Liputan6.com, Jakarta Densus 88 menangkap salah satu karyawan BUMN yang diduga mendukung gerakan ISIS. Penangkapan terjadi pada Senin, 14 Agustus 2023. Karyawan BUMN berinisial DE (27) ini merupakan salah satu pegawai KAI atau PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Seregar menjelaskan DE, tersangka dugaan tindak pidana terorisme yang ditangkap di Bekasi Utara, pernah bergabung dengan kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Barat (MIB) pimpinan WM sejak 2010.
Baca Juga
Dari data yang beredar, DE merupakan seorang pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang transportasi perkeretaapian yang bekerja di PT Kereta Api Indoneia (KAI) yang lahir pada tahun 1995. Sehingga, saat bergabung menjadi anggota MIB di tahun 2010, usianya masih 19 tahun.
Advertisement
"Tadi seperti saya bilang, terpapar atau keterlibatan dia itu dimulai dari 2010 ketika dia menjadi jamaah di MIB," kata Aswin dikutip dari Antara, Selasa (15/8/2023).
Aswin menjelaskan kelompok MIB telah bubar setelah pimpinannya WM ditangkap Densus 88 Antiteror Polri. Kemudian, jamaah kelompok tersebut bubar dan menyebar, yang salah satunya adalah DE. Usai MIB bubar, DE lalu berselancar memanfaatkan ruang media sosial untuk aktif melakukan propaganda serta menyebarkan konten-konten jihad dan baiat.
DE Menyatakan Baiat
Pada tahun 2014, DE pertama kali menyatakan baiat kepada Amir Islamic State Abu Al Husain. DE bergabung sebagai pegawai BUMN pada tahun 2016.
"Mulai dari situ, melakukan aktivitas-aktivitas, persiapan-persiapan. Jadi, yang bersangkutan melakukan pelatihan, kemudian melakukan pengumpulan peralatan yang dibutuhkan," jelasnya.
DE juga dikenal aktif di media sosial untuk menyebarkan propaganda aksi terorisme. Bahkan, beberapa akun miliknya pernah dilaporkan dan ditutup oleh Facebook dan YouTube. Namun, lanjut Aswin, seperti pelaku-pelaku lainnya, DE tidak kapok dengan penutupan akun tersebut dan justru membuat akun-akun baru dengan akses pribadi (private).
Â
Â
Sebarkan Imbauan Bunuh Diri
Puncaknya, ketidaksukaan (ghirah) DE muncul sekitar tiga pekan terakhir. Dia semakin tinggi menyebarkan ajakan atau imbauan untuk melakukan amaliyah (bunuh diri) atau melakukan aksi terorisme.
"Sehingga, pesan-pesan tersebut dilakukan secara private menggunakan timer messege. Sehingga, setelah sampai kepada si penerima, lalu dibuka, dan langsung hilang dari server atau dari jaringan," jelas Aswin.
Saat ini, penyidik Densus 88 Antiteror Polri sedang mendalami unggahan pesan pribadi yang dikirimkan DE dari akun media sosial miliknya.
Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE, Senin (14/8), pukul 12.17 WIB, di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara. Dalam penangkapan tersebut, penyidik menyita barang bukti, di antaranya 17 pucuk senjata api yang terdiri atas 11 laras pendek dan lima laras panjang.
Selain itu, ada beberapa magasin dan amunisinya, komputer meja yang masih didalami, serta beberapa barang bukti lain.
"Senjata api ini ada rakitan dan ada pabrikan,"Â kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan.
Advertisement
Karyawan KAI Teroris Ditangkap Densus 88, Said Aqil: Ini Peringatan Keras!
Komisaris Utama PT KAI Said Aqil Siroj ikut buka suara soal karyawan KAI yang diduga terlibat paham terorisme yang ditangkap Densus 88 di Bekasi. Dia menegaskan, KAI menjalankan core valeus BUMN, AKHLAK.
Said Aqil menegaskan, sebagai salah satu perusahaan BUMN, PT KAI, tidak akan mentoleransi terhadap salah satu oknum karyawan; terduga teroris di Bekasi. Artinya, dia menyerahkan proses hukum tetap berjalan.
"Sebagai Komut, saya memastikan bahwa PT KAI dikelola oleh karyawan KAI dengan sipirit keagamaan yang toleran, moderat dan mengimplementasi ‘AKHLAK’ sebagai nilai utama perusahaan, sebagai pedoman perilaku (individu) dan bermasyarakat," jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (15/8/2023).
"Secara korporasi PT KAI dikelola oleh tenaga-tenaga profesional, memberi pelayanan terbaik pada masyarakat, budaya safety and security yang terukur, karenanya KAI, salah satu BUMN berkinerja sangat baik," tambah Said Aqil.
Jaid Peringatan Keras
Menurutnya, adanya penangkapan oknum pegawai KAI oleh Densus 88 Antiteror Polri menadakan paham terorisme ada di lingkungan sekitar. Hal ini diminta jadi satu titik mula untuk bersih-bersih kedepannya.
"Peringatan keras ini harus dijadikan alarm sekaligus momentum untuk bersih-bersih. Terlebih, infiltrasi atau penyusupan ke berbagai lembaga, ditengarai sudah menjadi strategi kelompok teroris, apakah Jama’ah Islamiyah (JI), Jama’ah Anshoru Daulah (JAD), secara jelas dalam berbagai jejak dan pengungkapan oleh Densus 88, terafiliasi dengan ISIS," bebernya.Sebagai tindak lanjut temuan kali ini, dia akan menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88. Utamanya pada proses hukum oknum berinisial DE sebagai terduga teroris.
Meski begitu, dia mengaku kalau KAI telah bekerja sama dg BNPT sejak 2021 akan memperkuat kembali 'Sinergitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme' melalui program-program yang edukatif dan menjangkau seluruh leveling karyawan.
"Bahwa Informasi tentang terorisme harus diketahui oleh masyarakat. Pasalnya, gerakan terorisme merupakan ancaman kejahatan sistemik yang dilaksanakan secara terstruktur dan terencana," tegasnya.
Â
KAI Buka Suara
Diberitakan sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) buka suara menanggapi penangkapan salah satu oknum yang diduga terlibat aksi terorisme. Menyusul, penangkapan satu orang karyawan BUMN yang disinyalir karyawan KAI oleh Densus 88 di Bekasi, Jawa Barat.
Diketahui, Densus 88 menangkap salah satu karyawan BUMN yang diduga mendukung gerakan ISIS. Penangkapan terjadi pada Senin, 14 Agustus 2023.
"Terkait dugaan adanya keterlibatan oknum pegawai KAI dalam praktik terorisme, KAI menghargai proses hukum yang sedang berjalan dan akan mendukung berbagai upaya dalam memberantas praktik Terorisme," ujar EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam keterangannya, Senin (14/8/2023).
"Kami siap bekerja sama dengan pihak berwenang terkait isu tersebut," sambungnya.
Agus mengatakan, KAI tidak memberikan toleransi tindakan yang bertentangan dengan hukum, apalagi berkaitan dengan kasus terorisme. Dia menegaskan, manajemen KAI akan menindak secara tegas karyawannya jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme.
"KAI berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integritas dan nasionalisme, serta melakukan peningkatan pengawasan oleh fungsi terkait," tegas Agus.
Â
Advertisement