Masyarakat Indonesia Masuk Daftar Kurang Piknik di Dunia

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney menyatakan, masyarakat Indonesia masuk dalam daftar orang-orang yang kurang piknik atau liburan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2022, 15:50 WIB
Diterbitkan 12 Des 2022, 15:50 WIB
Keindahan Pantai Kelan di Samping Bandara Ngurah Rai
Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Kelan dengan latar belakang pesawat yang mendarat di Tuban, Badung, Denpasar, Kamis (5/5/20222). Kunjungan wisatawan domestik (Wisdom) ke Pulau Bali, saat libur Lebaran Idul Fitri tahun 2022 terus meningkat. Per hari kedatangan wisdom rata-rata 40 ribu. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney menyatakan, masyarakat Indonesia masuk dalam daftar orang-orang yang kurang piknik atau liburan. Hal ini merujuk laporan angka liburan penduduk Indonesia oleh World Tourism Organization (UN-WTO) yang dirilis pada 2019 silam.

Direktur SDM dan Digital InJourney, Herdy Rosadi Harman mencatat, jumlah perjalanan penduduk di Indonesia untuk kegiatan berwisata hanya 2,6 kali dalam setahun. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan kegiatan wisata oleh penduduk Malaysia, China, dan Jepang.

"Orang Indonesia kurang piknik, per tahun penduduk cuma 2,6 kali," ujar Herdy dalam acara Ngopi BUMN, di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (12/12/2022).

Oleh karena itu, Herdy mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih aktif melakukan kegiatan wisata di dalam negeri. Hal ini untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata pasca terdampak pandemi Covid-19.

Herdy mencatat, jika angka perjalanan wisatawan Indonesia ditingkatkan hingga 5 kali dapat meningkatkan perputaran uang di sektor pariwisata dalam jumlah besar. Bahkan, mampu mengerek petumbuhan ekonomi nasional.

"Hasil simulasi menunjukan, peningkatan hingga 5 kali akan mendorong dampak ekonomi langsung Rp 3.281 triliun. Atau setara 18,4 persen dari PDB nasional" ucapnya.

Pandemi Mereda, Perjalanan Wisata Domestik Naik Drastis

Tempat Wisata Terindah di Indonesia
Bali (Sumber: Pixabay)

Pandemi Covid-19 diyakini mengubah persepsi sebagian masyarakat Indonesia terhadap destinasi wisata yang ingin didatangi. Sektor pariwisata memang sangat terdampak dengan menurunnya kunjungan wisatawan. Namun di sisi lain, pandemi juga memunculkan beragam tren wisata baru, termasuk membuat wisata domestik menjadi pilihan utama.

Hal itu sejalan dengan temuan Traveloka. "Pasar domestik mengalami tren yang cukup positif. Sekarang pilihan masyarakat lebih beragam. Sekarang juga masyarakat lebih eksploratif," jelas Chief Marketing Officer Traveloka Shirley Lesmana dalam diskusi media "Traveloka tagline baru: Life, Your Way" di Jakarta, Kamis, 8 Desember 2022.

Shirley mengatakan, pandemi membuat sebagian besar wisatawan lokal menyadari bahwa Indonesia sangat cantik dan memiliki ragam destinasi menarik. Perjalanan ke Indonesia Timur, seperti Labuan Bajo dan Mendalika, jadi pilihan favorit pelancong.

"Ada sejumlah destinasi yang lebih kuat dibandingkan saat sebelum pandemi. Ini membuat pemerintah dan travel platform bekerja sama, destinasi yang banyak dipilih didukung marketing yang baik dan infrastrukturnya," ucap Shirley.

Laporan e-Conomy SEA 2022 menyebutkan, sektor perjalanan menunjukkan tren pemulihan yang bertahap dan akan mencapai pemulihan penuh pada 2023 dan 2024. Laporan yang sama menyebutkan perjalanan domestik menunjukkan tren pemulihan yang lebih cepat, di mana tercatat pemesanan hotel di Asia Tenggara mencapai hampir 80 persen level sebelum pandemi.

 

Perjalanan Domestik

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Sementara, penumpang perjalanan udara domestik di Indonesia dan Malaysia masing-masing mencapai 70 persen dan 60 persen dibandingkan tahun 2019. Traveloka juga mencatat peningkatan perjalanan pada periode akhir tahun.

Bali dan negara tetangg,  seperti Singapura, Malaysia dan Thailand masih menjadi destinasi primadona liburan akhir tahun. "Untuk akhir tahun 2022 cukup positif, use case-nya lebih beragam, mulai dari staycation: Bogor, Puncak. Kalau yang agak jauh ke Bali atau negara-negara Asia Tenggara," ungkap Shirley.

"Untuk destinasi domestik masih didominasi kota-kota favorit, seperti Bali, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Medan. Tapi, sekarang lebih ke hidden gem yang makin banyak jadi incaran," tambahnya. 

Traveloka mencatat pada kuartal III/2022 terdapat peningkatan pemesanan sampai lima kali lipat untuk perjalanan destinasi internasional dan lebih dari 30 persen peningkatan pemesanan pada perjalanan destinasi wisata domestik. Secara keseluruhan, pemesanan tiket pesawat juga meningkat hingga empat kali dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya