Kinerja Sektor Manufaktur Salip Pertumbuhan Ekonomi

Industri pengolahan nonmigas mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Mei 2022, 20:45 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2022, 20:45 WIB
Industri Komponen Otomotif Bersiap Tingkatkan Penetrasi 4W
Pekerja memeriksa produk dan kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang, Jawa Barat. Perusahaan manufaktur Triputra Group menargetkan penjualan hingga 38.81 % atau senilai Rp 3,08 triliun pada 2021. (Liputan6.com/HO/Dharma)

Liputan6.com, Jakarta Industri pengolahan nonmigas mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01 persen pada triwulan I tahun 2022.

Kinerja sektor manufaktur tersebut juga naik signifikan dibanding pada periode yang sama tahun lalu yang mengalami kontraksi 0,71 persen.

“Di tengah situasi ekonomi dan politik global yang sedang mengalami gejolak dan penuh ketidakpastian, juga adanya dampak pandemi Covid-19, kinerja sektor industri manufaktur Indonesia mampu tumbuh gemilang,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (9/5/2022).

Adapun subsektor yang menjadi penopang kinerja pertumbuhan industri pengolahan nonmigas selama triwulan I-2022, di antaranya adalah industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 14,20 persen, diikuti industri tekstil dan pakaian jadi (12,45 persen), serta industri mesin dan perlengkapan (9,92 persen).

Menperin memberikan apresiasi kepada para pelaku industri manufaktur dan masyarakat Indonesia, yang telah menggairahkan ekonomi tanah air, semoga industri semakin semangat menjalankan usahanya dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

“Hal ini membuktikan pula bahwa kebijakan pemerintah berjalan baik guna menciptakan iklim usaha yang kondusif. Kami akan kawal sehingga momentum ini dapat terjaga sepanjang tahun,” ujar Menperin.

 

 

Keseimbangan

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita. (Dok Kemenperin)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita.

Menperin menambahkan, keseimbangan antara kebijakan kesehatan dan ekonomi, kemudian juga kepercayaan diri dari para pelaku industri dan daya tahan untuk beradaptasi dalam masa pandemi ini, merupakan bentuk dari resiliensi yang kita lihat di sektor industri manufaktur di Indonesia.

Agus menegaskan, tren positif pertumbuhan industri nasional harus terus dijaga dan kalau perlu lebih ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, pemerintah dan pelaku industri wajib bersinergi dan bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas yang berkualitas menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami optimistis semakin banyak industri nasional yang mampu berdaya saing di kancah global, karena seiring dengan adanya langkah percepatan transformasi digital. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” jelasnya.

Kementerian Perindustrian mencatat, beberapa kinerja gemilang sektor manufaktur, antara lain adalah kontribusi industri manufaktur sebesar 76,37 persen yang mendominasi capaian nilai ekspor nasional pada kuartal I-2022.

Sepanjang periode Januari-Maret 2022 tersebut, kinerja ekspor industri pengolahan menembus USD50,52 miliar atau naik 29,68 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Realisasi Investasi

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita

Selain itu, realisasi investasi sektor industri pada triwulan I-2022 naik 17 persen (y-o-y). Kinerja investasi sektor industri pengolahan sepanjang Januari-Maret 2022 mencapai Rp103,5 triliun. Jumlah tersebut memberikan kontribusi signfikan sebesar 36,7 persen terhadap total nilai investasi di Tanah Air pada triwulan I tahun 2022, yang menembus Rp282,4 triliun.

Bahkan, produktivitas pada sektor industri manufaktur masih terus bergeliat seiring dengan permintaan baru di pasar yang juga kian meningkat.

Fase ekspansi ini berdasarkan hasil survei S&P Global melalui data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2022 yang berada di level 51,9 atau naik dibanding bulan Maret yang mencapai posisi 51,3.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya