Daftar Bahan Pangan yang Naik Harga Jelang Nataru 2023

Beberapa komoditas pangan mengalami naik harga yang cukup tinggi mmenjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2022, 09:50 WIB
Diterbitkan 11 Des 2022, 19:30 WIB
BI Prediksi Inflasi Oktober Capai 0,05 Persen
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa komoditas pangan mengalami naik harga yang cukup tinggi menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Komoditas pangan yang naik harga tersebut adalah aneka jenis cabai, bawang, hingga buah.

Pantauan Merdeka.com, Minggu (11/12/2022), Pasar Inpres Ciracas Jakarta Timur, harga cabai rawit merah di kisaran Rp 52.000 hingga Rp 68.000 per kg, cabai rawit ijo Rp 60.000 per kg. Sedangkan cabai ijo keriting Rp 32.000 per kg dan cabai merah Rp 48.000 per kg.

Untuk kentang Rp 16.000 per kg, kelapa kupas Rp 10,000 per butir sedang, dan untuk ukuran besar Rp 12.000 per butir.

Selanjutnya, tomat Rp 24.000 per kg, bawang merah Rp 36.000 per kg, bawang putih Rp 34.000 per kg, ikan bandeng sedang Rp 50.000 per kg, ayam ras broiler ukurang kecil Rp 30.000 per ekor, dan ukuran besar Rp 45.000 per ekor, dan daging untuk rendang Rp 125.000 per kg, serta telur ayam Rp 32.000 per kg.

"Biasa nih kalau mau menjelang Natal dan tahun baru, harga-harga pada naik. Tomat naiknya tinggi banget," ucap pedagang sayuran pasar Inpres Ciracas, Mamat.

Sementara menurut data dari Info Pangan Jakarta, Minggu (11/12), beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan yakni beras IR I Rp 11,754 per kg, beras IR II (Ramos) Rp 10.923 per kg, beras IR III Rp 10.186 per kg, cabai merah keriting Rp 41.711 per kg, cabai rawit merah Rp 54.733 per kg, cabe rawit hijau Rp 47.933 per kg, minyak goreng Rp 18.400 per kg.

Kemudian bawang putih Rp 29.711 per kg, telur ayam ras Rp 31.611 per kg, gula pasir Rp 14.477 per kg, tepung terigu Rp 10.766 per kg, garam dapur Ep 3.397 per 250 gr, kentang Rp 17.822 per kg, tomat buah Rp 19,888 per kg, daging sapi Has Rp 146.627 per kg, daging sapi murni Rp 141.777 per kg, ikan bandeng sedang Rp 40.900 per kg, ikan mas Rp 36.583 per kg, semangka Rp 10.657 per kg, jeruk medang Rp 28.121 per kg.

Sedangkan untuk komoditas pangan yang mengalami penurunan yakni ayam ras broiler Rp 37.918 per ekor, bawang merah Rp 36.377 per kg, cabai merah besar Rp 43.860 per kg, beras muncul Rp 12.596 per kg, daging kambing Rp 138.153 per kg, ikan lele Rp 27.447 per kg, kelapa kupas Rp 9.678 per butir.

Arahan Tegas Jokowi soal Inflasi: Kita Tak Bisa Main-Main!

Presiden Jokowi dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Presiden Jokowi dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Zulkifli Hasan menyambut sukacita komitmen China menambah impor crude palm oil atau CPO sebanyak 1 juta ton dari Indonesia.

Bank Indonesia meyakini penyelesaian inflasi tinggi bisa diselesaikan dengan kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Destry Damayanti menyebut pemerintah daerah menjadi kunci utama pengendalian inflasi. Sebab inflasi pangan menjadi faktor pendorong utama kenaikan inflasi secara nasional.

"Saya yakin sekali masalah inflasi pangan ini akan bisa terkendali karena memang pada akhirnya inflasi pangan ini ada di daerah dan tidak semua bisa di-mapping dari pusat," kata Destry dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Bali Nusra di Bali, Jumat, (9/12).

Destry menuturkan pada Agustus 2022 lalu, tingkat inflasi pangan mencapai titik tertingginya yakni 12 persen. Hal ini pun membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan dengan memerintahkan dibentuknya tim pengendali inflasi.

"Pada saat itu Presiden langsung mengadakan rapat dan kita semua diundang saya mewakili Gubernur. Arahan beliau jelas sekali. Kita tidak bisa bermain main dengan inflasi ini," ungkap Destry.

 

Harus Dihindari

Dunia ekonomi kata Destry menganggap inflasi sebagai penyakit yang harus dihindari karena bisa mengganggu tingkat kesejahteraan masyarakat. Daya beli masyarakat bisa turun ketika harga-harga naik namun pendapatan masyarakat tetap.

"Inflasi menyebabkan harga naik, kalau harga naik pendapatan kita tidak naik, akhirnya daya beli dari pendapatan kita mengurang," kata Destry.

Dia mencontohkan, biasanya seseorang membeli nasi bungkus satu lengkap lauknya. Namun karena inflasi tinggi, orang tersebut hanya bisa membeli nasi dengan lauk telur.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia?
INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya