Harga Beras Mulai Naik, Jokowi Minta Penyaluran Bansos Dipercepat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penyaluran bansos beras periode kedua sebanyak 10 kg dipercepat ke bulan September 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 31 Agu 2023, 17:45 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2023, 17:45 WIB
Jokowi membagikan bansos BLT BBM di Maluku
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penyaluran bansos beras periode kedua sebanyak 10 kg dipercepat ke bulan September 2023. (Foto: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penyaluran bansos beras periode kedua sebanyak 10 kg dipercepat ke bulan September 2023.

Sebelumnya, bantuan beras periode kedua dijadwalkan untuk bulan Oktober-Desember 2023.

"Perlu saya sampaikan, awal September ini mulai didistribusikan bantuan secepatnya pangan beras. Satu keluarga penerima manfaat (KPM) mendapatkan 10 kg beras," ungkap Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2023, yang disiarkan pada Kamis (31/8/2023).

Sebagai informasi, Jokowi di 2023 ini meluncurkan program bansos pangan berupa beras 10 kg kepada 21,353 juta KPM, di mana periode pertama sudah berjalan pada bulan Maret-Mei 2023.

"Ini seperti semi operasi pasar. Sehingga setiap bulan keluar 210 ribu ton selama 3 bulan, September, Oktober, dan November," jelas Jokowi.

"Tolong dicek. Kalau harganya masih naik, saya minta Bapak/Ibu Gubernur, Bupati/Walikota agar menggunakan anggarannya untuk intervensi pasar. Dengan itu lah inflasi kita pelan-pelan akan turun," imbuhnya.

Waspada Harga Beras

Selain itu, Jokowi juga meminta pemerintah pusat dan daerah untuk terus memerhatikan ketersediaan beras di dalam negeri, mengingat sudah ada banyak negara yang membatasi ekspor pangan untuk menjaga kebutuhan masyarakatnya.

"19 negara membatasi ekspor produk pangan sekarang, mulai dari daging, beras, minyak, jagung, gula, tepung, semuanya untuk menyelamatkan rakyatnya masing masing. Karena itu, Bupati, Gubernur yang di daerahnya memiliki sawah perhatikan agar produktivitasnya bisa meningkat," Jokowi mengingatkan.

 

19 Negara Batasi Ekspor Pangan, Jokowi Minta Bupati dan Gubernur Bersiap

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam peringatan HUT ke-50 tahun HIPMI, Jumat (10/6/2022).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam peringatan HUT ke-50 tahun HIPMI, Jumat (10/6/2022).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak memerhatikan ketersediaan pangan dalam negeri, terutama beras. Peringatan Jokowi ini mengingat sudah banyak negara yang membatasi ekspor pangan untuk menjaga kebutuhan dalam negeri.

Jokowi mengatakan, belasan negara sudah menjalankan kebijakan pembatasan ekspor pangan mulai dari beras, biji-bijian hingga daging. Langkah pembatasan ekspor ini karena negara tersebut lebih mengutamakan kebutuhan dalam negeri.

"19 negara membatasi ekspor produk pangan sekarang, mulai dari daging, beras, minyak, jagung, gula, tepung, semuanya untuk menyelamatkan rakyatnya masing-masing. Karena itu, Bupati, Gubernur yang di daerahnya memiliki sawah perhatikan agar produktivitasnya bisa meningkat," ungkap Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2023, Kamis (31/8/2023).

"Karena kalau sudah pada posisi semua negara ngerem ekspor, yang bisa menyelamatkan negara itu ya negara itu masing-masing," ujarnya.Jokowi pun menyoroti angka inflasi beras di Indonesia bulan Juli yang menyentuh 6,4%.

 

Jokowi Selalu Pantau

Presiden Jokowi, Menhan Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

"Ini yang kita harus hati-hati saya selalu cek data di kertas. Kalau naik pasti saya pergi ke daerah saya cek di pasar. Maka dari itu saya minta juga seluruh anggota tim pengendali inflasi pusat maupun daerah juga mengecek secara langsung," tegasnya.

Jokowi juga menekankan pentingnya menjaga neraca pangan di daerah, yang penting untuk diintegrasikan sehingga basis pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya