Potensi Wellness Tourism Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia Sangat Besar

Pembangunan sektor pariwisata berkelanjutan juga menjadi perhatian utama Pemerintah saat ini.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Agu 2022, 16:45 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2022, 16:45 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Pembahasan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak yang diadakan hari Rabu (29/6/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Pembahasan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak yang diadakan hari Rabu (29/6/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)

 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, sektor pariwisata Indonesia terus membaik seiring dengan perekonomian nasional yang tumbuh impresif di angka 5,44 persen (yoy) pada kuartalII  2022. Selain karena jumlah wisatawan mancanegara yang meningkat, membaiknya sektor pariwisata juga didorong oleh tren pariwisata di Indonesia yang mulai bergeser ke arah digital.

Airlangga Hartarto mengatakan, pada  tahun 2021 tercatat online travel di Indonesia mencapai USD 3,4 miliar dan diperkirakan akan tumbuh 3 kali lipat pada tahun 2025.

Menurutnya, Indonesia harus mempertahankan capaian yang baik tersebut karena pariwisata masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan melalui strategi percepatan digitalisasi pariwisata.

“Oleh karena itu, integrasi sektor ekonomi digital dan sektor pariwisata akan menjadi prioritas Pemerintah ke depan untuk mempercepat pemulihan pariwisata,” tegas Airlangga dalam acara international conference yang diselenggarakan oleh Universitas Warmadewa, Rabu (24/8/2022).

Pembangunan sektor pariwisata berkelanjutan juga menjadi perhatian utama Pemerintah saat ini. Istilah pariwisata berkelanjutan tidak hanya terkait dengan praktik ramah lingkungan dan tanggung jawab lingkungan, tetapi juga dari sisi kemanusiaan yakni menangani dampak kepada masyarakat baik sosial maupun ekonomi.

“Pariwisata berkelanjutan secara sosial harus diterapkan untuk memastikan uang yang dihabiskan untuk perjalanan tetap berada di masyarakat. Ini termasuk dalam upaya mendukung bisnis yang dijalankan atau dikelola oleh masyarakat lokal untuk mendukung ekonomi lokal,” ujar Menko Airlangga. 

Potensi Wellness Tourism

Festival Panggil Ikan Dugong
Foto: Kementerian Pariwisata.

Airlangga melanjutkan,  bahwa pandemi Covid-19 juga telah meningkatkan kesadaran global akan pentingnya menjaga kesehatan sehingga wellness and health tourism menjadi salah satu leading sector di beberapa negara.

Indonesia sendiri memiliki banyak potensi wellness tourism berbasis kearifan lokal seperti minuman herbal, produk rempah-rempah, serta perawatan tubuh dan kecantikan. Selain itu, Pemerintah juga tengah menyiapkan destinasi wisata medis dengan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan pertama di Sanur, Bali.                                        

“Kita harus bisa memaksimalkan potensi dan memanfaatkan peluang. Pada KEK Kesehatan di Sanur Bali rencananya akan dibangun fasilitas kesehatan berkualitas dengan nilai investasi Rp10,2 triliun dengan target penyerapan tenaga kerja sebesar 43 ribu orang,” ungkap Menko Airlangga. 

Harus Libatkan Masyarakat Lokal

Menko Airlangga kembali menekankan bahwa pariwisata berkelanjutan harus menjadi perhatian semua bisnis perjalanan dan semua pemangku kepentingan. Berkenaan dengan keberlanjutan masyarakat lokal, bisnis pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal, menghormati keaslian sosial budaya, dan melestarikan warisan budaya.

“Saya berharap konferensi ini dapat memberikan masukan akademis yang berharga bagi pengembangan pariwisata yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan berkelanjutan secara sosial,” pungkas Menko Airlangga.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya