Harga Minyak Dunia Susut, Investor Amati Dampak Konflik Israel-Hamas

Harga minyak berjangka Brent turun 0,4 persen, menjadi USD 90,55 per barel dan West Texas Intermediate turun menjadi USD 87,28 per barel.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Okt 2023, 10:28 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2023, 10:28 WIB
Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/wirestock
Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/wirestock

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia kembali menurun pada Senin, 16 Oktober 2023. Harga minyak dunia sempat naik pada hari Jumat karena investor menunggu untuk melihat apakah konflik Israel-Hamas akan terjadi berdampak ke negara lain, yang dapat menaikkan harga dan memberikan pukulan baru terhadap perekonomian global.

Mengutip Channel News Asia, Senin (16/10/2023) harga minyak berjangka Brent turun 34 sen, atau 0,4 persen, menjadi USD 90,55 per barel.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 41 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD 87,28 per barel.

Kedua harga minyak acuan tersebut sempat naik hampir 6 persen pada hari Jumat, membukukan persentase kenaikan harian tertinggi sejak bulan April, karena investor memperkirakan kemungkinan konflik Timur Tengah yang lebih luas.

Untuk minggu ini, Brent mencatat kenaikan sebesar 7,5 persen sementara WTI naik 5,9 persen.

"Investor sedang mencoba untuk mengetahui dampak konflik sementara serangan darat skala besar belum dimulai setelah batas waktu 24 jam dimana Israel pertama kali memberi tahu penduduk di bagian utara Gaza untuk mengungsi ke selatan," kata Hiroyuki Kikukawa presiden NS Trading, unit Nissan Securities.

"Dampak yang mungkin melibatkan negara-negara penghasil minyak telah diperhitungkan dalam harga sampai batas tertentu, namun jika invasi darat benar-benar terjadi dan berdampak pada pasokan minyak, harga dapat dengan mudah melebihi USD 100 per barel," katanya.

Sebelumnya, beberapa ahli memperkirakan konflik di Timur Tengah berdampak kecil terhadap pasokan minyak dan gas global, dimana Israel bukan produsen besar.

Namun, pelaku pasar sedang menilai dampak konflik yang lebih luas terhadap pasokan dari negara-negara di kawasan penghasil minyak terbesar dunia, termasuk Arab Saudi, Iran, dan Uni Emirat Arab.

Harga Minyak Dunia Menggila Imbas Perang Israel-Hamas

Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Harga minyak naik lebih dari 5% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga minyak dunia meroket lantaran investor masih khawatir dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yaitu perang Israel-Hamas Palestina.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (14/10/2023), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak 5,8% menjadi USD 87,7 per barel untuk hari terbaik sejak 3 April.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent dengan kadaluarsa Desember naik USD 4,89 atau 5,7%, menjadi USD 90,89 per barel. Harga minyak mentah WTI naik lebih dari 4% minggu ini, membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak 1 September.

Perang Israel-Hamas telah meningkatkan kekhawatiran bahwa pertempuran tersebut dapat mempengaruhi produksi energi regional. Timur Tengah menyumbang lebih dari sepertiga perdagangan global melalui laut.

Badan Energi Internasional pada hari Kamis menggambarkan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian namun mengatakan perang Israel-Hamas belum berdampak langsung pada pasokan fisik.

IEA berusaha meredakan kekhawatiran pasar dengan mengatakan pihaknya siap bertindak untuk memastikan pasar tetap pasokan cukup jika terjadi kekurangan pasokan secara tiba-tiba.

Darurat Stok Minyak

Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/Artphoto_studio
Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/Artphoto_studio

Tanggapan badan energi ini mencakup negara-negara anggota mengeluarkan stok darurat dan/atau menerapkan langkah-langkah pengendalian permintaan. Israel bukanlah produsen minyak utama dan tidak ada infrastruktur minyak besar yang beroperasi di dekat Jalur Gaza.

Sanksi ASAS pada hari Kamis memperketat sanksi terhadap ekspor minyak mentah Rusia, membatasi dua perusahaan pengapalan yang dikatakan melanggar batasan harga minyak G7, sebuah mekanisme yang dirancang untuk mempertahankan pasokan aliran Rusia yang dapat diandalkan di pasar sambil membatasi dana perang Kremlin.

"Menegakkan sanksi merupakan inti dari upaya kami membatasi keuntungan Rusia dari perdagangan minyaknya. Batasan harga dirancang untuk menjaga pasokan minyak Rusia sambil mengenakan biaya baru pada Rusia, bukan untuk mengurangi pasokan minyak," kata juru bicara Departemen Keuangan kepada CNBC melalui email.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya