Liputan6.com, Jakarta - Brian Trautman menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja selama 60 jam seminggu sebagai insinyur perangkat lunak di perusahaan seperti Microsoft.
Namun, dia menyadari bahwa bagian terbaik dari hari-harinya justru adalah perjalanan dari dan ke tempat kerjanya. Dalam salah satu perjalanan tersebut, Trautman memutuskan bahwa ia perlu melakukan perubahan.
Baca Juga
Pada Mei 2008, setelah dua tahun menabung sebanyak mungkin, dia menjual semua harta bendanya, termasuk townhouse dengan tiga kamar tidur di Redmond, Washington, dan memulai cuti panjang selama dua tahun untuk berlayar keliling dunia.
Advertisement
″Saya berpikir setelah dua tahun, saya akan siap dan tahu persis apa yang ingin saya lakukan selama sisa hidup saya, dan saya tidak pernah kembali," kata Trautman melansir pada CNBC Make It, Jumat (17/11/2023).
Trautman akhirnya membeli sebuah perahu layar sepanjang 53 kaki yang disebut SV Delos. Kapal ini memiliki tiga kabin dan dua kamar mandi.Â
Ditulis CNBC Make It, ketika Trautman berlayar, ia menghabiskan uang tabungannya selama dua tahun. Kemudian bekerja serabutan sambil berkeliling dunia untuk bertahan hidup.
Bikin YouTube
Kemudian, pada 2011, saat berlabuh di Selandia Baru, dia bertemu dengan istrinya yang sekarang, Karin. Keduanya mulai merekam petualangan mereka di atas kapal bersama dan meluncurkan saluran YouTube mereka yang bernama Sailing SV Delos.
"Itu tidak seharusnya menjadi pekerjaan penuh waktu. Itu hanya untuk menghidupi kami dan membantu mendanai perjalanan kami. Dan sekarang hanya itu yang kami lakukan," kata Trautman.
Pasangan ini menggunakan uang yang mereka hasilkan dari saluran YouTube dan urun dana untuk menopang gaya hidup mereka. Hidup di atas perahu layar memang memiliki tantangan tersendiri.
Biaya Hidup di Kapal
Â
Perahu layar ini memiliki kabin di bagian belakang yang berfungsi sebagai kamar tidur Trautman dan istrinya, kabin di bagian depan untuk putrinya, dan kabin ketiga untuk para tamu. Perahu ini juga memiliki area dapur yang dilengkapi dengan oven konveksi, mesin pencuci piring, dan pemanggang roti.
"Kami memiliki banyak peralatan modern dan kenyamanan yang mungkin Anda temukan di rumah Anda sendiri. Semuanya dalam skala yang lebih kecil," kata Trautman.
Meskipun SV Delos memiliki tiga lemari es yang memungkinkan keluarga ini menyimpan banyak daging atau ikan, namun yang menjadi masalah adalah buah dan sayuran segar. Pasangan ini hanya bisa menyimpan cukup untuk beberapa minggu sebelum mereka harus kembali ke daratan untuk membeli lagi. Hal ini jauh lebih sulit daripada yang terlihat.
"Kami hidup dan mati oleh cuaca di sini, jadi cuaca menentukan semua yang kami lakukan," kata Trautman. "Kehidupan ini sering kali tidak nyaman. Ini jauh lebih sulit daripada tinggal di rumah."
Selama perjalanan belanja di kota, pasangan ini menghabiskan sekitar USD 500 untuk membeli bahan makanan yang dapat bertahan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada apa yang mudah rusak dan apa yang tidak.
Selain bahan makanan, pasangan ini menghabiskan sekitar USD 1.900 per bulan untuk asuransi kapal, perawatan, bahan bakar, dan utilitas. Mereka juga membayar USD 250 per bulan untuk Wi-Fi satelit.
Advertisement
Keliling Dunia dan Hidup Berpindah-Pindah
Sejak ia mulai berkeliling dunia dengan kapal, Trautman telah mengunjungi lebih dari 45 negara dan telah menempuh jarak 70.000 mil laut.
Pasangan ini sempat kembali tinggal di daratan ketika Karin hamil tujuh bulan. Mereka pindah ke Swedia, tempat keluarga Karin tinggal dan tempat Sierra lahir. Saat Sierra berusia empat bulan, keluarga yang kini beranggotakan tiga orang ini kembali hidup di atas perahu layar.
"Itu adalah perubahan besar pada gaya hidup kami, tetapi sangat bermanfaat. Kami bisa duduk di bagian belakang perahu dan melihat hiu, pari, ikan buntal, lumba-lumba, dan paus," kata Trautman.
"Dia bisa melihat semua hal ini secara nyata, bukan hanya di buku."
Agar tetap terhubung dengan anggota keluarga mereka di darat, Trautman mengatakan bahwa mereka meminta orang-orang yang mereka cintai untuk mengunjungi ketika mereka berlabuh. Sebagai contoh, orang tuanya datang mengunjungi mereka di Karibia dan keluarga Karin mengunjungi mereka di Filipina.
Sekarang Sierra sudah berusia empat tahun, Trautman mengatakan bahwa mereka berencana untuk tinggal di Polinesia Prancis selama setahun ke depan, namun ia juga mempertimbangkan untuk kembali ke Swedia secara penuh agar putri mereka dapat tumbuh di sekitar budaya dan keluarga Karin.
"Perjalanan ini mengubah DNA saya pada intinya, di mana saya menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya," kata Trautman.
"Saya memiliki pandangan yang berbeda tentang prioritas dan apa yang penting dalam hidup saya. Waktu yang saya habiskan bersama teman, keluarga, dan orang-orang terkasih adalah yang terpenting."