Pembangunan Akses Tol ke Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh di Karawang Tunggu Gubernur Jabar

Kementerian PUPR disebutnya sudah melakukan pengajuan pembangunan akses tol ke Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Nov 2023, 14:41 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2023, 14:41 WIB
Tampilan Kereta Cepat 'Whoosh'
Whoosh merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menginisiasi pembangunan akses tol ke sejumlah stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh, salah satunya di Karawang.

Namun, Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, saat ini baru memasuki tahap pengukuran dan belum dilaksanakan penetapan lokasi (penlok). Kementerian PUPR disebutnya sudah melakukan pengajuan, tapi putusan akhir berada di tangan Gubernur Jawa Barat.

"Kita pengennya cepet dong, tapi kan masih diukur. Masih ada tanah-tanah warga, masih perlu ngebebasin. Kita tunggu penloknya, kita sudah usulkan. Di Jawa Barat itu kan dari pak Gubernur," ujarnya di Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Kementerian PUPR sendiri berencana bakal membangun jalan akses menuju empat stasiun utama Kereta Cepat Whoosh, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mencontohkan, pembukaan jalan akses menuju Stasiun Tegalluar nantinya akan terintegrasi dengan Jalan Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) di sisi ujung timur, yakni dengan exit Tol Km 149 A Gedebage dan Gerbang Tol (GT) Cileunyi.

"Nanti kita akan memberikan akses dari tol. Nanti ada exit tol, mungkin kita akan satukan dengan exit Gedebage, nanti akan ada crossing untuk akses ke sini. Juga, buka dari arah Cileunyi, bikin exit ke stasiun ini," jelas Hedy kepada Liputan6.com di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu.

Sementara di sisi ujung Tol Padaleunyi yang mengarah ke Padalarang, pun akan dibuat konektivitas jalan guna mendukung lalu lintas menuju stasiun yang jadi titik akhir pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung di lokasi tersebut.

Dalam hal ini, Kementerian PUPR akan berkoordinasi dengan Kota Baru Parahyangan untuk membangun jalan layang (flyover) baru di kawasan Padalarang.

"Nanti kan kita yang Padalarang akan lakukan upgrading di Stasiun Padalarang. Jangka pendek nanti kita akan lakukan penataan untuk akses ke Stasiun Padalarang dari jalan nasional," kata Hedy.

"Jangka pendeknya kita traffic management sama penataan. Nanti jangka permanennya kita akan kerjasama, kalau memungkinkan dengan Kota Baru Parahyangan, bikin flyover," ujarnya.

 

Kereta Cepat Whoosh Pecah Rekor, Angkut 21 Ribu Penumpang Sehari

Kereta cepat Whoosh
Kereta cepat Woosh bakal jadi sarana pendukung transportasi pada Piala Dunia U-17 2023. (dok. PSSI)

Kereta Cepat Whoosh kembali memecahkan jumlah penumpang hariannya dimana pada 12 November. Penumpang yang dilayani Kereta Cepat Whoosh mencapai 21.312 penumpang. Jumlah ini dicapai melalui pengoperasian 36 jadwal perjalanan dengan rincian 28 perjalanan reguler dan 8 perjalanan tambahan.

 

"Angka volume penumpang tersebut menjadi capaian kinerja angkutan tertinggi selama Kereta Cepat Whoosh beroperasi. Sebelumnya volume penumpang tertinggi terjadi pada 11 November sebanyak 20 ribu penumpang dan 4 November di 18 ribu Penumpang," kata Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa, Senin (13/11/2023).

Dibandingkan pekan lalu terjadi peningkatan jumlah penumpang kereta cepat Whoosh sebesar 18% atau sebanyak 3.259 penumpang. Dari sisi jumlah perjalanan, terjadi peningkatan jumlah perjalanan sebesar 12% dari 32 perjalanan di 4 November menjadi 36 perjalanan di 11 dan 12 November.

Peningkatan jumlah penumpang ini seiring dengan adanya peningkatan jumlah perjalanan di akhir pekan. Kereta Cepat Whoosh kini menjadi salah satu moda transportasi pilihan masyarakat untuk melakukan perjalanan Jakarta-Bandung dan sebaliknya.

Berdasarkan data tiket terjual, dari 21.312 penumpang, 497 penumpang atau 2,3% diantaranya merupakan penumpang first class, 886 penumpang atau 4,2% penumpang business class, dan 19.929 penumpang atau 93,5% penumpang premium economy class.

Rata-Rata Okupansi Kereta Cepat

Rata-rata okupansi masing-masing perjalanan mencapai 98,5 persen. Adapun untuk jadwal tertentu okupansinya mencapai 100% atau terjual habis. Melihat tingginya permintaan penumpang tersebut, KCIC secara berkala juga melakukan evaluasi khususnya terkait jadwal dan jumlah perjalanan kereta.

KCIC berharap, ke depannya penumpang akan tetap terus tinggi dan semakin banyak yang terbantu dengan kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung, termasuk peningkatan dari berbagai sektor seperti pariwisata, UMKM dan lainnya.

Canggih, Mitigasi Kereta Cepat Whoosh dari Ancaman Hujan Deras dan Petir

Tampilan Kereta Cepat 'Whoosh'
Penggunaan nama Whoosh terinspirasi dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi ini. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Sebelumnya, sejumlah daerah di Jakarta sudah diguyur hujan. Sejumlah pihak melakukan antisipasi curah hujan tinggi di saat musim penghujan ini. Salah satunya adalah PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terkait pengamanan operasional perjalanan kereta cepat Whoosh.

Saat ini KCIC sudah menjalankan berbagai instrumen untuk melindungi kereta cepat dari bahaya di musim hujan. Mulai dari Disaster Monitoring Center, sensor pendeteksi ancaman keselamatan seperti benda asing di sepanjang trase, dan Disaster Monitoring Terminal di Tegalluar sebagai pusat pengelolaan data kebencanaan.

"Keselamatan dan kenyamanan penumpang merupakan hal yang paling utama dalam operasional Kereta Cepat Whoosh," Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa, dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu (11/11/2023).

Selain itu, KCIC juga memiliki pusat pengelolaan data yang dilengkapi dengan perangkat canggih untuk memantau dan mengelola semua aspek keamanan. "Ini adalah komitmen kami untuk memberikan kontrol yang ketat atas situasi apapun yang mungkin terjadi," sambungnya.

Eva menjelaskan, Kereta Cepat Whoosh juga telah didesain untuk mampu beroperasi optimal di negara 4 musim maupun negara 2 musim melalui sensor-sensor terkait hujan dan petir yang terpasang. Konstruksi maupun KCIC400AF telah disesuaikan dengan kondisi iklim tropis yang ada di Indonesia

Untuk mendeteksi ancaman dari hujan, KCIC telah memasang sensor setiap 20 km di sepanjang trase. Alat sensor tersebut akan mengirim data terkait intensitas hujan ke pusat kendali.

"Jika curah hujan yang terdeteksi berpotensi menimbulkan ancaman, maka tindakan mitigasi pun dapat segera dilakukan salah satunya melalui menurunkan kecepatan maksimal perjalanan," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya