Liputan6.com, Jakarta Gempa Turki dan Suriah menjadi salah satu bencana paling dahsyat di awal tahun ini. Banyaknya korban hingga bangunan runtuh mengundang empati dan simpati masyarakat dari negara lain untuk berdonasi. Salah satunya bantuan datang dari miliarder pendiri yogurt Chobani Hamdi Ulukaya.
Diketahui jumlah korban tewas mendekati angka 12.000 pada Rabu kemarin. Guncangan gempa bumi yang berkekuatan 7,8 dan 7,5 skala richter di sana menyebabkan bangunan runtuh hingga memakan korban. Karenanya, negara lain banyak yang menyalurkan bantuan untuk korban gempa Turki.
Baca Juga
Dilansir dari Fortune, Jumat (10/2/2023), salah satunya bantuan datang dari miliarder yang berbasis di Amerika Serikat sekaligus imigran Turki Hamdi Ulukaya.
Advertisement
Dia berjanji untuk menyalurkan bantuan di minggu ini dengan sumbangan sebesar USD 1 juta atau sekitar Rp 15 miliar.
Ulukaya meminta orang lain bergabung dengannya dalam penyaluran donasi untuk operasi penyelamatan dan pemulihan yang sedang berlangsung.
Dia menulis dalam tweet bahwa akan memberikan sumbangan hingga USD 1 juta melalui Dana Filantropi Turki. Ambang batas itu telah terpenuhi, kata seorang juru bicara Chobani, sehingga total donasinya menjadi USD 2 juta.
Dana yang diperkuat Ulukaya berbasis di New York dan bertujuan untuk mengumpulkan total sumbangan sebesar USD 10 juta, menurut situs web resmi mereka. Mereka telah mengumpulkan hingga USD 4,2 juta sejauh ini.
Ketika bencana melanda pada Senin waktu setempat, Ulukaya mendesak “organisasi, institusi dan orang-orang di dunia” untuk memberikan dukungan bagi korban bencana.
Namun, ini bukanlah aksi pertama Ulukaya dalam bidang bantuan dan sosial. Pada Januari, di tengah banyaknya PHK, dia mengatakan perusahaan harus mempertimbangkan untuk mempekerjakan migran karena bisa menjadi " tenaga kerja yang paling setia dan termotivasi".
Selain itu, dia juga mendirikan Kemitraan Tenda untuk Pengungsi pada 2016, sebuah organisasi nirlaba yang berupaya mendorong perusahaan besar untuk mempekerjakan pengungsi.
Dahsyatnya Dampak Ekonomi Gempa Turki dan Suriah, Kerugian Sentuh Rp 60,4 Triliun
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengungkapkan besaran kerugian ekonomi dari gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah.
Mengutip Money Control, Jumat (10/2/2023) Fitch Ratings memperkirakan gempa Turki dan Suriah dapat menyebabkan kerugian ekonomi melebihi USD 4 miliar atau setara Rp. 60,4 triliun (asumsi kurs USD 15.500 per dolar AS).
Sebanyak lebih dari 17.500 korban tewas dalam gempa berkekuatan 7,8 yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023).
Bahkan jumlah korban diperkirakan akan meningkat saat tim penyelamat masih mengupayakan pencarian korban selamat di dalam reruntuhan bangunan.
"Kerugian ekonomi sulit diperkirakan karena situasinya berkembang, tetapi tampaknya akan melebihi USD 2 miliar dan bisa mencapai USD 4 miliar atau lebih", kata Fitch Ratings.
Kerugian yang diasuransikan juga diprediksi akan jauh lebih rendah, mungkin hanya sekitar USD 1 miliar, karena cakupan asuransi yang rendah di wilayah tersebut, tambahnya.
Prancis telah menjanjikan donasi untuk bantuan gempa Turki Suriah sebesar 12 juta euro atau sekitar Rp. 194,9 miliar.
Juru bicara kementerian luar negeri Prancis, Francois Delmas mengatakan bahwa dana bantuan tersebut akan disalurkan "melalui organisasi non-pemerintah dan PBB di semua wilayah yang terkena dampak gempa".
Adapun 27 pemimpin negara Uni Eropa yang menyampaikan "solidaritas penuh" kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui sebuah surat dan menawarkan bantuan darurat menyusul gempa yang merusak banyak fasilitas kota.
"Kami siap untuk lebih meningkatkan dukungan kami dalam koordinasi yang erat dengan otoritas Turki. Pikiran kami akan terus bersama Anda dan masyarakat Anda," demikian pernyataan para pemimpin negara Uni Eropa terkait gempat Turki dan Suriah.
Advertisement
Sederet Perusahaan Dunia yang Berdonasi Bantu Korban Gempa Turki-Suriah
Sejumlah perusahaan multinasional ternama ikut turun tangan untuk memberikan bantuan kepada para korban gempa di Turki dan Suriah.
Bantuan ini salah satunya berupa donasi makanan, obat-obatan, hingga uang tunai.
Melansir CNN Business, Kamis (9/2/2023) platform e-commerce asal Amerika Serikat, Amazon menyiapkan sumbangantermasuk makanan, makanan bayi, selimut, tenda dan obat-obatan, dengan pengiriman pertama berangkat dari gudangnya di Istanbul.
Raksasa ritel itu mengatakan, pasokan bantuan lainnya sedang dalam perjalanan menuju daerah yang terkena dampak di Turki.
"Pengiriman segera ini hanyalah awal dari tanggapan Amazon," kata Abe Diaz, kepala program bantuan bencana Amazon, dalam sebuah pernyataan.
Diaz mencatat bahwa perusahaan akan bekerja untuk mengidentifikasi kebutuhan di lapangan dan menggunakan jaringan logistik serta pengiriman.
Ada juga Deutsche Telekom yang mengumumkan telah memfasilitasi panggilan dan pesan teks dari Jerman ke Turki dan Suriah secara gratis hingga 15 Februari mendatang.
Sebagai informasi, Jerman merupakan salah satu rumah bagi diaspora Turki terbesar di dunia.
Negara itu juga menampung populasi pengungsi terbesar ketiga di dunia, yang setengahnya berasal dari Suriah, menurut Badan Pengungsi PBB.
Selain itu, Deutsche Telekom juga menyumbangkan dana senilai USD 1,1 juta kepada aliansi Jerman yang terdiri dari 23 organisasi bantuan bencana.
Adapun bantuan lainnya dari Google, di mana CEO perusahaan induk Alphabet Sunder Pichai, mengumumkan via Twotter bahwa pihaknya telah mengaktifkan peringatan SOS untuk memberikan informasi darurat pada korban gempa di Turki dan Suriah.
"Kami telah mengaktifkan peringatan SOS untuk memberikan informasi darurat yang relevan kepada mereka yang terkena dampak, dan @Google akan mendukung bantuan serta upaya pemulihan," tulisnya dalam unggahan di Twitter.