Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menuturkan, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih merupakan investasi bagi desa. Investasi tersebut akan berbentuk gerai, unit simpan pinjam, klinik desa, apotik desa, hingga investasi dalam bentuk transportasi logistik.
Ia juga membantah Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih bukan salah satu penyebab Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat turun di level 5 persen pada Selasa, 18 Maret 2025.
Advertisement
Baca Juga
Budi Arie menuturkan, Kopdes Merah Putih adalah rancangan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat menengah ke bawah, terutama di desa.
Advertisement
"Daya beli masyarakat meningkat. Ekonomi akan lebih meningkat. Pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih tinggi dengan adanya kopdesk merah putih. Kok dihubung-hubungkan dengan (IHSG)," ujar Budi kepada media, Jakarta, dikutip Kamis (20/3/2025).
Ia menuturkan, meskipun salah satu sumber pendanaan Kopdes Merah Putih berasal dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), ia memastikan tidak ada risiko kredit macet karena pembayarannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Enggak loh. Bagaimana macet? (Kredit) Bagaimana macet orang dibayar pake APBN? Dan ini, ingat loh. Kopdes merah putih ini bukan ekonomi konsumtif," kata dia.
Dia bilang ada Kopdes ini merupakan investasi bagi desa, di mana nantinya investasi tersebut akan berbentuk gerai, unit simpan pinjam, klinik desa, apotik desa, hingga investasi dalam bentuk transportasi logistik. "Loh kok di menghambat ini bukan ambur-ambur duit loh," ujar Menkop Budi Arie.
Ia menegaskan, ada Kopdes Merah Lutih justru mempercepat pembangunan desa dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di 8 persen.
"Kopdes merah putih ini justru untuk mempercepat pembangunan desa. Karena daya dongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kalau mau 8 persen salah satunya adalah desa. Digerakkan ekonomi. Gitu loh. Ya. Jadi kalau yang bilang itu, enggak ada itu," ujar dia.
Menko Zulkifli Hasan: Koperasi Desa Merah Putih Bisa Potong Rantai Tengkulak
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan Koperasi Desa Merah Putih bisa memotong rantai distribusi pangan. Termasuk keterlibatan tengkulak dalam penyaluran bahan pangan.
Pembentukan KopDes Merah Putih ditargetkan rampung dalam 6 bulan. Salah satu perannya adalah melakukan distribusi pangan, baik dari desa maupun menuju desa.
"(KopDes Merah Putih) juga akan memotong rantai pasok sembako, kebutuhan-kebutuhan desa bisa langsung dari produsen, bisa sampai di koperasi," ungkap Menko Zulkifli Hasan di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (17/3/2025).
KopDes Merah Putih juga bisa memasok kebutuhan pangan yang ada di wilayah desa. Proses distribusi ini bisa tidak melibatkan perantara atau tengkulak.
"Selain koperasi ini nanti bisa menyuplai warung-warung yang ada di desa, juga bisa menyuplai kebutuhan masyarakat," ujar dia.
"Sehingga bisa memotong middleman atau tengkulak-tengkulak," tegas Menko Zulkifli.
Dia menerangkan, KopDes Merah Putih bisa membantu petani untuk menjual gabah hasil panen ke Perum Bulog. Termasuk penyaluran pupuk subsidi yang akan diterima langsung petani.
"Pengadaan dari petani ke Bulog, gabah atau pupuk ini dipotong (dari) tengkulak-tengkulak, juga sebaliknya nanti hasil mereka langsung ke pusat-pusat atau ke Bulog, begitu juga barang dari kota, produsen juga bisa masuk ke desa-desa," tutur dia.
Kepastian Harga
Pada kesempatan tersebut, Menko Zulkifli turut menyebut KopDes Merah Putih bisa menjaga harga hasil panen petani. Misalnya dengan menyimpan lebih dahulu hasil panen ketika harga kurang baik di pasaran.
Teknologi penyimpanan pun akan ditingkatkan. Misalnya dengan tambahan adanya gudang dingin atau cold storage di tiap desa.
"Maka nanti koperasi ini bisa juga menanggulangi, juga bisa menanggulangi hasil pertanian desa itu, disimpan dulu kalau harga lagi kurang bagus, karena nanti ada juga cold storage dan lain-lain," terangnya.
Advertisement
Pangkas Rantai Distribusi
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyoroti keuntungan yang diambil tengkulak (middleman) mencapai Rp 313 triliun dari sembilan bahan pokok (sembako) pangan. Dia menegaskan akan memutus mata rantai tersebut.
Salah satu caranya melalui kehadiran Koperasi Desa Merah Putih yang jadi gagasan Presiden Prabowo Subianto. Amran bilang, KopDes Merah Putih akan berperan dalam memotong mata rantai distribusi pangan.
"Yang dulunya rantai pasoknya 8 menjadi 3, 8 menjadi 3 lini, dari petani, koperasi, langsung konsumen," ungkap Mentan Amran saat inspeksi mendadak (sidak) operasi pasar di Kantor Pos Jakarta Timur, DKI Jakarta, Sabtu (8/3/2025).
Tengkulak Untung Rp 313 Triliun
Penyederhanaan rantai pasok itu, termasuk sebagai upaya untuk memberantas pengepul atau tengkulak. Dalam hitungannya, pihak tersebut mengambil keuntungan hingga Rp 313 triliun dari sembako.
"Tahu kita middleman mengambil keuntungan (dari) sembilan bahan pokok itu Rp 313 triliun," tegasnya.
KopDes Merah Putih nantinya akan menjalankan sistem yang lebih sederhana dengan memangkas distribusi rantai pasok tadi. Setiap desa akan dibekali dengan satu koperasi yang bertugas menjaga harga pangan ke konsumen.
"Ini pemerintah membangun sistem, yaitu solusi permanen, koperasi setiap desa, satu koperasi. Cantik kan? Ini nanti motor penggerakannya adalah termasuk PT Pos (Indonesia)," bebernya.
