Liputan6.com, Jakarta - Komisi XI DPR RI resmi menunjuk Filianingsih Hendarta sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia. Posisi Filianingsih menggantikan Dody Budi Waluyo yang masa jabatannya akan habis pada April 2023.
Anggota Komisi XI DPR RI fraksi Golkar Mokhammad Misbakhun, mengungkapkan, keputusan mengenai Deputi Gubernur Bank Indonesia ini diambil berdasarkan hasil aklamasi Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Komisi XI setelah uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test hari ini.
Baca Juga
"Ya pertimbanganya tadi rapat internal antar Kapoksi, dan diputuskan secara aklamasi. Pertimbangannya banyak," kata anggota Komisi XI DPR RI fraksi Golkar Mokhammad Misbakhun ditemui di Kompleks Parlemen, Senin (13/2/2023).
Advertisement
Selanjutnya, Komisi XI DPR RI akan memproses keputusan kepada pimpinan DPR RI dan akan dilanjutkan ke sidang paripurna berikutnya untuk segera disahkan.
"Inikan pimpinan komisi XI harus lapor DPR kemudian dilaporkan di Paripurna berikut," imbuhnya.
Sementara, untuk pelantikannya, Misbakhun belum bisa memastikan kapan Filianingsih akan dilantik. Semua bergantung kepada keputusan Presiden.
"Dilantiknya tergantung Kepres," ujarnya.
Hal yang sama diungkap olehWakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Othniel Frederic Palit."Komisi 11 memilih Ibu Filianungsih sebagai Deputi Gubernur BI," jelas dia kepada Liputan6.com.
"Aklamasi melalui musyawarah mufakat," tambah dia.
3 Strategi Filianingsih Hendarta Jika Terpilih Jadi Deputi Gubernur BI
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta menyampaikan 3 strategi utama, jika dirinya terpilih menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia menggantikan posisi Dody Budi Waluyo yang masa jabatannya akan habis pada April 2023.
"Kami akan manifestasikan ke dalam tiga strategi pokok. Strategi yang pertama yaitu, mengawal stabilitas moneter, strategi kedua memastikan dukungan pembiayaan yang memadai, dan strategi ketiga mengimplementasikan langkah nyata akselerasi transformasi Ekonomi keuangan digital," kata Filianingsih dalam Fit and Propert Test Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia bersama Komisi XI DPR RI, Senin (13/2/2023).
Lebih rinci dia menjelaskan terkait strategi pertama, yaitu mengawal stabilitas moneter. Menurutnya terdapat tiga kunci utama untuk menjaga stabilitas moneter, diantaranya melalui kebijakan suku bunga yang pro stabilitas untuk menjaga inflasi inti, nilai tukar yang stabil, dan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi.
"Suku bunga yang pro stabilitas ini perlu dipertahankan, dan dari sisi nilai tukar pasokan devisa pengelolaan kewajiban valas terus diperkuat. Di samping itu pengayaan instrumen operasi moneter valas juga dilakukan termasuk juga term deposit valas untuk devisa hasil ekspor yang ini merupakan program besar saat ini, dan ini bisa dilakukan sesuai mekanisme pasar dan juga perluasan instrumen haji termasuk hedging Syariah, yang ini perlu diperkuat," jelasnya.
Advertisement
Strategi Kedua dan Ketiga
Strategi kedua, yaitu memastikan dukungan pembiayaan ekonomi yang memadai dan inklusif guna untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan tentunya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Dalam strategi kedua ini terdapat tiga langkah yang perlu dilakukan, diantaranya pertama, intermediasi perbankan akan didorong pada sektor UMKM dan juga ekonomi hijau untuk mendukung perluasan inklusi dan keuangan yang berkelanjutan.
"Kondisi likuiditas ini juga perlu menjadi perhatian jadi harus dijaga cukup longgar untuk memastikan intermediasi perbankan melalui LTV konvensional, melalui FTV Syariah untuk kredit dan pembiayaan properti," ujarnya.
Langkah kedua, yaitu untuk mendukung pembiayaan UMKM. Dirinya melihat bahwa implementasi dari kebijakan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial ini perlu untuk terus tingkatkan efektivitasnya, melalui klasterisasi dan korporatisasi UMKM, serta pengembangan sekuritas UMKM. Langkah ketiga, intermediasi untuk ekonomi berkelanjutan.
Kemudian, strategi yang ketiga adalah merumuskan dan mengimplementasikan langkah konkrit mengakselerasi transformasi Ekonomi Keuangan Digital (EKD).
"Menurut hemat kami sangat diperlukan kedepannya yaitu mengimplementasikan langkah nyata akselerasi transformasi Ekonomi keuangan digital, ini untuk mengawal momentum yang sudah terjadi saat ini jangan sampai lepas jadi mengawal momentum pertumbuhan ekonomi pasca pandemi melalui apa? melalui perluasan digitalisasi sistem pembayaran," pungkasnya.
Profil Filianingsih Hendarta
Filianingsih merupakan perempuan kelahiran tahun 1963, lahir di Surabaya. Dia menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang Hukum Universitas Airlangga pada tahun 1985. Kemudian mendapatkan gelar Master di bidang Economics and Finance dari Boston University, USA pada tahun 1992.
Perempuan yang akrab disapa Fili ini mengawali karir di Bank Indonesia pada tahun 1986. Fili saat ini menjabat sebagai Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran sejak tahun 2019. Fili pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (2013-2015), Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (2015-2019).
Advertisement