Indeks Kepercayaan Industri Indonesia Melambat di Agustus 2023

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks kepercayaan industri atau IKI yang berada pada fase ekspansi di bulan Agustus 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 31 Agu 2023, 13:30 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2023, 13:30 WIB
PPnBM Diperpanjang, Industri Otomotif akan Membaik
Pekerja memeriksa kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang. Perusahaan manufaktur komponen otomotif optimistis perpanjangan PPnBM dan tren penjualan kendaraan roda empat (4 wheeler/4W) yang mulai positif. (Liputan6.com/HO/Dharma)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks kepercayaan industri atau IKI yang berada pada fase ekspansi di bulan Agustus 2023.

 

"Indeks kepercayaan industri pada bulan Agustus 2023 berada pada fase ekspansi yakni pada 53,22, melambat 0,09 poin dibanding dengan bulan Juli yakni sebesar 53,31," kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif dalam Rilis IKI Agustus 2023 yang disiarkan secara daring pada Kamis (31/8/2023).

Kemenperin mengungkapkan, share subsektor IKI yang mengalami ekspansi terhadap PDB adalah Industri Pengolahan Nonmigas di Triwulan II 2023 sebesar 82,7 persen.

"Kepercayaan industri pengolahan yang ekspansi pada bulan Agustus 2023 disebabkan oleh seluruh indeks Variabel pembentuk IKI mengalami ekspansi, baik variabel Pesanan Baru, Produksi, maupun Persediaan Produk, dengan peningkatan nilai indeks pada variabel Persediaan Produk dari 50,44 menjadi 51,85 (naik 1,41 poin)," paparnya Febri.

Selain itu, kepercayaan industri secara umum di bulan Agustus 2023 juga masih sangat baik.

Nilai IKI yang ekspansi pada Agustus 2023 sejalan dengan persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya meningkat mencapai 32,8 persen lebih tinggi dibandingkan kondisi bulan Juli sebesar 32,0 persen.

"Sedangkan pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya stabil pada bulan Agustus 2023 sebesar 42,9 persen turun dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 45,4 persen," Kemenperin mencatat.

Tingkat optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usaha industri mereka juga masih tinggi untuk 6 Bulan ke depan.

Pelaku Usaha Masih Optimis

Febri mengatakan, pada Agustus 2023, secara umum pelaku usaha masih optimis memandang kondisi usaha selama 6 bulan ke depan yang mencapai level 66,0 persen.

Mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik,

"Sebanyak 24,8 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini tidak berubah signifikan dari bulan-bulan sebelumnya," jelas Febri..

Terakhir, persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha dalam 6 bulan ke depan sebesar 9,2 persen pada Agustus 2023. Bahkan, tingkat pesimisme pelaku usaha selalu di bawah 10 persen selama 5 periode terakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tertinggi di ASEAN, PMI Manufaktur Indonesia di Juli 2023 Sentuh 53,3

Industri Komponen Otomotif Bersiap Tingkatkan Penetrasi 4W
Suasana produksi komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal, kawasan Delta Silicon, Cikarang, Jawa Barat. Perusahaan manufaktur Triputra Group menargetkan penjualan hingga 38.81 % atau senilai Rp 3,08 triliun pada 2021 khususnya segmen kendaraan roda empat (4W). (Liputan6.com/HO/Dharma)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa Indonesia membuat kemajuan manufaktur yang baik selama Juli kemarin. Bahkan Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif mengatakan bahwa indeks manufaktur Indonesia tertinggi di negara ASEAN.

“Purchasing Manufacturing Index atau PMI Manufaktur Indonesia yang dikeluarkan oleh S&P Global naik dari 52,5 di Juni menjadi 53,3 di Juli, menandakan ekspansi selama 23 bulan berturut-turut,” papar Febri dalam Rilis IKI Agustus 2023 yang disiarkan secara daring pada Kamis (31/8/2023).

Febri menjelaskan, baiknya PMI Manufaktur Indonesia di bulan Juli dikarenakan tingginya peningkatan output/produksi, tidak hanya didukung oleh kenaikan permintaan domestik, tetapi juga kenaikan pada permintaan luar negeri.

Seiring peningkatan pesanan baru, perusahaan meningkatkan kuantitas pembelian barang input, sehingga ekspansi stok barang input meningkat pada bulan Juli, menurut Kemenperin.

Kemenperin mengutip data dari S&P Global, mencatat bahwa PMI Malaysia di bulan Juli 2023 mencapai 47,8 dan Vietnam 48,7. Sementara Singapura memiliki PMI 49,7 dan Thailand di angka 50,7.

"Indeks PMI ASEAN menunjukkan perlambatan pada bulan Juli, baik produksi maupun pesanan baru melemah dibanding bulan Juni. Pertumbuhan sebagian besar didorong oleh pasar domestik, karena pesanan baru dari luar negeri terkontraksi," jelas Febri.

 


Negara Besar

Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)
Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)

Adapun PMI China dan India yang masing-masing tercatat sebesar 49,2 dan 57,7.

PMI China menunjukkan kontraksi setelah 2 bulan ekspansi, utamanya dikarenakan kontraksi pada pesanan baru, khususnya pesanan luar negeri.

Sedangkan Uni Eropa dan Amerika Serikat memiliki PMI sebesar 42,7 dan 49,0.

"Indeks PMI Uni Eropa kembali kontrasi dan terus menunjukkan penurunan, dengan kontraksi terdalam terjadi di Jerman (38,8), didorong olen penurunan paling tajam pada pesanan baru selama lebih dari 3 tahun. PMI Amerika Serikat masin berada pada level kontraksi (49,0), dengan terus turunnya pesanan baru," paparnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya