Liputan6.com, Jakarta Harga minyak berjangka jatuh pada perdagangan Rabu. Hal ini menyusul kenaikan stok minyak mentah AS dan setelah berita bahwa negara-negara konsumen besar juga akan melepaskan minyak dari cadangan mereka dalam hubungannya dengan Amerika Serikat untuk melawan kekhawatiran pasokan.
Dikutiip dari CNBC, Kamis (7/4/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 5,22 persen menjadi USD 101,07 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS turun 5,6 persen ke level USD 96,23 per barel.
Baca Juga
Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) akan melepaskan 120 juta barel dari cadangan strategis, termasuk 60 juta dari Amerika Serika.
Advertisement
Komitmen stok 60 juta AS itu merupakan bagian dari rencana Washington untuk melepaskan satu juta barel per hari selama enam bulan ke depan dengan total kasar 180 juta barel.
Pasar minyak mentah telah melalui minggu yang bergejolak, dengan harga melonjak di tengah kekhawatiran pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi bagi Moskow oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Akhir-akhir ini pasar telah mundur menyusul rilis cadangan minyak bersama dengan ekspektasi bahwa permintaan minyak di China akan turun karena pandemi yang bangkit kembali telah mendorong penguncian kota-kota termasuk Shanghai.
Administrasi Informasi Energi AS mengatakan stok minyak mentah AS naik 2,4 juta barel dalam minggu terakhir, sementara para analis memperkirakan terjadinya penurunan.
Produksi minyak juga naik, mencapai 11,8 juta barel per hari, sebagian besar sejak akhir 2021, dan produksi diperkirakan akan terus meningkat.
Amerika Serikat juga melepaskan hampir 4 juta barel dari cadangan strategisnya dalam seminggu.
“Rilis SPR sangat besar yang meningkatkan kepercayaan bahwa mereka dapat bergerak banyak dari cadangan (minyak) setiap minggu,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
AS Siapkan Sanksi Baru Bagi Rusia
Amerika Serikat dan sekutunya pada hari Rabu menyiapkan sanksi baru terhadap Moskow atas pembunuhan warga sipil di Ukraina utara, yang oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy digambarkan sebagai kejahatan perang. Namun Rusia membantah menargetkan warga sipil.
“Kekhawatiran ini tidak diragukan lagi dimasukkan ke dalam tren harga minyak yang lebih tinggi, dengan volatilitas diperkirakan akan berlanjut seiring situasi geopolitik yang berkembang,” kata Sophie Lund-Yates, Analis Ekuitas Utama di Hargreaves Lansdown.
Usulan sanksi Uni Eropa (UE), yang harus disetujui oleh 27 negara anggota blok itu, akan melarang pembelian batu bara Rusia dan mencegah kapal Rusia memasuki pelabuhan UE.
Kepala eksekutif UE Ursula von der Leyen mengatakan pihaknya sedang menyiapkan sanksi tambahan, termasuk pada impor minyak.
Inggris juga mendesak negara-negara G7 dan NATO untuk menyetujui jadwal penghentian impor minyak dan gas dari Rusia.
Kekhawatiran permintaan juga meningkat setelah otoritas di importir minyak utama yaitu China memperpanjang penguncian di Shanghai untuk mencakup semua 26 juta orang di pusat keuangan itu.
Advertisement
Perang Rusia-Ukraina Kerek Harga Minyak Indonesia Jadi USD 113,5 per Barel
Sebelumnya, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) periode Maret 2022 naik sebesar USS 17,78 per barel, dari USD 95,72 per barel pada bulan sebelumnya menjadi USD 113,50 per barel.
Dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Rabu (6/4/2022). Kenaikan ICP periode Maret 2022 dipengaruhi terganggunya pasokan minyak mentah global seiring terjadinya konflik Rusia-Ukraina.
Penetapan harga rata-rata minyak mentah ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 33.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2022 tanggal 1 April 2022.
"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Maret 2022 ditetapkan sebesar US$113,50 per barel," demikian bunyi diktum keempat Kepmen tersebut.
Dikutip dari Executive Summary Tim Harga Minyak Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, selain terganggunya pasokan minyak mentah global seiring terjadinya konflik Rusia-Ukraina, juga pengenaan sanksi dan kegagalan infrastruktur produksi di negara-negara penghasil minyak mentah, seperti:
a. Potensi pengenaan sanksi negara-negara Barat atas ekspor minyak mentah Rusia berpotensi menambah defisit pasokan minyak mentah global di saat permintaan minyak mentah global mulai mengalami peningkatan.
b. Konflik yang terjadi di anggota OPEC+, sabotase di negara-negara Afrika Barat dan perang sipil di Libya menyebabkan berkurangnya produksi dan kegagalan dalam pemenuhan kuota produksi. Selain itu, kegagalan infrastruktur akibat serangan badai juga melumpuhkan fasilitas ekspor di Kazakhtan.
Pasokan Minyak Dunia
Peningkatan harga minyak dunia juga terkait pasokan minyak dunia:
a. Pengenaan sanksi atas ekspor minyak mentah Rusia berpotensi mengganggu pasokan minyak mentah global sebesar 1,2-4,5 juta bopd.
b. OPEC+ hingga saat ini, tetap pada kesepakatan awal untuk meningkatkan pasokan hanya sebesar 400 ribu bopd. Arab Saudi dan UEA, sebagai produsen dengan kapasitas cadangan yang besar dan mampu untuk meningkatkan produksi secara instan, sejauh ini tidak menunjukkan kesediaan untuk melakukan peningkatan produksi.
c. Terganggunya fasilitas ekspor Caspian Pipeline Consortium (CPC) di Kazakhstan akibat serangan badai, berpotensi mengganggu penyaluran minyak mentah sekitar 1 juta barel per hari (bph).
d. IEA, berdasarkan Laporan IEA bulan Maret 2022, memprediksikan defisit pada neraca kesetimbangan pasokan dan permintaan minyak mentah global sebesar 700 ribu bopd pada kuartal dua tahun 2022.
e. Berdasarkan Laporan OPEC bulan Maret 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi produksi minyak mentah negara-negara Non-OPEC tahun 2022 sebesar 12 ribu bopd menjadi 66,59 juta bopd, dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya.
Terkait permintaan minyak dunia, dinyatakan dalam executive summary bahwa berdasarkan Laporan OPEC bulan Maret 2022, terdapat peningkatan proyeksi permintaan minyak dunia pada tahun 2022 sebesar 100 ribu bph menjadi 100,9 juta bph, dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya
Advertisement