Gelar AEM Retreat di Magelang 20-22 Maret 2023, Kemendag Usung 7 Prioritas

Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menggelar ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat di Magelang, Jawa Tengah pada 20-22 Maret 2023. Pertemuan ini diadakan dalam rangka keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 20 Mar 2023, 11:41 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 11:41 WIB
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono. Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menggelar ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat di Magelang, Jawa Tengah pada 20-22 Maret 2023. Pertemuan ini diadakan dalam rangka keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menggelar ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat di Magelang, Jawa Tengah pada 20-22 Maret 2023. Pertemuan ini diadakan dalam rangka keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan Indonesia melalui AEM Retreat ini mengusung 7 prioritas berskala ekonomi.

"Jadi ini prioritasnya ekonomi. Ini namanya PED, Priority Economic Deliverables untuk keketuaan Indonesia di ASEAN 2023," jelasnya di Plataran Heritage Borobudur, Magelang, dikutip Senin (20/3/2023).

Djatmiko mengutarakan, hal tersebut selaras dengan tiga pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yakni politik, ekonomi dan sosial budaya. MEA sendiri bercita-cita membangun sistem perdagangan pasar bebas yang dilakukan semua negara anggota ASEAN.

"Jadi ini memang suatu proses yang begitu banyak melibatkan semua unsur di dalamnya, dan juga berbagai hal yang penting untuk semua pemangku kepentingan," tuturnya.

Dalam hal ini, ia melanjutkan, Kemendag punya tugas utama di pilar ekonomi. Khususnya untuk rencana aksi dan capai cetak biru MEA 2025. "Kurang lebih dua tahun lagi ada hal-hal yang terus berproses, perlu disempurnakan jadi kawasan ekonomi terintegrasi," imbuhnya.

Adapun salah satu mainstream utama pilar ekonomi berada di bawah koordinasi Menteri Ekonomi/Perdagangan Sean. Untuk Indonesia, Djatmiko menambahkan, seluruh hal substansi berada di bawah koordinasi Kemendag.

"Tahun ini, semua pembahasan yang ujungnya di ASEAN Economic Ministers (AEM) kita akan lakukan. Jumlah pertemuan di ASEAN lebih banyak daripada jumlah hari dalam satu tahun, sangking begtiu masifnya," paparnya.

Berikut 7 Prioritas Indonesia dalam AEM Retreat pada Keketuaan ASEAN 2023 Indonesia:

  1. ASEAN Services Facilitation Framework (ASFF) atau kerangka kerja fasilitasi jasa ASEAN.
  2. Signing of the 2nd Protocol to Amend the Agreement Establishing the AANZFTA (ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area) atau penandatangan protokol kedua untuk mengamandemenkan persetujuan terbentuknya kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru.
  3. Establishment of the RCEP Support Unit in ASEAN Secretariat, Jakarta, Indonesia atau pembentukan unit pendukung Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di sekretariat ASEAN, Jakarta.
  4. ASEAN Industrial Project-Based Initiatives atau kerangka kerja ASEAN untuk inisiatif-inisiatif industri bebas proyek.
  5. Full Implementation of e-Form D Through the ASEAN Single Window atau pengimplementasian electronic Form D (e-Form D) melalui ASEAN single window.
  6. Leader's Statement to Develop the ASEAN Digital Economy Framework (DEFA) atau pernyataan pemimpin negara untuk mengembangkan persetujuan kerangka kerja ekonomi digital ASEAN.
  7. Roadmap of ASEAN Harmonised Standards to Support Sustainable Development Goals (SDGs) Implementations atau peta jalan standar harmonisasi ASEAN untuk mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

 

Kemendag Targetkan Ekspor Barang dan Jasa Naik 7 Persen Jadi Rp 3.437 Triliun di 2024

20160304-Gedung-Kemendag-AY
Gedung Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan indikator sasaran pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 3,3 - 4,5 persen menjadi USD 295,6 – 303,9 miliar pada 2024.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto, mengatakan bahwa Kemendag juga menargetkan pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa naik sebesar 7 persen menjadi Rp 3.437 triliun dan rasio ekspor jasa terhadap PDB ditargetkan sebesar 1,8 - 2 persen pada 2024.

