Arif Budimanta Ingin Koperasi Jadi Gerakan Lawan Kapitalis

Banyak orang seringkali tidak memahami bahwa koperasi merupakan kumpulan anggota, bukan kumpulan modal.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Jul 2022, 20:35 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2022, 20:35 WIB
Ilustrasi koperasi
Ilustrasi koperasi. (Gambar oleh ar130405 dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta, ingin koperasi jadi satu basis yang turut mengungkit perekonomian nasional. Khususnya guna menyeimbangkan roda ekonomi yang kini banyak berlandas sistem kapitalis.

Hal itu diutarakannya dalam sesi sarasehan virtual yang diadakan Megawati Institute, berjudul Memperingati 75 Tahun Gerakan Koperasi, Minggu (17/7/2022).

Arif Budimanta mengatakan, banyak orang seringkali tidak memahami bahwa koperasi itu merupakan kumpulan anggota, bukan kumpulan modal.

"Jadi kalau bicara asas kedaulatan rakyat tonggaknya koperasi, sebagai demokrasi sosial, demokrasi ekonomi, badan usahanya koperasi, karena dia kumpulan anggota, tapi bukan kumpulan modal," jelasnya.

Melihat dari sejarahnya, ia lantas mengacu kepada sejarah pergerakan yang digaungkan koperasi kelas pekerja pertama asal Inggris, Rochdale yang merupakan counter movement dari paradigma ekonomi pasar.

"Jadi kalau kita lihat di Inggris, ada Rochdale, ini merupakan satu gerakan perlawanan kepada ekonomi berbasis kapitalisme yang menyengsarakan rakyat. Ini bisa dikatakan counter dari sistem ekonomi pasar," ungkapnya.

Menurut dia, sistem ekonomi yang dijalankan Rochdale bukan hanya mengenai ekonomi semata, tapi juga bergerak di bidang pendidikan.

"Karena pendidikan di bidang perkoperasian berhasil, ownership-nya berhasil di masyarakat. Contoh paling dekat tetangga Singapura, penduduknya dewasa 80 persen merupakan anggota koperasi," bebernya.

"Harapan kita, koperasi sebagai instrumen counter movement dalam sistem ekonomi pasar, dia bisa jadi gerakan yang dapat wujudkan ekonomi berlandaskan Pancasila," pungkas Arif Budimanta.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Koperasi Ditargetkan Berkontribusi 20 Persen ke Ekonomi Nasional

Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) menggelar puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-75 di Prime Plaza Hotel Convention Hall, Sanur, Bali, Kamis (14/7/2022).

Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Umum Dekopin Sri Untari Bisowarno, Deputi Bidang Koperasi Kemenkop-UKM Ahmad Zabadi, Sekda Provinsi Bali, Jajaran Dekopinwil, dan Kepala-Kepala Daerah dari seluruh wilayah di Indonesia.

Ketua Umum Dekopin, Sri Untari Bisowarno menyampaikan bahwa semangat gotong-royong dan kekeluargaan antar seluruh gerakan koperasi benar-benar kuat dirasakan selama gelaran puncak Harkopnas ke-75 kali ini.

Ketika seluruh gerakan koperasi yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia mulai Aceh hingga Papua merelakan tenaga, waktu, materi dan pikirannya untuk bisa berkumpul bersama di Bali untuk bisa mensinergikan langkah dan pemikiran dalam rangka menguatkan kehadiran koperasi ditengah-tengah masyarakat.

"Dekopin ini adalah satu-satunya perintah tegas revolusi konstitusi kita, bagaimana setelah penghancuran ekonomi kapitalisme, kita ganti dengan ekonomi Pancasila. Di era kemerdekaan ini, ekonomi Pancasila ini salah satunya yang akan menjadi agregator adalah gerakan koperasi Indonesia," tegas Sri Untari, Jumat (15/7/2022).

Kehadiran seluruh gerakan koperasi dari seluruh penjuru Indonesia kali ini, juga bertujuan untuk bisa membantu masyarakat Pulau Dewata yang sedang berusaha bangkit setelah pandemi Covid-19. Untari menjelaskan, pihaknya setidaknya membawa sebanyak 8.000 orang untuk turut meramaikan kegiatan Puncak Harkopnas ke-75 kali ini.

"Itulah kekuatan kemandirian kita sebagai sebuah kekuatan ekonomi yang sebenarnya. Yang menjadi perintah dari para proklamator bangsa kita," ucapnya.

 


Terus Inovasi

Selaku Ketua Umum Dekopin, Sri Untari menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berhenti bergerak dan berinovasi. Terkhusus bagaimana mempersiapkan gerakan koperasi untuk menyongsong era keemasannya.

Era keemasan, dimana gerakan koperasi di Indonesia dapat menjadi lembaga yang mandiri dan dipercaya masyarakat. Berbagai langkah seperti inisiasi gerakan 5 Juta Milenial Berkoperasi dan Payment Gateway Coop-Pay adalah upaya nyata Dekopin dibawah kepemimpinannya guna menguatkan kehadiran koperasi.

"Hari ini saya mengenakan warna kuning emas ini bukan tanpa maksud. Maksudnya adalah menyongsong kejayaan koperasi Indonesia menuju Indonesia emas. Saya menggunakan celana hitam bukan tanpa maksud. Maksudnya adalah keteguhan kita untuk berjalan berjuang dalam koperasi. Saya menggunakan kerudung merah bukan tanpa maksud. Maksudnya adalah keberanian kita untuk mengambil resiko jadi orang koperasi," tegas Untari.

 


Sumbang Ekonomi Nasional

Tidak lupa, Ketua Umum Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang-Jawa Timur juga mengingatkan agar setiap gerakan koperasi tidak melupakan jati diri koperasi. Hal ini menjadi sebuah modal utama agar koperasi di Indonesia dapat bersaing.

"Cita-cita saya, kita akan mampu menjadi kontributor ekonomi nasional sebesar 20 persen, menuju Indonesia emas dan itu hanya bisa kita lakukan kalau kita mampu dengan teguh, betul-betul menanamkan jati diri koperasi. Serta kita mampu menjadikan perjuangan kita ini sebagai sebuah perjuangan bersama-sama," tuturnya.

"Koperasi kuat, rakyat berdaulat, Indonesia hebat," tutup SriUntari.

Dalam kesempatan ini, pihaknya juga memberikan penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak mulai dari tokoh nasional, kepala daerah, penggiat koperasi yang telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan koperasi di Indonesia.

Setidaknya terdapat sebanyak 21 Kepala Daerah dari seluruh Indonesia yang mendapatkan penghargaan sebagai tokoh penggerak koperasi dari Dekopin. Dengan harapan, kolaborasi dan sinergi antara Koperasi dan Pemerintah dalam membangun ekonomi berbasis semangat kerakyatan dapat segera terwujud.

 

Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya