Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus berlanjut di Amerika Serikat, kali ini di konglomerat industri multinasional, 3M Companny.
Mengutip US News, Rabu (26/4/2023) 3M Co mengungkapkan akan memangkas atau PHK sekitar 6.000 pekerjanya secara global dalam putaran kedua PHK tahun ini.
PHK di 3M terjadi ketika perusahaan itu berupaya mengendalikan biaya di tengah berkurangnya permintaan untuk barang elektronik konsumen di tengah ancaman resesi.
Advertisement
Keputusan PHK 3M juga muncul seiring kondisi ekonomi yang tidak pasti bersama dengan kenaikan suku bunga dan inflasi di AS yang sangat tinggi, mendorong sejumlah besar perusahaan di negara itu merampingkan pengeluaran dalam beberapa bulan terakhir.
3M mengatakan pada Selasa (25/4) bahwa pihaknya akan mengalihkan fokusnya ke bisnis dengan pertumbuhan tinggi, termasuk elektrifikasi otomotif dan perbaikan rumah, dan memprioritaskan area pertumbuhan yang muncul seperti teknologi iklim dan elektronik konsumen di masa mendatang.
Chief Financial Officer 3M, Monish Patolawala mengungkapkan melalui panggilan telepon dengan analis bahwa, bisnis elektronik konsumen perusahaan telah menurun hingga 35 persen pada kuartal pertama tahun ini.
"Sehubungan dengan kuartal pertama tahun lalu, konsumen telah mengubah pola pengeluaran mereka ke lebih banyak barang non-diskresioner dan pengecer secara agresif mengurangi tingkat persediaan mereka," beber Patolawala.
Selain PHK, perusahaan elektronik itu juga dikabarkan akan melakukan restrukturisasi, yang diperkirakan akan mencakup semua unit termasuk bisnis, dan geografi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi lapisan manajemen dan memperkecil ukuran perusahaan, kata 3M.
3M Sudah Kurangi 10 Persen Karyawan di 2023
Seperti diketahui, 3M sebelumnya telah melakukan PHK di awal tahun ini.
Beberapa waktu lalu, perusahaan mengumumkan pengurangan 2.500 karyawan. Dengan PHK putaran kedua, perusahaan kini telah mengurangi total tenaga kerja globalnya sebesar 10 persen.
3M kini berupaya mengambil total biaya restrukturisasi sebelum pajak sebesar USD 700 juta hingga USD 900 juta, dengan sekitar setengahnya untuk pada tahun 2023 dan sisanya pada tahun 2024.
"Dinamika pasar tampak beragam, tetapi kami terus berhati-hati dalam mengelola biaya/pengeluaran yang seharusnya, dari waktu ke waktu, mendukung profitabilitas karena perusahaan menavigasi lingkungan makro yang lambat," demikian menurut analis Citi dalam sebuah catatan.
Advertisement
Banyak Kabar PHK, Simak yang Perlu Dilakukan Bos Agar Karyawan Tak Hilang Kepercayaan
Maraknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) membuat pekerja atau karyawan juga cemas soal masa depan mereka. Alasannya, PHK ini terjadi tidak di perusahaan kecil saja tetapi juga perusahaan yang sudah memiliki nama besar. Maka bisa diartikan bahwa semua karyawan bisa kena PHK.
Saat ini, banyak pemimpin perusahaan atau kalangan manajerial mengalami masalah yang sama: Sebagian besar tim tengah mencari jaminan bahwa posisi mereka terus baik-baik saja. Tentu saja, andai Anda punya petunjuk yang jelas bagi mereka.
Sejumlah pemimpin bisnis atau CEO mengatakan bahwa kepercayaan diri yang menginspirasi adalah bagian penting dan menjadi suatu prestasi yang rumit saat ini. Semakin gencarnya pengumuman PHK telah membuat banyak karyawan takut.
Dalam survei baru-baru ini terhadap 35.000 pekerja, lebih dari seperempat pekerja di AS mengatakan mereka khawatir akan kena PHK. Sementara di seluruh dunia, satu dari tiga atau lebih perusahaan melakukannya, menurut perusahaan ketenagakerjaan Randstad, yang melakukan survei, melansir The Wall Street Journal, Selasa (25/4/2023).
Namun, banyak sekelas manajer hanya tahu sedikit lebih banyak daripada karyawan tentang apa yang dihadapi perusahaan. Pelatih kepemimpinan dan pemimpin perusahaan mengatakan bahwa manajer tidak boleh mengatakan PHK yang tertunda. Alih-alih, jujurlah tentang berita buruk apa pun itu.
Anda perlu menyadari bahwa pemimpin atau bos mempengaruhi kesehatan mental pekerja sama seperti pasangan, ini mencapai hampir 70 persen dalam survei terhadap 3.400 orang yang diterbitkan bulan Januari 2023 oleh perusahaan perangkat lunak sumber daya manusia UKG Inc.
Sedangkan ahli strategi kerja Heather E. McGowan mengatakan ketika karyawan bersiap menghadapi kenyataan PHK, hal yang dikatakan oleh manajer menjadi lebih penting bagi karyawan.
Heidi Brooks, dosen senior perilaku organisasi di Yale School of Management menyarankan untuk berkata, "Saya harap kita semua dapat melakukan yang terbaik untuk mendukung diri kita sendiri dan satu sama lain melewati masa-masa sulit dan menjadi seproduktif dan sekoneksi mungkin,"
Jujur ke Karyawan
Reuben Carranza, chief executive officer of Amika and Eva NYC, telah merestrukturisasi bisnis tahun ini untuk menurunkan biaya dan menyederhanakan pengambilan keputusan.
Sebelumnya dia menceritakan telah berjanji di salah satu rapat staf perusahaan bahwa selama ini dia akan terus terang tentang alasan di balik setiap gerakan.
Carranza kemudian menguraikan kepada karyawannya, bagaimana dia akan mengeksplorasi perekrutan internal dan eksternal untuk memperkuat kemampuan tertentu, tetapi mencatat bahwa beberapa peran yang ada mungkin akan berubah atau dikurangi.
"Memimpin orang melalui perjalanan membantu mereka memahami bagaimana pilihan ini dibuat dan ke mana kita akan pergi," katanya.
Advertisement