Libur Lebaran 2023, Produk Makanan dan Minuman Indonesia Mejeng di Singapura

Tren pemulihan ekonomi dunia, khususnya di Asia Tenggara, tak disia-siakan Indonesia untuk menggenjot kinerja ekspor. Hal ini dilakukan oleh Kantor Atase Perdagangan Indonesia di Singapura dengan mengikuti pameran berskala internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Apr 2023, 20:50 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2023, 20:50 WIB
Kantor Atase Perdagangan Indonesia di Singapura mengikuti pameran berskala internasional.
Tren pemulihan ekonomi dunia, khususnya di Asia Tenggara, tak disia-siakan Indonesia untuk menggenjot kinerja ekspor. Hal ini dilakukan oleh Kantor Atase Perdagangan Indonesia di Singapura dengan mengikuti pameran berskala internasional.

Liputan6.com, Jakarta Tren pemulihan ekonomi dunia, khususnya di Asia Tenggara, tak disia-siakan Indonesia untuk menggenjot kinerja ekspor. Hal ini dilakukan oleh Kantor Atase Perdagangan Indonesia di Singapura dengan mengikuti pameran berskala internasional.

Di sela libur Idul Fitri 1444 H, Kantor Atase Perdagangan Singapura justru tancap gas. Mereka bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura dan Bank Indonesia (BI) mempromosikan produk makanan dan minuman Indonesia di Singapura melalui keikutsertaan dalam Pameran FHA Food & Beverage 2023 di Singapura.

Pameran ini merupakan salah satu Pameran produk makanan dan minuman berskala Internasional terbesar di kawasan Asia, dan dihadiri oleh pembeli dan para industri makanan dan minuman dari seluruh dunia. Pameran ini berlangsung 25-28 April 2023 di Hall 6 Singapore Expo.

Tahun ini, Indonesia Pavilion menghadirkan 14 UMKM eksportir produk makanan dan minuman. Meski berskala UMKM, produk mereka berkualitas dan berstandar internasional, sehingga siap bersaing di pasar global.

Produk yang ditawarkan di Indonesia Pavilion beragam. Mulai dari snack artisan berbahan baku tempe, ragam snack berbahan baku singkong, hingga produk jamu ready to drink. Indonesia Pavilion resmi dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo, didampingi Atase Perdagangan Indonesia di Singapura Billy Anugrah, serta para perwakilan dari perusahaan Indonesia yang berpartisipasi pada pameran ini.

Suryo berpesan bahwa Indonesia harus memanfaatkan momentum pulihnya ekonomi dan tingkat permintaan di kawasan regional semaksimal mungkin. Tujuannya, agar pertumbuhan ekspor dapat dicapai lebih tinggi, khususnya untuk produk makanan dan minuman yang merupakan salah satu tulang punggung industri Indonesia.

Untuk diketahui. Ekspor produk makanan dan minuman Indonesia di tahun 2022 mengalami peningkatan cukup tinggi, yakni 17,6 persen atau tembus 44 miliar dolar AS.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertumbuhan Cemerlang

Kantor Atase Perdagangan Indonesia di Singapura mengikuti pameran berskala internasional.
Tren pemulihan ekonomi dunia, khususnya di Asia Tenggara, tak disia-siakan Indonesia untuk menggenjot kinerja ekspor. Hal ini dilakukan oleh Kantor Atase Perdagangan Indonesia di Singapura dengan mengikuti pameran berskala internasional.

Di kesempatan yang sama, Billy menjelaskan, pada tahun 2022, industri makanan dan minuman Indonesia menorehkan pertumbuhan 4,93 persen. Bahkan menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas sebesar 38,35 persen.

"Jadi produk makanan dan minuman memang berperan sentral dalam menyokong ekspor nasional kita," ujar Billy di Singapura, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (25/4).

Tak sampai di situ. Mengikutsertakan pelaku UMKM dalam Pameran FHA Food & Beverage 2023 juga sekaligus memberikan akses ke pasar global. Terlebih, dengan produk yang dipasarkan, palaku UMKM Indonesia sudah layak naik kelas dan bersaing di pasar internasional.

Sebab itu, Billy berpesan agar masyarakat, khususnya Warga Negara Indonesia (WNI) untuk turut berpartisipasi. "Segera kunjungi Indonesia Pavilion ya, dari tanggal 25 April hingga 28 April 2023, di Hall 6 Singapore Expo," pungkasnya.


Potensi Ekspor Besar, Kemendag Boyong Produsen Makanan Sehat dan Organik Pameran ke Vancouver Kanada

HIPMI Trade Expo Indonesia Dorong Percepatan Perdagangan Digital
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi memberi sambutan pada pembukaan TEI Digital Edition di Jakarta, Selasa (20/10/2021). Kegiatan pelatihan ekspor untuk pelaku usaha bersama Kemendag dan business matching bertujuan membantu UMKM ke pasar internasional. (Liputan6.com/HO/HIPMI)

Indonesia berpartisipasi dalam pameran dagang Canadian Health Food Association (CHFA) Natural Organic Wellness Breakthrough. Keikursertaan Indonesia ini difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Vancouver.

Dalam pameran yang berlangsung pada 1—2 April 2023 di Vancouver Convention Center Kanada ini, Kementerian Perdagangan mendorong pemasaran produk alami, sehat, dan organik asli Indonesia di pasar global.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi menjelaskan, sebagai negara agraris dengan potensi produk olahan perkebunan dan pertanian yang beragam, Indonesia memiliki potensi untuk memasarkan produk olahan yang alami, sehat, dan bersertifikasi organik ke pasar global, salah satunya ke Kanada.

"Pameran ini merupakan momen yang tepat untuk mempromosikan keunikan produk Indonesia yang alami, sehat, dan tentu saja telah tersertifikasi organik," ujar Didi Sumedi, Selasa (4/4/2023).

Potensi produk alami dan organik saat ini semakin luas seiring meningkatnya kesadaran dan keinginan konsumen untuk mengonsumsi produk alami, sehat, dan dikelola dengan cara organik.

Kanada merupakan salah satu negara dengan konsumi produk alami dan organik terbesar di dunia. Secara global, Kanada merupakan Top 10 Leading Countries dengan konsumsi olahan produk organik tertinggi per kapita.

Sebanyak 3,3 persen produk buah dan sayuran yang beredar di Kanada telah memiliki sertifikasi organik dengan nilai pasar mencapai USD 5 juta atau setara dengan Rp 75 miliar.

Bahkan, setiap minggunya penduduk Kanada menghabiskan sekitar Rp 2,3 juta untuk membeli produk organik.


Produk Indonesia yang Dibawa ke Vancouver

Pulang ke Tanah Air, KDEI Taipei Berharap Shinta Danuar Semakin Membaik
Kepala KDEI Taipei Didi Sumedi melepas langsung kepulangan Shinta Danuar di Bandara Taoyuan International Airport.

Dalam pameran ini, Paviliun Indonesia memperkanalkan produk alami dan organik unggulan dari Walini, Kalbe, Java Spices, Javara, dan Archipelago Marketplace. Varian produk yang ditampilkan antara lain produk teh khas Indonesia, kopi spesial Indonesia, air kelapa, olahan mi sehat dengan bahan alami, beras beraroma, serta aneka bumbu khas Indonesia yang dihasilkan dari sistem pertanian tersertfikasi organik.

“Melalui pameran ini, ITPC Vancouver berkesempatan untuk mengundang beberapa pelaku usaha Indonesia yang bergerak dalam bidang pertanian organik untuk kita pamerkan dan perkenalkan di pasar Kanada. Kami menargetkan potensi transaksi hingga USD 2,3 juta atau sekitar Rp35,7 miliar. Melalui pameran ini, diharapkan produk Indonesia semakin mendunia,” ujar Kepala ITPC Andri Permana.

Andri juga menambahkan, untuk bisa berpartisipasi dalam CHFA memerlukan persiapan yang matang serta koneksi yang baik karena pameran ini terbuka ekslusif untuk distributor dan ritel besar yang berada di Kanada.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya