12 Kepala Negara Bakal Hadiri World Water Forum Bali 2024

Sebanyak 12 kepala negara dan 56 menteri diperkirakan menghadiri Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) di Bali pada 2024.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Jul 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 14:00 WIB
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono memberikan penjelasan terkait penembakan terhadap 31 pekerja yang tengah membangun Trans Papua saat konferensi pers di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (4/12). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 12 kepala negara dan 56 menteri diperkirakan menghadiri Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) di Bali pada 2024. Hal tersebut disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

"Ada 100 ribu peserta yang hadir, 12 kepala negara, 56 menteri dari 172 negara," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam “National Stakeholders Forum: 10th World Water Forum First Announcement” di Jakarta, Jumat.

Forum Air Dunia merupakan kegiatan pertemuan internasional terbesar di bidang air yang membahas pengelolaan sumber daya air melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Forum tersebut diprakarsai Dewan Air Dunia atau World Water Council (WWC) dan diselenggarakan setiap tiga tahun sekali sejak 1997.

Menteri Basuki mengatakan Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tuan rumah Forum Air Dunia.

Menurut dia, Indonesia akan mengambil banyak manfaat dari WWF di Bali, seperti pengetahuan dari berbagai diskusi mengenai pengelolaan sumber daya air di tengah ancaman krisis iklim. Pengetahuan mengenai pengelolaan air itu diharapkan dapat memperkuat upaya mitigasi Indonesia terhadap bencana alam, seperti banjir bandang dan longsor.

Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga akan memperoleh manfaat dari berbagai pembahasan mengenai pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan produksi pangan guna menghadapi potensi krisis pangan global.

"Pesan Bapak Presiden (Joko Widodo), kita ambil semua keilmuan mengenai air. Ini festival terbesar dalam pengelolaan air. Jadi kita ambil sebanyak banyaknya manfaat tentang pengelolaan sumber daya air," kata Menteri PUPR itu.

"Ini bisa membawa dampak ekonomi yang besar dan membawa manfaat mengenai diskusi ilmu keairan karena kita punya 5.600 sungai, irigasi seluas 7 juta hektare, kita juga punya 300 bendungan, 3 juta lahan rawa yang potensial dikembangkan untuk lahan pangan," kata Menteri Basuki.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pengelolaan Air

Ilustrasi air terjun  (sumber: Pixabay)
Ilustrasi air terjun (sumber: Pixabay)

Selain dampak terkait pengelolaan air, Menteri PUPR juga meyakini kedatangan 100 ribu peserta dalam Forum Air Dunia akan menimbulkan efek berlipat ganda ekonomi terutama untuk sektor pariwisata dan UMKM di Bali dan sekitarnya.

"Maka itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hadir. Akan ada 100 ribu delegasi yang datang tanpa promosi," ujarnya.

Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Forum Air Dunia ke-10 tahun 2024 dalam penyelenggaraan WWF ke-9 di Dakar, Senegal, pada 19 Maret 2022) dimana Indonesia memperoleh 30 suara dari total 36 suara Dewan Gubernur (Board of Governors) World Water Council.

WWF 2024 direncanakan berlangsung pada 3 Juni 2024 selama sepekan di Bali.

Air Bersih dan Sanitasi Jadi Tantangan RI, Waspada Penyebaran Penyakit Menular

DPR sahkan RUU IKN menjadi UU
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membacakan pandangan pemerintah terkait RUU IKN pada Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/1/2022). DPR mengesahkan RUU Ibu Kota Negara (IKN) menjadi Undang-Undang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mewanti-wanti peran penting kepala daerah dalam menjamin ketersediaan air minum dan sanitasi di masyarakat. Ia ingin memastikan perhatian terhadap infrastruktur sektor ini menjadi hal penting.

Ia memandang Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2022 menjadi wadah penting dalam memperkuat profil sanitasi dan air minum. Ini sekaligus jadi wadah untuk mendiskusikan segala masalah utama dalam menjamin kebutuhan dasar masyarakat.

“Saya kira memang untuk penyediaan air minum yang sebagaimana ditingkatkan akses keamanan dan akses aman ini jawaban yang paling penting itu terletak di bahu para pemimpin di daerah,” katanya saat membuka KASN 2022, Rabu (25/5/2022).

Infrastruktur sanitasi dan air minum ini, menurutnya jadi satu aspek infrastruktur yang penting. Disamping akses jalan hingga gedung-gedung di perkotaan. Ia juga melihat adanya ancaman jika sanitasi dan air minum ini tidak tertangani dengan baik.

“Seringkali kalau infrastruktur yang dilihat itu, jalan, gedung, padahal dari pengalaman kita saat pandemi, ketersediaan air itu menunjukkan (sebuah) ancaman. Kalau sekarang kita dihadapkan dengan hepatitis, kita lihat juga penyakit menular yang ada di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia,” terangnya.

“Dan salah satu persoalannya adalah air bersih terutama penyediaan air minumnya,” imbuh dia.

Dalam hal ini, ia kembali menekankan peran kepala daerah untuk bisa memastikan hal itu. Tujuannya, untuk mengurangi risiko yang berbahaya bagi masyarakat.

“Saya kira saya mengajak bupati, walikota, untuk memberikan perhatian, atensi yang luar biasa hal-hal soal air ini, sebagaimana juga dalam infrastruktur pelayanan dasar lainnya,” kata dia.

Indikator SDGs

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. (Dok Bappenas)
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. (Dok Bappenas)

Pada kesempatan yang sama, Suharso mengungkap peningkatan akses air minum dan sanitasi ayng layak dan aman merupakan salah satu indikator dari Sustainable Development Goals (SDGs). Bahkan ini telah menjadi bagian penting dalam penyediaan infrastruktur yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

“dan sejalan dengan visi Indonesia 2045, transformasi ekonomi didukung pembangunan SDM dimana didalamnya penyediaan air minum dan sanitasi berperan penting, sehingga kita bisa menyelamatkan masyarakat dan bangsa dari ketersediaan air yang tak memenuhi syarat,” tuturnya.

Lagi-lagi, Suharso menyampaikan, pandemi menjadi satu cermin penting dalam menyediakan fasilitas air minum dan sanitasi yang memadai di rumah tangga. Maka ia memandang masalah yang meliputi harus bisa diselesaikan.

“Karena itu perlu diselesaikan secara terintegrasi, terutama dalam mencegah dan mengendalikan infeksi yang jadi salah satu sumber gangguan penyakit,” katanya.

Infografis Waspada Krisis Air Ibukota (Liputan6.com/Yoshiro)
Infografis Waspada Krisis Air Ibukota (Liputan6.com/Yoshiro)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya