Liputan6.com, Jakarta Sun Life Indonesia menutup rangkaian program BeYoutiful Inside Out yang bertemakan Wanita Sehat dan Fit Secara Mental dan Finansial yang Kuat dan Mengagumkan tepat di Hari Perempuan Internasional. Penutupan kegiatan ini dilakukan secara serentak di 13 kota seperti Jabodetabek, Medan, Surabaya, Lampung, Padang, Bali, Pekanbaru, Kediri, Banyuwangi, Palembang, Yogyakarta, Mataram dan Solo.
Melalui acara ini, Sun Life ingin mendorong partisipasi wanita Indonesia agar dapat memiliki kolaborasi yang baik sebagai tenaga pemasar yang melakukan pengembangan bisnis, mewujudkan strategi berkelanjutan dan pemberian edukasi terhadap masyarakat terkait pentingnya memiliki proteksi dan perencanaan keuangan sedini mungkin.
Baca Juga
Program BeYoutiful Inside Out yang telah berjalan sejak bulan Januari lalu ini menghadirkan serangkaian pemaparan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas serta potensi perempuan dalam berkarya dan berkontribusi pada sektor finansial di Indonesia.
Advertisement
Selain itu, kegiatan ini menjadi bentuk komitmen Sun Life dalam mempercepat pemerataan edukasi literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, serta menjadi program perluasan akses terhadap proteksi asuransi sekaligus menciptakan peluang bagi siapapun yang ingin berkarya dan memberdayakan potensi mereka.
Chief Distribution Officer Sun Life Indonesia Danning Wikanti, menyampaikan, melalui program ini, pihaknya menargetkan kaum wanita sebagai partisipan terbesar karena membuka peluang bagi mereka untuk bergabung sebagai Tenaga Pemasar asuransi dan melihat kegiatan ini sebagai kesempatan peluang usaha.
"Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, kami turut mendukung partisipasi perempuan Indonesia di bidang ekonomi, karena melihat bahwa ini dapat menjadi salah satu cara tercepat untuk mendorong pertumbuhan inklusif pemulihan ekonomi yang berkelanjutan serta menciptakan dampak ekonomi yang transformasional," tuturnya dikutip Kamis (9/3/2023).
Dalam rangkaiannya, program BeYoutiful Inside Out menyajikan sesi edukasi tentang literasi keuangan dan pemaparan produk-produk asuransi di Sun Life Indonesia. Danning menjelaskan bahwa dalam acara ini, Sun Life memberikan kesempatan kepada partisipan yang hadir untuk dapat melakukan canvassing kepada masyarakat.
Peran Aktif Kelola Keuangan
Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka dalam berperan secara aktif mengelola keuangan di keluarganya. Melalui kegiatan ini, Sun Life juga ingin bisa memperluas keikutsertaan wanita dalam menjadi pendukung krusial membangun ekonomi dunia yang sejahtera dan berkelanjutan.
Menurut Danning, program BeYoutiful Inside Out ini dilakukan karena melihat besarnya potensi wanita Indonesia namun masih minimnya edukasi dan literasi keuangan yang mereka miliki.
Hal ini didukung oleh data dari Otoritas Jasa Keuangan pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang menyebutkan bahwa perempuan masih tertinggal jauh dibelakang laki-laki; dengan tingkat literasi keuangan perempuan di Indonesia hanya sebesar 36,13 persen dan tingkat inklusi keuangan senilai 75,15 persen.
“Sun Life yang telah hampir tiga dekade berkarya di Indonesia berharap agar pembekalan yang diberikan melalui program ini dapat menjadi inspirasi bagi perempuan untuk memiliki sumber pendapatan tambahan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup mereka," ungkapnya.
"Kami ingin terus mempertegas komitmen Sun Life dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi jutaan keluarga agar mereka dapat mencapai kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat. Melalui program pengembangan diri dan mewujudkan semangat baru berkontribusi melalui cara mereka masing-masing, kami berharap kedepannya wanita Indonesia bisa mencapai kesetaraan di bidang ekonomi,” tutup Danning.
Advertisement
PNS Punya Banyak Utang, Bukti Literasi Keuangan Masih Minim
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas menyayangkan banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS punya utang.
Menurut Financial advisor, Philip Mulyana, kondisi PNS punya banyak utang seperti ini, mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia masih minim literasi keuangan.
Philip menyampaikan akibat minimnya literasi keuangan, seseorang akan tetap berutang meski pendapatannya terhitung cukup besar.
"Faktor literasi keuangan yang masih rendah adalah faktor utama seseorang berutang meskipun mempunyai income yang cukup," ujar Philip kepada merdeka.com, Kamis (26/1/2023).
Belum lepas dari masalah literasi keuangan, Philip juga menyoroti kebiasaan umum sebagian masyarakat untuk berbelanja yang non produktif. Ditambah lagi kemudahan akses bagi masyarakat untuk berbelanja.
Menurut Philip, literasi keuangan berarti seseorang memahami cara mengelola keuangan dengan baik, cara berinvestasi sesuai dengan profil risiko individu, cara memilih asuransi, dan lain-lain. Sayangnya, pengetahuan dasar tentang literasi keuangan hampir tidak pernah disampaikan dalam pendidikan formal.
"Sejak kita sekolah, kita tidak pernah diajari untuk bagaimana mengelola keuangan kita. Padahal kita tau sendiri Indonesia memiliki level inflasi yang tinggi. Ini artinya barang-barang akan semakin mahal," jelasnya.
"Barang yang semakin mahal ditambah kemudahan kita berbelanja ditambah literasi keuangan yang minim akan membuat kita bisa terjerumus dalam masalah keuangan, salah satunya adalah hutang," pungkasnya.