Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bakal bagikan dividen jumbo dari laba tahun buku 2021. Direktur Utama BRI, Sunarso menyebutkan, sebagian dividen akan diberikan kepada pemerintah sebesar Rp 14,045 triliun.
Adapun pemerintah saat ini genggam 53,19 persen saham BRI. "Dengan proporsional kepemilikan itu dividen yang akan kita bayarkan kepada pemegang saham negara sebesar Rp 14,045 triliun," ungkap Sunarso dalam konferensi pers usai RUPST Perseroan, Selasa (1/3/2022).
Pembagian dividen ini merupakan salah satu mata acara RUPST perseroan yang digelar Selasa, 1 Maret 2022. Dalam RUPS tersbeut, pemegang saham sepakat atas pembagian total dividen Rp 26,4 triliun untuk tahun buku 2021.
Advertisement
Baca Juga
Sunarso menjelaskan, besaran dividen tersebut setara 85 persen dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2021, yakni sebesar Rp 31,6 triliun.
"85 persen laba atau tepatnya Rp 26,4 triliun ditetapkan sebagai dividen tunai yang akan dibagikan kepada pemegang saham," kata Sunarso.
Sementara sisa dari laba sebesar 15 persen atau Rp 4,59 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan. Dengan asumsi ada pengalihan treasury stock sebelum tanggal cum date, dividen akan dibagikan sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp 174,24 per lembar saham. Angka itu mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dividen per lembar saham 2020 sebesar Rp 98,98 per lembar saham.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
RUPST BRI Setujui Buyback Saham
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) menyetujui rencana pembelian kembali (buyback) saham.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, pemegang saham menetapkan nilai buyback maksimal yakni Rp 3 triliun.
"RUPS menyetujui untuk buyback saham yang telah dikeluarkan di Bursa Efek kira-kira nilainya nanti ditetapkan maksimal sebesar Rp 3 triliun,” kata Sunarso dalam konferensi pers usai RUPST, Selasa, 1 Maret 2022.
Sunarso menambahkan, aksi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kepemilikan saham karyawan perseroan. Sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih optimal bagi kelangsungan BRI ke depan.
"Ini merupakan motivasi untuk semua pekerja BRI dan mendeliver value secara maksimal kepada perusahaan," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur BRI, Viviana Dyah Ayu R.K menuturkan, sesuai dengan POJK, buyback harus diselesaikan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya buyback lewat RUPS hari ini.
"Kapan periode pembeliannya, ini termasuk salah satu strategi yang akan kita diskusikan bersama dengan konsultan independen," kata Vivi.
Periode pembelian akan mempertimbangkan sejumlah hal. Pertama, yakni fluktuasi harga saham BRI. Kemudian juga mempertimbangkan kondisi pasar modal.
Selain itu, mengingat buyback ini dalam rangka program kepemilikan saham pekerja, maka periode pembeliannya akan merujuk pada pelaksanaan program tersebut.
Advertisement