"Selain itu, neraca perdagangan ditargetkan akan mengalami surplus sebesar USD 22,5 – 47,1 miliar pada 2024," kata Suhanto usai menutup Rapat Kerja Kemendag 2023, di Bandar Lampung, Jumat (3/3/2023).

Kementerian Perdagangan akan meningkatkan ekspor produk bernilai tambah dan berkelanjutan melalui promosi perdagangan, penguatan informasi ekspor, redesign program pelatihan ekspor, kebijakan hilirisasi ekspor, dan kebijakan perdagangan hijau.

Tak hanya itu saja, Kementerian Perdagangan akan mendorong partisipasi Indonesia dalam rantai nilai global melalui penguatan infrastruktur mutu ekspor, fasilitasi UKM produsen dan dukungan fasilitasi perdagangan dalam mendorong investasi terkait hilirisasi.

Memperluas Pasar EksporKemudian, penguatan daya saing di pasar tujuan ekspor juga menjadi prioritas dengan mempertahankan pasar utama tujuan ekspor, serta memperluas ekspor ke pasar non tradisional melalui optimalisasi pasar RRT dan India serta penetrasi ke pasar Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Latin.

"Penguatan pasar ekspor tersebut juga akan didukung dengan percepatan penyelesaian perjanjian perdagangan serta peningkatan pemanfaatan perjanjian perdagangan," ujarnya.

Implementasi program kebijakan prioritas tersebut akan didukung oleh kebijakan strategis lainnya berupa pemanfaatan teknologi digital dan online channel, optimalisasi imbal dagang, penguatan diplomasi perdagangan, penyelesaian hambatan perdagangan dan penanganan sengketa, serta pengaturan impor dalam rangka hilirisasi dan ketahanan ekonomi.

Sasar Pasar Ekspor ke China dan India, Pemerintah Bentuk Satgas Khusus

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyebut pemerintah fokus bidik ekspor ke 2 negara di 2023, yakni China dan India. Keduanya dipandang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang baik di tahun ini.

Guna memfokuskan ekspor ke dua negara ini, Susiwijono menyebut pemerintah membentuk satuan tugas (satgas) ekspor. Fokus ini hanya jadi salah satu tugas dari Satgas Ekspor.

Dengan melirik dua negara ini, Susiwijono mengunkap optimismenya soal dampak yang didapat ke ekonomi Indonesia.

"Proyeksi ekspor (tahun ini) menurun, nanti kita fokus pemerintah dengan membentuk satgas ekspor utamanya China dan India, pertimbangannya populasi besar share market besar dan proyeksi ekonomi tinggi di 2023 dibandingkan dengan negara lainnya," ungkapnya di Grand Launching LPS HII dan LPS MSDM Apindo, Kamis (23/2/2023).

Mengacu pada data yang dimilikinya, mitra dagang Indonesia seperti pasar eropa tengah mengalami kontraksi dalam ekonominya. Sehingga proyeksi ekspor ke negara-negara eropa bakal menurun.

Sebaliknya, China dan India digadang menjadi negara yang mampu membangkitkan ekonominya. Terlihat dari sejumlah relaksasi kegiatan ekonomi di kedua negara tersebut ditambah potensi-potensi lainnya.

"Tiongkok, seiring mulai dibukanya kebijakan zero Covid jita hitung untuk Tiongkok tahun ini akan naik dibanding tahun lalu. Demikian juga India," kata dia. 

Tantangan Global

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Susiwijono menerangkan mengacu pada proyeksi berbagai lembaga, pertumbuhan ekonomi global bakal menunjukkan tren yang melemah.

Misalnya, IMF yang menyebut pertumbuhan ekonomi global hanya berada di 2,9 persen, dan Bank Dunia memproyeksikan lebih rendah dengan 1,7 persen.

Inflasi global kini masih berada di 6,6 persen, padahal angka normalnya berkisar di angka 3 persen.

"Kalau kita lihat beberapa negara mitra kita, terutama Eropa mengalami kontraksi ekonomi yang dalam, malah inflasinya masih 2 digit walah tahun ini diperkirakan melandai," ujarnya.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya