Liputan6.com, Jakarta Pengusaha sekaligus praktisi ekonomi digital John Riady, menilai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait usaha rintisan tepat sasaran.
Arahan yang disampaikan Jokowi merupakan visi yang bakal menyelamatkan investasi digital hingga upaya pengembangan usaha rintisan, sehingga mencapai sasaran dan berdampak secara riil di tengah banyaknya usaha rintisan yang berguguran.
John Riady merupakan pengusaha yang merintis Venturra Capital di bawah Lippo Group sekaligus praktisi industri kesehatan melalui PT Siloam International Hospital Tbk. (SILO).
Advertisement
Jokowi menilai dinamika ekonomi digital yang diwakili menjamurnya usaha rintisan di dalam negeri tidak selamanya mulus.
Berbagai faktor, terutama terkait usaha yang tak sesuai kebutuhan serta kegagalan meraih permodalan sebagai penyebab rontoknya startup.
Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan arahan terkait strategi pengembangan ekonomi digital ke depan, pada acara “BUMN Startup Day Tahun 2022” pekan lalu.
“Apa yang diungkapkan Presiden Jokowi merupakan visi yang bakal menyelamatkan investasi digital hingga upaya pengembangan usaha rintisan agar berdampak secara riil. Sebab semakin ke sini, ada fenomena besar terkait bergugurannya usaha teknologi digital. Sebaliknya, digitalisasi ekonomi ke depan masih merupakan keniscayaan,” kata John.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi mengatakan mayoritas kegagalan usaha rintisan akibat tidak mampu menjawab kebutuhan pasar dan seolah kehabisan nafas karena kalah berkompetisi.
Hal paling relevan saat ini, jelas presiden, para pelaku usaha rintisan harus bergerak mengikuti kondisi global dan nasional, di mana terjadi krisis pangan, energi, kesehatan, hingga finansial.
Sayangnya, saat ini porsi ekonomi digital terkait hal fundamental seperti pangan masih memiliki porsi minim dibandingkan tekfin.
Sektor fundamental lain yang disorot presiden adalah keterlibatan usaha rintisan untuk mengungkit kualitas layanan kesehatan masyarakat.
“Kita ini negara dengan 17 ribu pulau, 514 kabupaten/kota, 34 provinsi, apa yang bisa kita lakukan agar kesehatan kita ini bisa melompat? Telemedisin bisa disambungkan, operasi jarak jauh bisa disambungkan dengan platform dengan aplikasi,”kata Jokowi.
Karena itu, tambah John, arahan dan pidato Presiden Jokowi terkait usaha rintisan sangat relevan sekaligus kontekstual.
“Dengan pernyataan itu, Presiden Jokowi semakin memperjelas dan mempertegasstrategi pengembangan ekonomi digital yang bakal ditempuh,” ungkap John.
Berkaca dari Lippo Group
Di lain sisi, berkaca dari upaya Lippo Group di sektor ekonomi digital melalui lengan investasi Venturra Capital, John menilai ada banyak kesamaan strategi sebagaimana diharapkan presiden.
Investasi yang digelontorkan Lippo Group selama ini, tegasnya, selalu mengacu kepada prinsip solutif dan inspiratif.
“Artinya, usaha rintisan yang dibekali permodalan oleh Venturra Capital itu harus benar-benar membawa solusi bagi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya itu, kami juga menilai sang pendiri usaha rintisan secaraobyektif, mereka yang memiliki inspirasi mengatasi problem masyarakat, itulah yang sejalan dengankami,” tukas John.
Sementara itu, sejak berdiri tujuh tahun lalu Venturra Capital telah berinvestasi di beberapa perusahaan teknologi seperti Ruangguru, OVO, Zilingo, Luno, Shopback, Kaodim, Sociolla, Bride Story, Fabelio, TADA,hingga unicorn Grab.
Dalam praktiknya, Venturra Capital tidak hanya fokus melakukanpendanaan terhadap startup dalam negeri saja, tapi juga mancanegara.
Salah satu perusahaan rintisan teknologi yang ikut disokong Lippo adalah Prenetics yang berbasis di Hong Kong.
Perusahaan yang berdiri sejak 2007 tersebut bergerak di bidang laboratorium kesehatan dan beroperasi di 10 negara.
Di sisi lain terkait pengembangan ekonomi digital pada sektor kesehatan, John mengungkapkan keresahan Presiden Jokowi adalah lumrah.
Sebab, berkah kemajuan teknologi digital selayaknya bisa meningkatkan taraf kesejahteraan sekaligus kemajuan bagi masyarakat. “Dan sektor kesehatan merupakan hal vital meraih cita-cita tersebut,” kata John.
Advertisement
Silo Pionir
Sejauh ini, SILO menjadi pionir layanan digital kesehatan atau telehelath yang langsung digawangi rumah sakit.
Melalui aplikasi MySiloam memungkinkan pasien SILO untuk membuat janji dengan dokternya, baik itu konsultasi offline atau online melalui aplikasi.
Kehadiran MySiloam inipun memberikan dampak cukup besar bagi perluasan layanan kesehatan SILO.
Bahkan, riset yang diterbitkan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebutkan keberadaan MySiloam akan menjadi penopang kinerja rumah sakit di bawah Lippo Group itu.
Buktinya, terjadi peningkatan signifikan layanan berbasis digital MySiloam. Pada 2021, pemeriksaan pasien melalui MySiloam melesat 546 persen secara yoy (year on year), dan sejak awal tahun 2022 aksespasien di MySiloam terus bertumbuh.
Dengan memanfaatkan gawai, para pasien dan dokter juga dapat mengakses catatan rekam medissehingga proses penanganan dapat berkesinambungan.
MySiloam merupakan jembatan antara pasiendengan layanan rumah sakit, sekaligus memenuhi kebutuhan kesehatan jarak jauh yang terhubung dengan 1.000 dokter.
Melalui pengembangan layanan digital kesehatan MySiloam, John mengungkapkan Lippo Group berupaya agar pemanfaatan teknologi digital pun bisa memperkuat layanan kesehatan konvensional.
“Terbukti, melalui MySiloam, Lippo Group menawarkan solusi bagi keterbatasan akses layanan kesehatandi manapun,” tutup John.