Gugus Tugas Nasional Local Currency Settlement Terbentuk, Ini Tugasnya

Local Currency Settlement dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan penggunaan mata uang utama sehingga dapat meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Mei 2022, 18:25 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2022, 18:25 WIB
BI, sejumlah kementerian, OJK, LPS, LPEI, Kadin, APINDO, serta Asosiasi Bank Appointed Cross Currency Dealers (ACCD) membentuk Gugus Tugas Nasional LCS. (Dok BI)
BI, sejumlah kementerian, OJK, LPS, LPEI, Kadin, APINDO, serta Asosiasi Bank Appointed Cross Currency Dealers (ACCD) membentuk Gugus Tugas Nasional LCS. (Dok BI)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) bersama sejumlah pihak Membentuk Gugus Tugas (Task Force) Nasional Local Currency Settlement (LCS). Gugus Tugas ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia bersama kementerian, lembaga dan asosiasi dalam mengakselerasi pengembangan Local Currency Settlement.

Pihak yang terlibat adalah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan.

Selain itu juga ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), serta Asosiasi Bank Appointed Cross Currency Dealers (ACCD). 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, pengembangan transaksi LCS yang diterapkan sejak 2018, telah merangkul beberapa negara untuk bekerjasama yaitu Malaysia, Thailand, Jepang dan China.

"Kontribusi keempat negara tersebut mendorong tren pertumbuhan LCS yang positif di pasar keuangan, hingga mencapai USD 868 juta pada triwulan I 2022," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (27/5/2022).

Pentingnya upaya perluasan LCS dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan penggunaan mata uang utama sehingga menciptakan diversifikasi mata uang yang pada akhirnya dapat meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah.

Lebih lanjut, LCS juga bermanfaat bagi dunia usaha dalam memberikan natural hedge untuk melindungi dari eksposur nilai tukar, menciptakan biaya transaksi yang lebih murah dan efisien melaui direct rate, serta transfer dana yang lebih cepat.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Program

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Adapun rangkaian program Gugus Tugas Nasional LCS tersebut terdiri dari:

Sosialisasi targeted untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman bagi pelaku usaha. Melakukan reformasi regulasi dengan menciptakan aturan-aturan yang akomodatif.

Mendorong terobosan-terobosan dalam bentuk insentif, fasilitasi, maupun percepatan layanan yang mendukung LCS.

Pembentukan Gugus Tugas Nasional LCS merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Komite Stabilitas Sistem Keungan (KSSK) untuk mengembangkan, mengakselerasi, dan memperluas pemanfaatan LCS guna mendukung stabilitas sistem keuangan dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam UU No. 2 tahun 2020 mengenai Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 yang dijabarkan lebih lanjut dalam Pasal 26 PP No.23 tahun 2020 tentang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang menyebutkan LCS merupakan salah satu program Pemerintah yang dilaksanakan untuk mendukung PEN.

Rupiah Ditutup Menguat ke 14.567 per Dolar AS pada Jumat Sore

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Penguatan Rupiah dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat sore ini. Penguatan nilai tukar rupiah ini seiring investor yang mulai mengalihkan perhatian dari rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed.

Pada Jumat (27/5/2022), rupiah ditutup menguat 46 poin atau 0,31 persen ke posisi 14.567 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.613 per dolar AS.

"Rupiah rebound hari ini seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Indeks saham Eropa dan AS menguat pada Kamis 26 Mei 2022, demikian juga dengan indeks saham Asia yang naik hari ini.

Bagusnya laporan penghasilan perusahaan-perusahaan ritel di AS, Alibaba, dan juga rencana stimulus dari pemerintah Inggris, memberikan sentimen positif di pasar.

Indeks dolar AS juga terlihat dalam tren turun dalam beberapa terakhir ini. Indeks sekarang di kisaran 101, padahal seminggu lalu sempat di atas kisaran 103.

"Penurunan indeks dolar AS ini mungkin menunjukkan pasar sudah mengalihkan perhatiannya dari rencana kenaikan suku bunga acuan AS untuk sementara waktu hingga ada isu baru," ujar Ariston.

 

Dalam Negeri

Dari dalam negeri, lanjut Ariston, Bank Indonesia yang mulai mengindikasikan potensi pengetatan moneter ke depan dan data ekonomi Indonesia yang membaik, membantu rupiah untuk melawan penguatan dolar AS.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi 14.601 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.543 per dolar AS hingga 14.603 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi 14.578 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 14.645 per dolar AS.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya