IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS Jadi 1,7 Persen di 2023

IMF memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto riil AS naik 1,7 persen tahun ini, naik dari perkiraan 1,6 persen pada awal 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Mei 2023, 16:15 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2023, 16:00 WIB
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Dok: Twitter @KGeorgieva

Liputan6.com, Jakarta Dana Moneter Internasional (IMF) sedikit menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun 2023.

"Ekonomi AS terbukti tangguh," kata direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan dalam konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia, Senin (29/5/2023) 

Akan tetapi, Georgieva juga mengeluarkan peringatan tentang batas utang AS, dan menyerukan Partai Republik dan Demokrat di Kongres untuk mencapai "resolusi cepat".

"Kami menganggap pasar Treasury AS sebagai jangkar sistem keuangan global, dan jangkar ini perlu dipertahankan," ujarnya.

IMF memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto riil AS naik 1,7 persen tahun ini, naik dari perkiraan 1,6 persen pada awal tahun, sebelum kembali melambat menjadi 1 persen pada 2024.

Tingkat Pengangguran

Sementara itu, tingkat pengangguran di AS, yang saat ini mendekati rekor terendah, diperkirakan akan naik sedikit, dengan "pertumbuhan yang melambat, namun tetap solid" mendorongnya untuk meningkat menjadi 4,4 persen pada akhir tahun depan, kata IMF. 

Prakiraan baru IMF pada pertumbuhan ekonomi AS mengikuti data terbaru yang menunjukkan ketahanan ekonomi meskipun kampanye agresif kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi oleh Federal Reserve, dan tekanan baru-baru ini di sektor perbankan.

Sedangkan terkait inflasi, Georgieva mengatakan bahwa permintaan yang kuat dan pasar tenaga kerja yang kuat telah menjadi "pedang bermata dua" bagi perekonomian AS.

"Mereka tentu saja merupakan dorongan bagi keluarga Amerika, tetapi mereka juga berkontribusi terhadap inflasi yang lebih persisten daripada yang diperkirakan," bebernya.

Proyeksi IMF: The Fed Akan Lanjutkan Kenaikan Suku Bunga hingga Target Inflasi Tercapai

Indeks harga konsumen Amerika Serikat
Pejalan kaki melewati papan nama yang menawarkan uang tunai untuk barang berharga di luar toko gadai di Los Angeles, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi AS pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

IMF sekarang memproyeksikan inflasi AS masih akan bertahan di atas target hingga tahun 2025. Akibatnya, kata Georgieva, tugas The Fed untuk menaikkan suku bunga "belum selesai".

Suku bunga "harus sedikit lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, jika The Fed ingin berhasil menurunkan inflasi ke target jangka panjangnya sebesar 2 persen, katanya.

Prakiraan IMF menunjukkan bahwa suku bunga pinjaman The Fed perlu naik setidaknya 25 basis poin lagi untuk menyelesaikan inflaso tahun ini pada 5,4 persen, dan kemudian bertahan hingga tahun depan.

Tingkat suku bunga The Fed akan berada tepat di bawah kisaran saat ini antara 5 persen dan 5,25 persen, demikian menurut perkiraan IMF.

Proyeksi terbaru The Fed dari bulan Maret melihat suku bunga tetap pada tingkat saat ini, sebelum turun menjadi 4,3 persen pada tahun 2024.

Ekonomi AS Tumbuh di Atas Prediksi, Sentuh 1,3 Persen di Kuartal I 2023

Hiruk Pikuk Perjalanan Warga AS Sambut Libur Natal dan Tahun Baru
Wisatawan berjalan melalui Terminal 3 di Bandara Internasional O'Hare, Chicago, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Nam Y. Huh)

Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS dalam tiga bulan pertama 2023 lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Produk domestik bruto atau PDB hingga output ekonomi terluas telah meningkat pada tingkat tahunan sebesar 1,3 persen pada kuartal I 2023, naik dari estimasi awal 1,1 persen seperti yang dilaporkan bulan lalu. Sementara PDB disesuaikan dengan inflasi dan musiman.

Dilansir dari CNN, Jumat (26/5/2023), perubahan tersebut sebagian besar didukung oleh revisi ke atas pada investasi swasta, yang meliputi barang jadi, bahan baku, dan pekerjaan dalam proses yang disimpan untuk kemudian hari. Itu berarti investasi inventaris tidak terlalu membebani PDB awal tahun ini.

Memang, PDB tumbuh lebih lambat pada periode Januari hingga Maret dibandingkan dengan kuartal sebelumnya bahkan berada di bawah ekspektasi ekonom. Pengeluaran konsumen yang kuat, yang menyumbang sekitar dua pertiga dari output ekonomi, telah membantu mendorong pertumbuhan Q1 bersama dengan pengeluaran pemerintah yang kuat. Bisnis mengurangi pengeluaran untuk peralatan selama periode itu.

Sejauh ini, aktivitas ekonomi tampaknya bertahan. Penjualan ritel rebound pada April setelah dua bulan penurunan, naik 0,4 persen yang disesuaikan secara musiman dari bulan sebelumnya. Pengusaha menambahkan 253.000 pekerjaan pada bulan April, kenaikan yang kuat, dan pendapatan per jam rata-rata tumbuh 0,5 persen bulan itu.

 

Aktivitas Bisnis dan Swasta

Hiruk Pikuk Perjalanan Warga AS Sambut Libur Natal dan Tahun Baru
Wisatawan berjalan melalui Terminal 3 di Bandara Internasional O'Hare, Chicago, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Nam Y. Huh)

Sementara itu, aktivitas bisnis sektor swasta pun berkembang pesat sejak Mei, sebagian besar berkat sektor jasa, menurut data survei pendahuluan yang dirilis oleh S&P Global pada hari Selasa.

Bisnis penyedia jasa melaporkan permintaan yang lebih kuat, waktu perekrutan pekerja yang lebih mudah, dan optimisme yang meningkat untuk aktivitas bisnis di tahun mendatang. Sementara itu, sektor manufaktur AS turun kembali ke wilayah kontraksi di bulan Mei karena produsen melaporkan permintaan yang jauh lebih lemah.

"Ekspansi ekonomi AS mengumpulkan momentum lebih lanjut di bulan Mei, tetapi dikotomi yang meningkat terbukti," tulis kepala ekonom bisnis di S&P Global Market Intelligence Chris Williamson dalam rilisnya.

"Sementara perusahaan sektor jasa menikmati lonjakan permintaan pasca-pandemi, terutama untuk perjalanan dan liburan, produsen berjuang dengan gudang yang terlalu penuh dan kurangnya pesanan baru karena pengeluaran dialihkan dari barang ke jasa,” sambungnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya