BSI Alokasikan Rp 580 Miliar Jaga Keamanan Siber, Kok Masih Error?

Bank Syariah Indonesia (Tbk) mengalokasikan anggaran Rp580 miliar untuk pengembangan dan keamanan siber perbankan. Anggaran ini naik sekitar R300 miliar dari tahun 2022 dengan alokasinya sebesar Rp280 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2023, 19:00 WIB
FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja menghitung uang di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Bank Syariah Indonesia (Tbk) mengalokasikan anggaran Rp 580 miliar untuk pengembangan dan keamanan siber perbankan. Anggaran BSI ini naik sekitar R300 miliar dari tahun 2022 dengan alokasinya sebesar Rp280 miliar.

"Tahun 2022 kita spending kurang lebih sekitar Rp280 miliar untuk IT kita. Tahun ini naik lagi Rp580 miliar, hampir Rp600 miliar," kata Direktur Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (Tbk), Hery Gunardi saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/5).

Hery pun memastikan dana dan data nasabah BSI aman, pasca gangguan pada layanan perbankan. Untuk itu, saat terjadi dugaan serangan siber, pihak perbankan melakukan switch off untuk agar sistem keamanan tetap aman.

Sebelumnya, pada Selasa (9/5), BSI telah berhasil melakukan normalisasi layanan pada jaringan ATM dan kantor cabang. Pada hari tersebut, lanjutnya, nasabah telah bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia.

Masih pada hari yang sama, Selasa (9/5) malam, secara bertahap layanan BSI Mobile juga sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur basic.

Kemudian pada hari ini, Rabu (10/5) pukul 14.00 WIB, Perseroan tengah melakukan monitoring dan proses normalisasi transaksi. Akibatnya layanan BSI tidak bisa diakses sementara waktu, antara lain layanan di cabang, akses BSI Mobile maupun ATM di seluruh Indonesia. "Kami akan terus memberikan informasi terkini sehingga nasabah dapat bertransaksi dengan normal," kata dia.

BSI Mobile Error 4 Hari, Dirut Jamin Data dan Dana Nasabah Aman

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Aplikasi BSI Mobile milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bermasalah sejak 8 Mei 2023. Nasabah tidak bisa menggunakan aplikasi BSI Mobile selama 4 hari ini. Selain itu layanan perbankan lain seperti ATM juga sempat dikeluhkan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi meminta maaf atas gangguan yang terjadi di sistem BSI ini. Namun, ia memastikan bahwa keamanan dana dan data milik nasabah terjamin.

BSI terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman. Saat ini, proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik.

"Proses normalisasi layanan Bank Syariah Indonesia telah kami lakukan, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di Bank Syariah Indonesia," ujar Hery dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Kamis (11/5/2023).

Terkait dengan dugaan adanya serangan cyber penyebab layanan ATM dan BSI mobile error. BSI akan melakukan penelusuran atas hal tersebut.

"Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah," tutur Hery.

 

Monitoring dan Proses Normalisasi

Penyebab Aplikasi BSI Error
Penyebab Aplikasi BSI Error. Dok: Twitter

Hingga Rabu 10 Mei pukul 14.00 WIB, Perseroan tengah melakukan monitoring dan proses normalisasi transaksi yang berdampak pada layanan BSI tidak bisa diakses sementara waktu yakni layanan di cabang, akses BSI Mobile maupun ATM di seluruh Indonesia. "Kami akan terus memberikan informasi terkini sehingga nasabah dapat bertransaksi dengan normal," ungkapnya.

Hery pun menegaskan komitmen BSI sebagai institusi perbankan untuk terus memperkuat pertahanan dan keamanan cyber, terutama demi kepentingan nasabah. Pihaknya juga tidak henti mengingatkan nasabah untuk terus menjaga kewaspadaan dan berhati-hati terhadap berbagai bentuk modus penipuan serta kejahatan digital yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.

"Sekali lagi kami mohon maaf atas ketidaknyaman ini dan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada BSI," pungkasnya. 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya