Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menjamin tidak ada kebocoran data krusial akibat serangan Conti Ransomware. Terlebih pihak bank sentral kini telah menyelesaikan proses pembersihan, sehingga jaringan diklaim sudah bersih dan aman.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menceritakan, serangan virus malware tersebut memang rentan menyerang email individual yang belum ter-update antivirus.
Namun, dia mengklaim Bank Indonesia sudah aman 100 persen dari ancaman ransomware sejak dilakukan proses pembersihan pada Desember 2021-Januari 2022.
Advertisement
"Aku sih enggak melihat ada data krusial. Orang kan khawatir apakah data konsumen terpengaruh. Enggak, soalnya layanan informasi publik seperti dari sisi pembayaran itu kan tidak pakai komputer pribadi. Itu sebuah hal yang berbeda," ungkapnya kepada Liputan6.com, Sabtu (22/1/2022).
Menurut pelacakannya, kemungkinan PC yang terkena serangan Conti Ransomware merupakan komputer-komputer pribadi yang dipakai oleh individual.
"Tapi kalau data untuk layanan publik seperti sistem pembayaran, itu kan tidak menggunakan PC individual. Itu hal yang berbeda. Komputer yang berbeda, jaringan yang berbeda, sistem yang berbeda," terang Erwin.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laporan Terlambat
Erwin pun membantah jika serangan Ransomware kini masih berlanjut dan menyebabkan kebocoran makin meluas. Adapun informasi tersebut sempat disiarkan oleh platform intelijen dark web, Dark Tracer yang bilang kebocoran data BI akibat virus tersebut semakin parah.
"Jadi yang melaporkannya juga terlambat. Kejadiannya kan kemarin itu sudah bilang, kejadiannya bulan Desember 2021," ungkap dia.
"Kalau sekarang sih sudah bersih, bukan kemudian hari bertambah lagi, enggak ada itu," tegasnya.
Advertisement