Liputan6.com, Jakarta - Kloter pertama ibadah haji sudah diberangkatkan dari Indonesia pada pekan lalu setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19. Tentu saja kabar ini cukup menggembirakan melihat jumlah antrean ibadah haji dari Indonesia yang sangat lama.
Berdasarkan data dari Kementerian Agama, masa tunggu antrian ibadah haji di Indonesia yang sangat panjang. Rata-rata masa tunggu antrean keberangkatan haji di Indonesia saat ini adalah 48,5 tahun, dengan masa tunggu tersingkat sembilan tahun yaitu di di Kabupaten Maybrat, Papua Barat dan yang terpanjang 97 tahun di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Baca Juga
Selain melalui program haji reguler, ada juga alternatif haji khusus (ONH Plus) maupun haji furoda yang tanpa antri. Bagi yang membutuhkan dan merencanakan untuk naik haji, pilih yang sesuai dengan kapan kita ingin berangkat dan kemampuan ekonomi, bulatkan niat dan lakukan perencanaan keuangan yang matang.
Advertisement
Simak penjelasan Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha mengenai menyiapkan dana haji berikut ini:
Ibadah haji memerlukan persiapan yang matang. Di awal, persiapan keuangan sangat penting, karena untuk mendapatkan nomor antrian keberangkatan harus ada setoran awal yang harus dibayarkan. Biaya haji regular yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 2022 berkisar antara total Rp 35 juta hingga Rp 42 juta yang dibagi dalam dua termin pembayaran.
Setoran pertama sebesar Rp 25 juta (untuk mendapatkan nomor antrian) dan setoran kedua atau pelunasan dari sisanya saat sudah mendapatkan kepastian keberangkatan. Pada haji khusus dan haji furoda, biaya yang dibutuhkan jauh di atas angka tersebut.
Selain itu, calon jemaah haji juga harus mempertimbangkan faktor inflasi. Jelang keberangkatan, dana yang harus dilunasi mungkin sudah di atas Rp 10 juta. Inflasi harga bahan bakar pesawat, hotel, perbedaan kurs mata uang dolar AS maupun riyal Saudi Arabia, dan lain sebagainya akan ikut meningkatkan biaya haji.
Selain itu juga perlu dialokasikan dana untuk pembuatan paspor, vaksin meningitis, serta jika dibutuhkan untuk suvenir atau oleh-oleh maupun uang jajan selama di sana.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Atur Ulang Prioritas Keuangan
Jika tekad dan niat sudah bulat, umumnya usaha untuk menggapai tujuan keuangan akan terasa lebih ringan. Agar dana haji dapat terkumpul sesuai waktu yang diharapkan dan jumlah yang dibutuhkan, kita harus mengisi pos dana haji secara disiplin dan rutin. Atur ulang prioritas keuangan.
Jika pendapatan tidak bisa ditambah, maka pengeluaran harus dikurangi. Pilih pos-pos pengeluaran yang masih bisa dihemat, misalnya pos hiburan.
Kurangi biaya atau frekuensi makan di luar rumah serta lebih selektif dan irit dalam melakukan pembelanjaan/pengeluaran.
Advertisement
Biarkan uang bekerja untuk kita
Karena masa tunggu yang cukup panjang pada haji regular dan haji khusus, jangan biarkan uang kita tidur di rekening tabungan dan tergerus inflasi. Reksa dana dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menyimpan dan mengembangkan pos dana haji.
Lakukan diversifikasi pada beragam jenis reksa dana, mulai dari reksa dana pasar uang yang memiliki risiko relatif rendah, reksa dana pendapatan tetap dengan risiko yang sedang, hingga reksa dana saham yang memiliki risiko tinggi. Dalam investasi berlaku prinsip high risk high return dan low risk low return. Potensi keuntungan yang tinggi memiliki tingkat risiko yang juga tinggi.
Demikian pula sebaliknya. Jika waktu persiapan yang dimiliki cukup singkat, sekitar 1-2 tahun, simpan di instrumen dengan risiko yang relatif rendah. Jika masih sangat panjang, di atas 10 tahun, silakan perbanyak porsi di reksa dana saham.
Rincian Reksa Dana
Reksa dana saham syariah dapat dimanfaatkan untuk persiapan naik haji jangka panjang. Sebagai contoh, Manulife Syariah Sektoral Amanah (MSSA) merupakan reksa dana yang dikelola sesuai prinsip syariah dan berinvestasi pada berbagai saham perusahaan-perusahaan di Indonesia. Reksa dana MSSA mencatatkan kinerja 12,88 persen dalam setahun terakhir (per akhir Mei 2022).
Masyarakat juga dapat memanfaatkan reksa dana dengan risiko yang lebih rendah, seperti reksa dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI). MSSI berinvestasi pada sukuk atau Surat Berharga Syariah tenor pendek sehingga menghasilkan karakter reksa dana yang lebih konservatif dibandingkan saham. MSSI mencatatkan kinerja 4,48 persen YoY per akhir Mei 2022.
Ibadah haji memerlukan kondisi fisik yang prima. Persiapan keuangan yang baik memungkinkan kita berangkat selagi fisik masih sehat dan prima. Saat kita mendapatkan kesempatan berangkat yang lebih cepat dari waktu perkiraan, saat itu pula kita sudah memiliki dana untuk pelunasan biayanya.
Advertisement