lain, pemerintah akan terus melanjutkan program  perlindungan sosial, melalui bantuan sosial maupun stimulus atau insentif, seperti subsidi bunga, penjaminan kredit, dan insentif pajak.

"Langkah ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan mempercepat pemulihan kegiatan berusaha," sambungnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Implementasi UU Cipta Kerja

FOTO: Indonesia Dipastikan Alami Resesi
Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Edy menambahkan, yang tak kalah pentingnya adalah implementasi UU Cipta Kerja agar iklim investasi kondusif dan semakin meningkat. Sehingga bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada penciptaan lapangan kerja.

"Pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan atau daya beli masyarakat juga," imbuhnya.

"Stabilitas ekonomi makro khususnya inflasi juga menjadi perhatian pemerintah. Karena itu sinergi pemerintah dengan otoritas moneter yakni BI, harus lebih baik," pungkas Edy Priyono. 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya