Ekonom Nomura : Bank Sentral Asia Bakal Dahului The Fed Pangkas Suku Bunga

Risalah dari pertemuan bulan Juni The Fed menunjukkan akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Jul 2023, 12:50 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2023, 12:50 WIB
Suku Bunga
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Para ekonom di Nomura mengatakan bahwa bank-bank sentral di kawasan Asia dapat mulai memangkas suku bunga lebih awal dari Federal Reserve atau The Fed.

Mengutip CNBC International, Selasa (11/7/2023) catatan ekonom Nomura yang dipimpin oleh Sonal Varma menjelaskan bahwa suku bunga di Asia dapat berjalan lebih perlahan dari The Fed karena kondisi ekonomi makro yang berbeda.

"Pandangan kami tentang bank sentral Asia memangkas suku bunga kebijakan menjelang The Fed dalam siklus ini didasarkan pada perbedaan mendasar antara ekonomi Asia dan AS," tulis ekonom Nomura.

Risalah dari pertemuan bulan Juni The Fed menunjukkan akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat.

Sebaliknya, China telah beralih ke pemangkasan suku bunga karena pemulihan ekonominya dari Covid dan investor mengincar langkah-langkah stimulus lebih lanjut.

Menurut survei yang dilakukan oleh tim riset Nomura, lebih dari 32 persen responden memperkirakan bank sentral Korea Selatan akan menjadi yang pertama menurunkan suku bunga setelah China, diikuti oleh india, Filipina, lalu India.

"Setelah China, Korea, India, dan bahkan Indonesia dapat memangkas suku bunga menjelang The Fed, karena disinflasi yang lebih cepat, permintaan yang lemah, dan suku bunga riil yang lebih tinggi," ungkap para ekonom Nomura.

Para ekonom Nomura juga  merujuk pada penurunan manufaktur barang-barang yang menghambat pertumbuhan di wilayah tersebut dan disinflasi sebagai alasan utama dari prediksi terhadap bank sentral Asia memangkas suku bunga sebelum The Fed.

"Karena permintaan domestik mendingin dan inflasi inti turun secara terus-menerus, ini akan membutuhkan tingkat suku bunga yang bergerak ke pengaturan yang tidak terlalu ketat, dalam pandangan kami," jelas para ekonom itu.

Didukung oleh Disinflasi 2023

Ilustrasi suku bunga
Ilustrasi suku bunga (Foto:Shutterstock)

Ekonom Nomura juga melihat bahwa kondisi Asia yang lebih menantang berada di pasar tenaga kerja, tidak seperti AS.

Namun, hal iyu tidak menjadi perhatian di Asia, kecuali Singapura.

"Jadi inflasi inti tidak lengket," tulis mereka, menambahkan bahwa inflasi di Asia lebih didorong oleh penawaran daripada permintaan.

Harga produsen China telah memasuki deflasi, sementara inflasi Korea Selatan berkisar sekitar 2,7 persen mendekati target bank sentralnya.

"Disinflasi berkembang jauh lebih cepat di kawasan ini, terutama di EM (Emerging Markets) Asia, di mana harga pangan dan energi memiliki bobot lebih tinggi dalam keranjang CPI dan lonjakan inflasi lebih didorong oleh sisi penawaran," tulis para ekonom.

Nomura memproyeksi Bank of Korea menjadi salah satu bank sentral pertama setelah China yang menurunkan suku bunga.

Ekonom memperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Oktober dan pemotongan tambahan 25 basis poin pada akhir tahun.

"BOK telah meningkatkan penekanan pada faktor domestik (pertumbuhan) meskipun tampaknya tetap sensitif terhadap sikap kebijakan The Fed," tulis para ekonom Nomura.

Bank Sentral India Diramal Pangkas Suku Bunga Oktober

Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Ekonom di Nomura juga menunjuk ekonomi berbasis domestik India, yang dapat mendukung lintasan kebijakan moneter yang independen dari Federal Reserve AS.

"Kebijakan (Reserve Bank of India) terutama didorong oleh faktor domestik dan jika mereka menjamin pelonggaran kebijakan (karena pertumbuhan dan inflasi yang lebih rendah), maka RBI dapat bergerak mendahului The Fed," ungkapnya.

Nomura meramal Reserve Bank of India akan memangkas suku bunga pada bulan Oktober mendatang, dengan prediksi total pemotongan sebesar 75 basis poin.

"Penilaian kami adalah, karena pertumbuhan India mulai mengecewakan, rezim penargetan inflasi fleksibel RBI akan berarti menempatkan lebih banyak penekanan pada pertumbuhan, selama inflasi yang mendasarinya mendekati 4,5 persen, seperti yang sudah terjadi," tulis mereka. 

Perusahaan mencatat bahwa India sebelumnya telah dipisahkan dari siklus The Fed. Reserve Bank of India mulai memangkas suku bunga pada Februari 2019, beberapa bulan sebelum The Fed melakukan penurunan suku bunga pertama dalam beberapa dekade.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya