Kenalin Nih Kecap Rania, Produk Baru BUMN Pangan Bahan Baku Kedelai Lokal

Holding BUMN Pangan ID FOOD meluncurkan merek kecap Rania. Produk ritel ini memanfaaarkan kedelai lokal asal Jawa Timur.

oleh Arief Rahman H diperbarui 11 Agu 2022, 21:19 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2022, 12:00 WIB
Holding BUMN Pangan ID FOOD meluncurkan merek kecap Rania
Holding BUMN Pangan ID FOOD meluncurkan merek kecap Rania (dok: ID FOOD)

Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN Pangan ID FOOD meluncurkan merek kecap Rania. Produk ritel ini memanfaatkan kedelai lokal asal Jawa Timur.

Produk kecap Rania ini merupakan hasil kerja sama antara ID Food dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk pengembangan formula. Serta Universitas Brawijaya untuk pengawalan kualitas dan uji sensorik produk.

Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan menyebut pengembangan produk pangan retail berupa kecap merupakan program lanjutan dari New Product Development (NPD) ID FOOD group. Upaya ini sebagai tindak lanjut perseroan mengembangkan varian produk beras Rania dan minyak goreng Rania, Raja gula.

Menurutnya, bahan baku kecap Rania diolah dan diproduksi dari Anggota Holding ID FOOD yakni PT PG Rajawali I yang berpusat di Jawa Timur. Kemudian didistribusikan oleh member of ID FOOD lainnya seperti PT Rajawali Nusindo, PT GIEB, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.

Sementara itu, Direktur Komersial Holding Pangan ID FOOD Ardiansyah Chaniago menambahkan pengembangan produk berbahan baku kedelai ini merupakan upaya ID FOOD dalam wacana melengkapi pangan retail di Indonesia. Kecap merupakan yang diprogramkan mengingat produk ini juga yang diminati masyarakat sebagai pelengkap konsumsi makanan.

“Kedelainya menggunakan kedelai lokal Jawa Timur dan sebagai pemanisnya menggunakan produk brown sugar hasil produksi PT PG Rajawali I Member of ID FOOD yang berasal dari tebu Petani Kemitraan ID FOOD, dan inilah yang menjadi kekhasan produk kecap Rania,” terang Ardiansyah mengutip keterangan resmi, Sabtu (6/8/2022).

Selain itu Ardiansyah melanjutkan dalam formulasinya kecap Rania memiliki kandungan gula dan sodium yang lebih rendah dibandingkan produk sejenis sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.

Jadi, lanjut Ardiansyah, produk - produk pengembangan ID FOOD Group ini dilakukan secara berkelanjutan, seperti produk garam, ikan, daging yang dikelola anggota holding.

“Tahun ini juga kita sudah merencanakan pengembangan produk pangan retail lainnya memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

 

Melengkapi Produk Swasta

kecap
ilustrasi penyedap rasa/Photo by Caroline Attwood on Unsplash

Ardiansyah berharap produk - produk BUMN Holding Pangan ID FOOD juga dapat melengkapi produk - produk retail milik private sector atau swasta yang sudah ada memenuhi kebutuhan masyarakat.

Mengenai produk kecap, Ia mengatakan dalam jangka pendek ini untuk pendistribusian marketnya ke Usaha Mikro Kecil terlebih melalui UMKM. Seperti pedagang nasi goreng, pedagang sate, atau Warung - Warung Pangan di wilayah lokal di Jawa Timur.

Mengingat pengenalan produk kecap ini merupakan hasil dari usaha mikro disana sehingga tercipta ekosistem pangan.

“Paralel telah disiapkan menyasar skala besar lagi secara nasional dan tersedia di beberapa e-commerce seperti nushi nushi.id dan platform lainnya,” pungkasnya.

Ardiansyah mengakui produk kecap ini telah mengantongi izin sebagai pemenuhan persyaratan keamanan konsumsi pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Serta telah dilengkapi dengan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.

 

Jurus ID FOOD Jaga Krisis Pangan

Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BUMN Holding Pangan ID FOOD berhasil meningkatkan kemitraan petani tahun buku 2021, perbaiki hulu pangan. Hal itu sejalan dengan komitmen ID FOOD bersama Pemerintah atasi ancaman krisis pangan melalui peningkatan kemitraan petani, perluas lahan petani untuk produksi pangan sebagai bagian dari transformasi di hulu pangan.

Hal tersebut dikatakan Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan pada kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2021, Rabu, 29 Juni 2022 di Kementerian BUMN, Jakarta.

"Realisasi jumlah mitra petani tebu pada tahun 2021 sebanyak 23.735 petani dari target 22.367 petani atau tercapai 106 persen dari target, diikuti lahan mencapai seluas 41.509 Ha atau naik 11 persen dari tahun 2020," kata Frans.

 

Transformasi

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI).
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI).

Dia menjelaskan, sebagai langkah awal peran PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sebagai Holding BUMN Pangan di tahun 2022, Pada rapat tersebut Perseroan juga membahas keberhasilan transformasi teknologi informasi di tahun 2021.

Diantaranya implementasi teknologi informasi terintegrasi BUMN Klaster Pangan yang mengintegrasikan 5 (lima) BUMN Pangan dengan induk pangan PT RNI (Persero).

Selain itu, Perseroan juga merealisasikan implementasi smart farming untuk kemudahan para petani sebagai peran penting di hulu pangan diantaranya aplikasi e-farmer, sistem digitalisasi pendaftaran mitra petani dan pendaftaran kebun hingga digitalisasi monitoring kebun atau lahan petani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya