Realisasi Investasi 2021 Lampaui Target Berkat Hilirisasi Industri Logam

Realisasi investasi terbesar berada di industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 34,8 triliun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Jan 2022, 15:10 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 15:10 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas peluncuran ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas peluncuran ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, lega setelah mendapat laporan realisasi investasi 2021 berhasil tembus Rp 901,02 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dari target Rp 900 triliun yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu indikator keberhasilan yakni berkat realisasi investasi pada kuartal IV 2021 sebesar Rp 241,6 triliun. Capaian itu tumbuh 11,6 persen dari kuartal III 2021, dan naik 12,5 persen secara tahunan (year on year/YoY) dari periode sama tahun sebelumnya.

Secara porsi untuk kegiatan industri, Bahlil menyebut, pemasukan investasi terbesar berada di industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 34,8 triliun.

Menurut dia, capaian tersebut jadi bukti bahwa kebijakan larangan ekspor bahan mentah yang digaungkan Jokowi tidak sia-sia. Program hilirisasi industri, khususnya pada industri logam rupanya turut disambut investor asing maupun lokal.

"Artinya, investasi ini sudah mendorong kepada hilirisasi. Untuk menciptakan nilai tambah dalam rangka mengantisipasi terjadinya industrialisasi," ujar Bahlil dalam sesi teleconference, Kamis (27/1/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Manufaktur

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menperin Agus meresmikan pabrik smelter bijih nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI).

Adapun secara peringkat, porsi investasi untuk industri perumahan, kawasan industri dan perkantoran berada di posisi kedua dengan nilai Rp 28,6 triliun. Disusul pertambangan sebesar Rp 28 triliun, selanjutnya transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 27,3 triliun, serta terakhir listrik, gas dan air sebesar Rp 22,3 triliun.

"Dulunya, di tahun 2020, transportasi, gudang dan telekomunikasi ini nomor satu. Sekarang udah berubah nih jadi industri logam," kata Bahlil.

"Saya ingin katakan, bahwa memang didorong untuk sektor-sektor manufaktur untuk memberikan nilai tambah. Ini terkonfirmasi dengan peta yang masuk sekarang," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya