Liputan6.com, Jakarta - Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) telah melayani lebih dari 300 ribu unit usaha maupun perorangan, termasuk 77 ribu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hingga akhir 2022. Jumlah ini naik 4 kali lipat, dibandingkan unit usaha dan perorangan yang dilayani 2021.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengungkapkan, Bank Sampoerna mengapresiasi berbagai kebijakan regulator yang berperan besar dalam pemulihan ekonomi nasional dan efektivitas fungsi intermediasi perbankan di tengah berbagai ketidakpastian.
Baca Juga
Per akhir 2022, Bank Sampoerna mencatatkan pemberian pinjaman sebesar Rp 10,1 triliun, atau meningkat 18,5 persen dibandingkan akhir 2021. Peningkatan ini melampaui peningkatan pinjaman keseluruhan industri perbankan yang tercatat sebesar 11,4 persen pada kurun waktu yang sama.
Advertisement
Sejalan dengan misi Bank Sampoerna untuk memajukan UMKM, hampir 40 persen dari pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna merupakan pinjaman usaha secara langsung ke UMKM.
"Memperhitungkan pinjaman multiguna yang diberikan ke UMKM dan pinjaman ke institusi keuangan yang kemudian menyalurkannya ke UMKM, maka sesungguhnya sekitar 62 persen pinjaman yang disalurkan Bank Sampoerna dimanfaatkan oleh UMKM,” dijelaskan Henky dalam keterangan tertulis, Jumat (31/3/2023).
Ia melanjutkan, pertumbuhan pinjaman dicapai dengan tetap mempertahankan kualitas. Meski mengalami peningkatan, rasio pinjaman bermasalah secara gross atau non-performing loan (NPL) Gross terhadap keseluruhan pinjaman dijaga pada tingkat 2,9 persen. Angka ini naik tipis dari 2,7 persen di akhir 2021.
Peningkatan rasio NPL ini kami nilai wajar mengingat kondisi perbankan terus berangsur normal dengan terlampauinya pinjaman yang berada pada periode restrukturisasi. Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi telah berangsur menurun secara cepat.
"Per akhir tahun 2022, jumlah pinjaman yang direstrukturisasi berada pada tingkat 23,2 persen, jauh menurun dari 33,1 persen per akhir tahun sebelumnya,” lanjut Henky.
Pendapatan Bunga dan Laba Bank Sampoerna
Sepanjang 2022, Bank Sampoerna juga membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 830,2 miliar atau meningkat 15,3 persen dibandingkan periode yang sama 2021. Kenaikan ini terutama dicapai melalui penurunan beban bunga sebesar hampir 32,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 384,4 miliar.
Pada saat yang sama, kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit bagi UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi terkait Covid-19 telah diperpanjang oleh OJK hingga akhir 2024 mendatang. Hal ini dimanfaatkan secara konservatif oleh Bank Sampoerna melalui penurunan persentase kredit direstrukturisasi serta peningkatan beban penyisihan penurunan nilai kredit hingga 48,5 persen.
Dengan demikian Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp 26,8 miliar sepanjang 2022.
Dalam hal permodalan, Bank Sampoerna juga memiliki fondasi yang sangat kuat. Komitmen pemegang saham terealisasikan antara lain melalui peningkatan modal Bank Sampoerna menjadi lebih dari Rp 3 triliun sejak Juni 2022 lalu.
Dengan demikian Bank Sampoerna memiliki rasio tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/ CAR) sebesar 33 persen pada akhir 2022 dan siap melayani lebih banyak UMKM di 2023 ini.
Rencana Bank Sampoerna di 2023
CEO Bank Sampoerna, Ali Rukmijah, menyampaikan bahwa kinerja yang dicapai Bank Sampoerna tak lepas dari kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemanfaatan teknologi.
Di tahun 2023 ini Bank Sampoerna telah bekerja sama dengan tidak kurang dari 40 perusahaan fintech, perusahaan multifinance, KSP, dan berbagai institusi keuangan lain untuk memberikan pendanaan pada lebih banyak UMKM dan masyarakat umum.
Teknologi juga telah diaplikasikan sesuai kebutuhan seperti pengintegrasian fungsi face recognition (pengenalan wajah) dan liveness detection (pengenalan wajah pada aplikasi adalah benar merupakan pengguna asli, bukan foto ataupun patung) untuk mempercepat proses pembukaan tabungan Sampoerna Mobile Saving secara daring (online).
Di tahun 2023 ini juga Bank Sampoerna telah menjalankan open API (Application Programming Interface) yang memungkinkan mitra pihak ketiga membangun aplikasi dan layanan yang terintegrasi dengan layanan di Bank Sampoerna tanpa mengkompromikan keamanan jaringan ataupun data nasabah.
Advertisement
Penghargaan yang Didapat Bank Sampoerna
Selain capaian kinerja yang baik di tahun 2022, Bank Sampoerna juga meraih beberapa penghargaan antara lain diperolehnya perdikat Sangat Bagus dari Majalah Infobank, Penghargaan Best Digital Banking dari Berita Satu Media Holding dan meraih peringkat kredit idA-/Stable dari Perusahaan Pemeringkat Indonesia (Pefindo).
Terlepas dari beberapa sentimen negatif dari beberapa kejadian di luar negeri yang dapat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia, Ali menilai bahwa terdapat cukup alasan untuk menatap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia dan industri perbankan di tahun 2023 ini.
“Tidak hanya permintaan pinjaman telah terus menguat, tapi juga kecukupan modal di industri perbankan dan semakin padunya kolaborasi antara industri perbankan, fintech, dan industri lain, merupakan modal penting bagi pertumbuhan yang kuat dan berkualitas,” tutup Ali.